Kapolri Tito Ditantang
Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) tantang Kapolri Tito Karnavian perjelas status Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebelum tanggal 4 November mendatang. Jika tidak, maka Ia memastikan kemarahan umat Islam memuncak.
"Unjuk rasa besar-besaran yang direncanakan hari Jumat tanggal 4 November adalah puncak dari kemarahan ummat Islam atas lambannya penanganan kasus Ahok oleh Polri," kata Pedri Kasman Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, lewat keterangan tertulis (31/10).
Jika melihat pada bukti yang ada, lanjut Pedri, semestinya Ahok sudah sangat layak dijadikan tersangka. Namun Bareskrim Polri belum juga memberikan kepastian. Bahkan sampai hari ini, Ahok belum juga dipanggil sebagai terlapor.
Selain itu, Ia menilai penjelasan Polri ke publik juga terlihat tidak sempurna dan gagap. "Kami menangkap seolah ada kekuatan lain yang mengintervensi kasus ini. Karena itu kami meminta kepada Bapak Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar segera memberikan jawaban kepada publik dengan segera memanggil Ahok dan memperjelas status hukumnya sebelum tanggal 4 November," lanjutnya.
Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah ini juga meminta Kapolri memberikan penjelasan yang utuh kepada masyarakat. Sehingga demo akbar 4 November ini bisa lebih sejuk, karena publik sudah mendapat gambaran atas kasus ini.
"Jangan biarkan kasus ini menjadi bola liar yang berpotensi menjalar ke mana-mana. Semestinya Kapolri dan termasuk Presiden Jokowi lebih arif atas apa yang menjadi keresahan masyarakat. Jangan justru terkesan melakukan pembiaraan," jelas dia.
Terkait ikut atau tidaknya Angkatan Muda Muhammadiyah pada aksi 4 November mendatang, Ia mengaku PP Pemuda Muhammadiyah akan memberikan keleluasaan pada anggotanya. "Bahkan mungkin akan kami mobilisasi," janjinya.
Sebab, aktivis berdarah Minang ini mengatakan dari awal posisi Pemuda Muhammadiyah sudah jelas, yaitu menuntut kasus ini segera diselesaikan secara hukum. Tapi lantaran Polri hingga saat ini tidak juga memproses laporan mereka sebagaimana mestinya, maka aksi-aksi demonstrasi menurutnya adalah pilihan tepat.
Pedri berharap, agar Kapolri dan Presiden tidak abai atas apa yang berkembang di masyarakat. Sebab, kata dia, keharmonisan dan keberagaman bangsa ini terlalu mahal dipertaruhkan karena seorang Ahok.