Sarapan di Istana, Surya Paloh: Ada Koreksi Yang Perlu Dilakukan
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh menolak menaruh curiga kepada pihak-pihak yang disinyalir menjadi aktor politik di balik aksi bela Islam yang dilatarbelakangi oleh kasus penistaan Surat Al-Maidah ayat 51. Ia justru lebih memilih untuk mengambil hikmah positif di balik kasus ini.
"Ada semangat yang bagus barangkali, ada koreksi yang perlu dilakukan," ujarnya kepada wartawan ketika sarapan pagi bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta pagi ini.
"Itu membesarkan hati kita semua," sambungnya.
Salah satu bos dari partai pendukung Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini tidak menutup diri dari protes yang dilakukan oleh sebagian umat Islam. Menurutnya, semangat untuk saling mengoreksi bukanlah sesuatu hal yang harus dihindari.
"Demo luar biasa besarnya, pemerintah cepat menanggapi itu. Ahok menjadi tersangka," tutur Surya.
Ia juga menolak menyebut nama aktor politik di balik gelombang protes umat Islam belakangan ini. Hanya saja, Ia mengajak agar siapapun di balik aksi unjuk rasa tersebut sama-sama menumbuhkan kesadaran untuk kebangkitan Indonesia.
"Aktor politik inilah, yang mau saya bilang...," tutur Surya.
"Kita ajak kesadaran bersama ini waktunya untuk bangkit," lanjutnya.
Semangat untuk bangkit ini, menurut Surya harus dijaga karena Indonesia masih banyak ketinggalan di segala bidang. Semangat untuk bangkit ini menurutnya harus dibangun dengan semangat kekitaan.
"Upaya meyakinkan, untuk memperkuat semangat kekitaan. Bukan anda dan saya," terang Bos Media Group ini.
Namun, Ia tidak akan membiarkan ada pihak-pihak yang tidak senang dengan pemerintahan saat ini, lalu ingin melakukan kudeta secara inkonstitusional.
"Kalau memang itu yang harus dilaksanakan, seluruh komponen umat bangsa yang menginginkan konstitusi ditegakkan. Kita lawan," tegasnya.