Hari ini 1,2 Juta Keluarga di 44 Kota Serentak Terima Bantuan Pangan Non Tunai

Sebanyak 1,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di 44 kota se-Indonesia hari ini menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Penyaluran secara simbolis dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (23/2). Peluncuran ini juga berlangsung di beberapa kota lainnya di antaranya Makassar, Bandung, Jambi, Solo dan Surabaya. 

Mendampingi peluncuran bantuan adalah para pimpinan lembaga terkait, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa, Menteri Negara BUMN Rini Sumarno, Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman D. Hadad, Kepala Badan Urusan Logistik, Jarot Kusumayakti, serta Direktur Utama Bank HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara).

"Alhamdulillah dengan peluncuran secara serentak di 44 kota ini maka saat ini para penerima manfaat sudah dapat menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) untuk membeli bahan pangan di e-warong," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai peluncuran BPNT.  

Mensos mengatakan penyaluran bantuan ini merupakan upaya reformasi program subsidi Beras Sejahtera (Rastra) yang sebelumnya telah dijalankan.

Skema bantuan baru ini mengubah metode subsidi beras yang sebelumnya disalurkan dengan harga murah untuk ditebus terlebih dahulu menjadi didapatkan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan membelanjakan dana bantuan setiap bulannya untuk membeli bahan pangan di tempat pembelian bantuan pangan Non Tunai yang telah disediakan. 

Skema ini diharapkan menjadi lebih efektif dan berkualitas untuk memenuhi target 6 T (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Kualitas, dan Tepat Administrasi) serta memberikan nutrisi yang lebih yang lebih baik sesuai kebutuhan keluarga. 

"Penyaluran bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara non-tunai menggunakan sistem perbankan untuk kemudahan mengontrol, memantau, dan mengurangi penyimpangan," paparnya. 

Khofifah mengatakan penerima manfaat BPNT juga akan semakin mudah dalam mencairkan bantuan karena adanya teknologi interkoneksi dan interoperabilitas. Teknologi ini, lanjutnya, memungkinkan penerima bansos mencairkannya di seluruh ATM bank milik negara. 

"Dengan adanya interkonesi antar bank maka akses lebih mudah dan luas bagi keluarga penerima manfaat bantuan dimanapun mereka berada. Apabila sewaktu-waktu memerlukan pencairan uang bansos juga bisa dilakukan di agen BTN, BNI, BRI dan Bank Mandiri," katanya.  

Khofifah menerangkan pada prinsipnya BPNT disalurkan oleh bank kepada rekening KPM. Dana tersebut tidak dapat ditarik tunai, namun hanya dapat digunakan membeli jenis pangan yang telah ditetapkan.

"Apabila uang bantuan tidak habis pada bulan berjalan, maka uang tersebut tetap tersimpan dalam rekening KPM dan dapat digunakan berbelanja pada bulan berikutnya," paparnya.  

BPNT dapat dipergunakan untuk membeli beras, telur, tepung dan gula. Bahan pangan tersebut disediakan oleh Bulog, sementara lokasi pembeliannya di e-Warong yang terdiri atas e-Warong KUBE PKH, kios/warung/toko sembako yang telah menjadi agen bank, serta Rumah Pangan Kita yang telah menjadi agen bank.

"Masyarakat bisa memilih mau membeli beras kualitas seperti apa. Kualitas standar, medium, atau premium," tuturnya. 

Pada tahun 2017, penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai dilaksanakan secara serentak di 44 kota yang terdiri dari 7 kota di Sumatera, 34 kota di Jawa dan 3 kota di wilayah timur. 

Adapun target penyaluran tahun 2017 adalah sekitar 1,286 juta KPM dengan total nilai sebesar Rp1,7 triliun. Target ini direncanakan meningkat signifikan pada tahun 2018 menjadi sekitar 10 juta keluarga penerima bantuan. (*)