Beras Habis, Bu Kaya di Jatim Makan Rumput dan Abu

Untuk bertahan hidup, Sulimat atau Bu Rokayah (70), warga Dusun Krajan B, Desa Gambirono, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember sehari-hari makan rumput. Dia juga makan abu sisa pembakaran kayu.

Bu Kaya, begitu panggilan akrabnya hidup memprihatinkan di sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu. Rumah itu berdiri di atas tanah milik PT Perkebunan Nusantara X. Dia tak punya anak, suaminya meninggal beberapa tahun silam.

Sehari-harinya, Rokayah tidur di atas dipan reot dan memasak dengan tungku yang terbuat dari batu bata dan tanah. Atap rumahnya berlubang dan ditembus air saat hujan. 

Rokayah pernah mendapat uluran tangan dari tetangga. Seperti beras, namun saat beras habis, dia memilih memakan rumput daripada merepotkan orang lain. 

Terakhir, dia memakan rumput 10 hari lalu. Rumput itu dicabutnya dari belakang rumah. Sebelum dimakan, Rokayah mengulek hingga halus dan mudah ditelan. "Seperti minum jamu," katanya.

Rokayah juga punya cara untuk menolak sakit. Dia tahu orang miskin sepertinya tak boleh jatuh sakit. "Saya makan abu sisa pembakaran dicampur air kapur," katanya.

Mendapat kabar itu, Kementerian Sosial langsung turun tangan mengecek kabar mengenaskan yang dialami Bu Kaya.

"Sudah dicek sama pak dirjen (Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial-Dirjen Linjamsos). Kalau Siskada (sistem informasi kearsipan dinamis) kan bisa dilihat. Ternyata beliau itu sebetulnya penerima Rastra (beras sejahtera)," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai acara Rapat Koordinasi Sinergitas Bantuan Sosial Non Tunai di Jawa Timur Tahun 2017 di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Kamis (3/3/2017).

"Seandainya beliau belum terima, mungkin bisa dicek, apakah kemungkinan belum bisa bayar harga tebus Rastra," tambahnya.

Mensos sudah menyampaikan ke dirjen perlindungan sosial Kemensos, agar Bu Kaya dapat dimasukan ke PKH lanjut usia (lansia).

"PKH lansia untuk umur 70-tahun keatas kurang mampu," terangnya. (beritajatim/ berbagai sumber)