4 Tips Mengatasi Masalah Keuangan Dalam Keluarga
Tak bisa dipungkiri masalah keuangan, terutama dalam keluarga menempati posisi teratas dalam daftar alasan keributan keluarga, khususnya pertengkaran suami istri. Beberapa studi menemukan bahwa sekitar 80 persen perceraian pasangan pada usia 30 tahun disebabkan oleh masalah keuangan sebagai penyebab utamanya.
Sama halnya dengan studi lainnya yang menemukan bahwa pasangan dimana wanitanya lebih dominan mengambil peran aktif dalam masalah keuangan dalam keluarga lebih cenderung akan tetap bahagia.Perlu diketahui pasangan yang menyelesaikan masalah manajemen keuangan mereka dengan baik, akan mungkin untuk menemukan kesepakatan bersama mengenai pengeluaran, tabungan dan perencanaan keuangan.
Ketidaksepahaman mengenai permasalahan keuangan memang tidak dapat kita pungkiri, karena fakta ini memang selalu terjadi disemua tingkat pendapatan. Jadi, tidak selalu mereka yang memiliki penghasilan rendah menjadikan hal tersebut sebagai satu-satunya atau penyebab utama perselisihan. Dan tidak pula sebaliknya, mereka yang berpenghasilan tinggi terhindar dari konflik managemen keuangan.
Cara terbaik untuk mencapai kesepakatan bersama dalam mengatur keuangan dalam keluarga adalah berkomunikasi dan berkompromi bersama. Tanpa dua hal ini, bisa dipastikan pertengkaran tentang uang dapat dengan cepat merusak rasa percaya dalam pernikahan.
Lalu bagaimana solusinya?
1. Tidak selalu berfokus pada jumlahnya
Banyak orang yang sering sekali keliru menganggap jika mereka bisa menghasilkan uang lebih banyak, maka masalah keuangan mereka akan hilang. Namun, faktanya dalam kebanyakan kasus, manajemen keuangan yang buruk hanya kan menjadi semakin parah dengan lebih banyak uang alih-alih menjadi lenyap.
2. Jangan beranggapan hubungan kamu dapat ditukarkan dengan barang
Fakta yang sering terjadi disekitar adalah, terkadang orang-orang mengembangkan rasa bergantung ke barang-barang karena mereka sulit percaya dengan orang lain. Hal ini membuat akan semakin tinggi nilai konsumtif dalam diri sehingga menimbulkan sikap boros, yang dikhawatirkan akan menyebabkan stress dan konflik karena hutang dan dapat dengan cepat merusak pernikahan.
Jangan biarkan cinta materi menjadi lebih penting daripada cinta bagi pasangan kita. Elemen penting dari manajemen keuangan yang berhasil adalah mampu merasa nyaman saat dalam keadaan rentan.
3. Kurangi membeli sesuatu yang tidak diperlukan hanya agar merasa puas
Beberapa orang sering sekali membeli sesuatu untuk mencoba mengisi kebutuhan emosional dalam hidup mereka. Faktanya, kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi dengan lebih banyak harta benda, sehingga hal itu dapat menjadi lingkaran setan, yaitu semakin banyak membeli, merasa semakin kurang puas.
Cobalah kenali apa saja kebutuhan kamu untuk rasa percaya diri, rasa hormat, atau kasih, dan temukanlah cara yang sehat untuk memuaskannya. Misalnya, mempelajari keterampulan baru atau luangkan lebih banyak waktu dan energi ke dalam hubungan kamu. Karena kegiatan-kegiatan seperti itu akan membantu kamu merasa lebih puas tanpa harus mengeluarkan banyak uang yang mungkin tidak kamu miliki.
4. Jangan merasa sistem keuangan kamu lebih baik bagi pasangan
Berbicara tentang uang, setiap orang memiliki sejarah dan hubungan emosionalnya tersendiri dengan uang. Bisa jadi tingkat kenyamanan pasangan kamu mengenai keuangan, pengeluaran dan menabung mungkin berbeda dengan kamu. Cobalah untuk membahas dengan pasangan kamu bagaimana pendapatnya tentang pengaturan keuangan kamu saat ini. Bisa jadi pendapat berbeda darinya, menjadi warna baru untuk kamu membuat sistem keuangan yang baru.
Ingat, bersedialah berkompromi dan membuat perubahan agar kamu dan pasangan dapat merasa bahagia dan nyaman dengan situasi keuangan keluarga kalian.
Semoga bermanfaat ya.