Ziarah ke Makam Siswa SD yang Meninggal Akibat Perundungan, Khofifah: Ini Pelajaran!
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengunjungi kediaman SR (8) murid kelas II SD Longkewang, Sukabumi, Jawa Barat yang diduga meninggal akibat perundungan atau bullying, Jumat (11/8). Kunjungan Khofifah guna memberikan dukungan moril kepada keluarga almarhum supaya tegar dan kuat.
"Saya turut berduka cita atas meninggalnya SR. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan serta keikhlasan dalam menghadapi cobaan ini," ungkap Khofifah.
Kepada keluarga korban, Khofifah juga menyerahkan sejumlah bingkisan dan santunan kematian. Khofifah pun menyempatkan berziarah ke makam SR dan mengajak seluruh rombongan dan awak media untuk mendoakan korban.
Khofifah mengatakan, apa yang terjadi kepada SR bukanlah sesuatu yang baru dan sudah terjadi sejak lama. Hanya saja sekarang ini efek media sosial begitu dahsyat sehingga sebuah kejadian dapat cepat menyebar. Ditambah, ada sebuah "virus" dimana hampir setiap orang gemar menyebar berbagai kejadian ke dalam akun mereka sehingga informasi cepat terdiseminasi.
Namun demikian, lanjut Khofifah, kasus ini harus menjadi bahan pembelajaran bagi seluruh pihak. Terutama keluarga dan sekolah. Terlebih korbannya harus meregang nyawa. Perundungan sendiri, kata dia bisa terjadi tak hanya fisik, tetapi juga psikis.
Khofifah menambahkan, aksi perundungan atau bullying tidak bisa dibiarkan begitu saja lantaran memiliki efek yang besar. Bagi si pelaku, kemungkinan akan berkembang menjadi pribadi yang kurang baik di masa depan. Sementara korban bullying, juga berpotensi memiliki kecenderungan untuk balas dendam.
"Bullying bisa juga terjadi di media sosial. Dan yang dikhawatirkan, ini bisa menyebabkan suicide bullying atau perundungan yang mengakibatkan korban memilih bunuh diri karena depresi," imbuhnya.
Khofifah menuturkan, semoga ada titik terang terhadap kasus kematian SR. Karena sempat terjadi kesimpangsiuran penyebab kematian SR yang juga disebut-sebut memiliki penyakit bawaan.
"Yang jelas pihak sekolah harus bertanggungjawab atas kejadian tersebut mengingat kejadian berlangsung disekolah. Menurut saya ini bisa diakibatkan kelalaian guru dan sekolah," imbuhnya.
Khofifah berharap agar kasus bullying seperti ini menjadi yang terakhir. Ia pun meminta kepada masyarakat untuk tidak mudah menyebarkan konten berbau kekerasan via media sosial.
"Disadari atau tidak tayangan-tayangan tersebut seperti memberi contoh untuk melakukan hal serupa. Seperti dulu saat ada tayangan smackdown dimana banyak anak-anak yang akhirnya mengikuti aksi yang ia tonton, berbagai aksi kekerasan dalam tayangan tersebut ditiru padahal itu hanya untuk ditonton, tidak untuk ditiru," ujarnya.
"Jangan sampai generasi penerus bangsa ini menjadi generasi yang lekat dan dekat dengan berbagai tindakan kekerasan dan anarkis," tambah Khofifah.
Ditanya soal hukuman bagi pelaku, Khofifah mengatakan hal tersebut menjadi domain pihak yang berwajib. Namun demikian, karena pelakunya diduga adalah anak-anak maka bentuk hukuman yang diberikan harus didasarkan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).
Sementara itu, Ibunda SR Ijah (40) dan Kakak SR Abdurahim mengucapkan banyak terimakasih atas kunjungan dan dukungan yang diberikan Khofifah. Menurut Ijah, besaran bantuan yang diberikan bukanlah soal utama. Kedatangan Khofifah dan dukungan yang diberikan kepada keluarganya lebih dari cukup.
"Saya sekeluarga tidak menyangka seorang menteri mau jauh-jauh datang ke desa, ke rumah kami yang seadanya. Ini bukti pemerintah peduli terhadap rakyatnya. Terimakasih,"ujarnya. (*)