Empat Jam Berjibaku dengan Api, Karhutla di Muara Enim Berhasil Dipadamkan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa, 26 September 2017. Meski alami berbagai kendala, Brigade Manggala Agni Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) KLHK-Manggala Agni, berhasil memadamkan api di sejumlah wilayah rawan karhutla.

Sebagaimana pemadaman yang dilakukan Manggala Agni Daops Muara Bulian, di Dusun Bukit Paku, Desa Pelayangan, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, meski waktu menunjukkan pukul 00.15 WIB (26/09/2017), tim terus melakukan pemadaman bersama Polsek Muara Tembesi, selama kurang lebih 1,5 jam.

Sementara itu, Manggala Agni Daops Lahat juga melakukan pemadaman di Desa Kayu Ara Batu, Kecamatan Muara Belida, Kabupaten Muara Enim. Pemadaman yang dilakukan bersama dengan anggota Danramil Gelumbang dan Polsek Gelumbang ini, dilakukan pada lahan sekitar 4 Ha dan 6 Ha. Jauhnya jarak sumber air, tidak menyurutkan upaya pemadaman ini.

Pemadaman secara terpadu juga dilakukan Manggala Agni Daops Banyuasin, bersama TNI, Polri, BPPD, PBK, dan Satgas udara BNPB, di Desa Muara Baru, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Srlatan, pada lahan gambut seluas ± 6 Ha. Setelah kurang lebih 4 jam berjibaku dengan api, kebakaran akhirnya dapat dikendalikan.

Keberhasilan melakukan pemadaman juga dilakukan oleh Manggala Agni Daops Tinanggea, bersama dengan Personel Polsek Tinanggea dan petugas Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watimohai (TNRAW). Pemadaman dilakukan di dalam kawasan Hutan TNRAW tepatnya di wilayah Desa Tatangge, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, selama kurang lebih 3 jam di area terbakar sekitar 50,048 Ha.

Walaupun berhasil melakukan pemadaman karhutla di beberapa area, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, Raffles B. Panjaitan tetap menghimbau agar masyarakat dapat mendukung upaya pencegahan karhutla.

"Upaya pencegahan tentunya juga tetap dilakukan oleh Manggala Agni melalui groundcheck atau pengecekan hotspot pada lokasi-lokasi yang terpantau titik panas berdasarkan Satelit, baik NOAA maupun TERRA AQUA untuk mencegah meluasnya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Sosialisasi, penyuluhan, anjangsana melalui kegiatan patroli terpadu dan rutin tetap dilakukan dalam rangka pendekatan kepada masyarakat dan memberikan penyadartahuan tentang peran dan keterlibatan masyarakat dalam pencegahan karhutla", jelas Raffles B. Panjaitan. 

Raffles juga menambahkan bahwa meskipun cuaca di beberapa provinsi rawan karhutla tidak menentu, Manggala Agni harus tetap waspada dan terus bergerak di lapangan.

Sementara itu pantauan Posko Pengendalian Karhutla KLHK pada hari Senin (25/09/2017), mencatat hanya 1 hotspot berdasarkan satelit NOAA, yaitu di Kalimantan Barat.

Pantauan kedua satelit lainnya, baik dari TERRA-AQUA (NASA) maupun TERRA-AQUA (LAPAN), juga tidak memiliki perbedaan yang berarti. Dari pantauan TERRA-AQUA (NASA) confidence level ?80% terpantau 10 titik panas di seluruh wilayah Indonesia yaitu di Sumatera Selatan 4 titik, Kalimantan Barat 1 titik, dan di Lampung 5 titik. Sedangkan dari pantauan Satelit TERRA AQUA (LAPAN) confidence level ?80% menunjukkan ada 13 titik panas di wilayah Indonesia, yaitu di Bangka Belitung 1 titik, Kalimantan Barat 2 titik, Sumatera Selatan 4 titik, Lampung 5 titik dan Sumatera Utara 1 titik. 

Dengan demikian, pada tahun 2017 sampai dengan 25 September 2017, dari hasil pantauan satelit NOAA19 total hotspot sebanyak 2.260 titik. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2016 jumlah hotspotsebanyak 3.236 titik. Terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 976 titik atau 30,16%.

Begitupun dalam pantauan satelit TERRA AQUA (NASA) confidence level >80%, terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.879 titik atau 54,10% dari tahun 2017. Jika total hotspot di tahun 2016 sebanyak 3.473 titik, kini di tahun 2017 dalam periode yang sama hanya sebanyak 1.594 titik. (*)