KAHMI Dorong Kementan Wujudkan Indonesia jadi Lumbung Pangan Dunia

Departemen Teknologi Pertanian, Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) mendukung upaya dan program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045. Untuk mempercepat dan mewujudkan ini, MN KAHMI mengusulkan terobosan yakni diversifikasi teknologi pertanian yang spesifik lokasi. 

"Kita patut apresiasi kerja keras pemerintahan Jokowi-JK yang mengutamakan program teknologi khususnya dengan nyata beri bantuan mekanisasi pertanian yang sangat besar. Kami akan dorong agar teknologi pertanian sesuai dengan kebutuhan petani setempat sehingga program yang diarahkan pemerintah dapat diterapkan," demikian ungkap Ketua Departemen Teknologi Pertanian, MN KAHMI, yang diwakili Sekretaris Departemen Teknologi Pertanian, Abiyadun yang hadir di acara Pelantikan Pengurus MN KAHMI masa bakti 2017-2022 di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Minggu malam (11/3/2018).

Jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) atau HMI Cabang Bogor ini menuturkan pentingnya teknologi mekanisasi pertanian dalam meningkatkan kesejahteraan petani karena dipastikan dapat menghemat biaya dan mencegah kehilangan panen. Teknologi pertanian tersebut yang mendesak dibutuhkan adalah teknologi untuk menangani pra dan pascapanen.

"Seperti yang pernah disampaikan Menteri Pertanin Andi Amran Sulaiman, teknologi mekanisasi pertanian dapat meningkatkan produksi sebanyak 10 persen, mengurangi kehilangan panen 10,2 persen dan mampu menghemat biaya produksi mencapai 40 persen. Jadi ini harus kita dorong," tutur Abiyadun.

Misalnya, analisis usahatani pada komoditas hortikultura dengan dukungan mekanisasi modern yang ditelah diluncurkan Badan Litbang Kementerian Pertanian pada tahun lalu, dapat menekan biaya untuk bawang merah Rp 33,9 juta per hektar atau efisiensinya 45 persen. 

"Kemudian untuk cabai mampu menekan biaya Rp 28,6 juta per hektar atau efisiensi 38 persen dibandingkan secara manual," terang Abiyadun.

Sementara itu, Anggota Departemen Teknologi Pertanian, MN KAHMI, Yayan Suherman menegaskan terobosan yang tidak kalah pentingnya lagi untuk mengejewantahkan terwujudnya Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia, yakni perlu dihidupkan kembali misalnya lumbung pangan komunitas dengan teknologi rendah.

"Majelis Nasional KAHMI nanti menjadi wadah terwujudnya hal ini. Koordinasi atau pun kerja sama dengan pihak perguruan tinggi, pelaku usaha dan pemerintah sendiri menjadi langkah awal dan utama. Sinergitas yang serius 3 elemen ini harus kita dorong sampai kongkret," tegas Yayan yang merupakan jebolan HMI Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Dia membeberkan terobosan ini sangat penting guna mendorong pemuda di pedesaan terjun ke sawah menjadi petani. Pemuda memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi atau terobosan baru sehingga dapat mengoptimalkan dan membangunkan potensi lahan cukup luas seperti lahan tidur, rawa dan pasang surut .

"Dulu kan para pemuda tidak mau ke sawah karena bertani kita sangat tradisional dan penghasilannya sangat rendah jika dibanding kerja di sektor industri atau lainnya. Padahal menjadi petani penghasilannya jauh lebih besar. Apalagi bertani dengan teknologi modern, sambil mesin panen saja bisa sambil menelpon dan tidak kotor," bebernya.

"Karena itu, jika pemuda bergerak, kita optimis wujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dan merealisasikan nawa cita yakni membangun negara dari pinggiran melalui sektor pertanian," pungkas Yayan. (*)