Jelang Kontra China Taipei, Timnas Palestina Kehilangan 7 Pemain di Gaza

Latihan di bawah desingan peluru dan dentuman bom adalah makanan sehari-hari Timnas Palestina. Bukan malah takut, justru mental mereka membaja.

Di bawah komando Islam Masharqa, Timnas Palestina akhirnya sampai ke Indonesia.  Sang manajer muda 27 tahun ini harus membawa skuadnya melalui perjalanan panjang dan berliku. 

Sebelum tiba di Indonesia, Ia mengaku harus singgah di Oman, Uzbekhistan dan Vietnam terlebih dahulu. 

Sejenak, Islam terdiam. Jakun pria jangkung ini naik turun, Ia mengangkat kepalanya lalu memutar menatap seisi lapangan seakan menyembunyikan kesedihan. Ia mengaku kehilangan tujuh pemain andalan yang akan diberangkatkan ke Jakarta. Ke tujuh pemainnya itu menjadi korban di Gaza.

Karena itu, Islam mengaku tak memasang target muluk-muluk di pesta olahraga terbesar di Asia tahun ini. Ia hanya ingin menyampaikan pesan damai kepada dunia lewat sepakbola.

"Football for peace, it is our message," kata Islam ketika berbincang dengan Rakyat Merdeka di lapangan latihan A Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta kemarin.

Beberapa jam sebelum obrolan kami, serangkaian serangan udara Israel mendarat di Palestina. Serangan ini membunuh seorang wanita hamil dan putrinya, yang masih berusia satu tahun. Keduanya tewas di daerah Jafarawi, seperti diberitakan BBC.

Tak bisa dipungkiri, hati Islam dan pemainnya tentu terbelah. Antara mempersiapkan pertandingan jelang laga kontra China Taipei malam nanti (10/8) pukul 18.30 WIB dengan memikirkan kondisi keluarganya di kampung halaman. 

"Tapi kami harus kuat setiap waktu," ungkap pria brewok ini. "Karena itu kami butuh dukungan dari Indonesia. Indonesia is our big brother forever," lanjut Islam.

Ungkapan bahwa Indonesia sebagai kakak tertua bagi Palestina, tidak main-main diungkapkan Islam. Ia secara terang-terangan mengaku lebih menjagokan Indonesia sebagai juara ketimbang Korea, Jepang, Arab Saudi, Iran atau tim unggulan sepakbola Asia lainnya.

"Peluang Indonesia menang cukup besar, selain karena tuan rumah, supporternya yang dahsyat, saya juga sering menonton performa Timnas Indonesia. Pemainnya bagus-bagus. Pelatihnya bagus, bekas pemain Timnas Spanyol dan Barcelona (Luis Milla, red). Very-very good team. Indonesia is my favorite team," tandasnya tersenyum.

Dalam undian cabang olahraga sepakbola putra, Timnas Indonesia U-23 satu grup dengan Palestina di Grup A bersama Hongkong, Laos, dan Taiwan.

"Yang saya pikirkan adalah pertandingan besok (melawan China Taipei), tidak mau jauh-jauh. Step by step. Ya meskipun kami tentu juga punya mimpi bisa ikut berdiri di panggung juara," harapnya.

Tim Palestina tiba di Bekasi pada Rabu (8/8) sekitar pukul 19:50 WIB, setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Palestina akan diinapkan satu hotel bersama Timnas Laos dan Taiwan di salah satu hotel di Bekasi.

Setelah dihajar Palestina, baru giliran Indonesia berhadapan dengan China Taipei pada Minggu (12/8). Indonesia versus Palestina akan bertemu tiga hari setelahnya. (*)