Kapok! Media Hongkong ini Minta Maaf Pada SBY dan Partai Demokrat

Setelah menurunkan artikel investigasi yang mengungkapkan telah terjadinya pencucian uang dalam jumlah jumbo di era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhyono (SBY), Asia Sentinel minta maaf.

Media asal Hongkong itu pada 10 September 2018 lalu menyebut dana sebesar Rp 12 miliar dolar AS atau setara Rp 177 triliun dicuci melalui bank-bank internasional. Dituliskan John Berthelsen, artikel tersebut merujuk pada hasil investigasi bersama setebal 488 halaman yang disusun sebagai gugatan Weston Capital International, ke Mahkamah Agung Mauritius beberapa waktu lalu.

"Asia Sentinel ingin menarik kembali sebuah cerita yang terbit pada 10 September 2018 di situs web tentang mantan pemerintah Yudhoyono dan kasus Bank Century di Indonesia," tulis Asia Sentinel.

"Dalam artikel, yang ditulis sendiri oleh pemimpin redaksi Asia Sentinel, John Berthelsen, kami secara tidak adil menuliskan banyak tuduhan terkait dengan gugatan yang sedang berlangsung mengenai dampak dari Bank Century," lanjutnya.

Sebelumnya disebut, setidaknya 30 pejabat terlibat dalam skema pencucian ini. Tak pelak, SBY dan partai Demokrat meradang atas berita ini. Mereka mengancam akan menempuh jalur hukum.

"Jika tidak bisa dibuktikan, pembuat fitnah dalam dan luar negeri siap-siap akan dituntut Rp177 triliun. Nanti uangnya akan digunakan membantu rakyat yang sedang kesulitan saat ini," ancam SBY beberapa waktu lalu.

Asia Sentinel menyadari, berita yang mereka terbitkan "berat sebelah". Kurangnya disiplin konfirmasi sebagai syarat berita yang cover both side dan berimbang disesalkan media tersebut.

"Kami mengakui bahwa kami tidak mencari komentar yang adil dari orang-orang yang disebutkan dalam artikel itu, dan bahwa artikel itu hanya satu sisi dan melanggar praktik jurnalistik yang adil. Ini juga membawa berita utama yang meradang dan tidak adil bagi mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono," lanjut media Hongkong ini.

"Kami lebih lanjut ingin meminta maaf sepenuhnya kepada mantan Presiden Yudhoyono, Partai Demokrat, dan siapa saja yang dihina oleh artikel tersebut, lebih dari itu kepada rakyat Indonesia atas penghinaan yang mungkin kami timbul akibat artikel itu."

"Kami sangat menyesalkan rasa sakit yang telah diakibatkan oleh penghakiman ini. Akhirnya Asia Sentinel ingin menyatakan rasa hormatnya yang tinggi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang telah melayani negaranya dengan perbedaan dan secara luas dihormati sebagai negarawan Asia," pungkas Asia Sentinel. (*)