Kode Rossi Hengkang dari Yamaha

Tercatat, sudah 645 hari Rossi puasa kemenangan di balapan MotoGP. Terakhir pebalap 40 tahun itu finis pertama pada seri MotoGP Assen 2017. 

Dropnya prestasi sang juara dunia tujuh kali MotoGP itu mengkambing-hitamkan performa motor. Rossi memberikan peringatan agar Yamaha berbenah lebih baik lagi. 


  • Valentino Rossi saat menemui penggemarnya. Tercatat 645 hari The Doctor puasa kemenangan di MotoGP. FOTO: Twitter.com


Kegeraman Valentino Rossi pada performa motor Yamaha seakan mencapai puncaknya. Dia seakan memberi kode ingin hengkang dari tim garpu tala itu. 

Isyarat itu terlontar dalam wawancara dengan MCN Sport. Pembalap berjuluk The Doctor itu bahkan harus berpikir keras jika harus memperbarui kontraknya yang akan habis pada tahun 2020 mendatang. 

"Saya harus berpikir keras soal kontrak saat ini. Dan itu adalah pilihan penting. Saya tidak 100 persen yakin saya harus memikirkannya, bahkan jika itu adalah keputusan yang mudah untuk diambil," ujar Rossi dilansir Daily Star.

"Masih banyak waktu untuk saya berpikir soal itu lagi, dua tahun, tetapi saya kira saya tak terlalu berpikir banyak soal itu saat ini," sambungnya. 

Tercatat, sudah 645 hari Rossi puasa kemenangan di balapan MotoGP. Terakhir pebalap 40 tahun itu finis pertama pada seri MotoGP Assen 2017. 

Kemudian 28 balapan setelahnya, Rossi berhasil tujuh kali menembus podium. Dua kali Rossi finis kedua, dan lima lainnya menempati posisi ketiga. 

Sementara di MotoGP Austria 2017 dan MotoGP Jerman 2018 merupakan seri-seri saat Rossi menjadi runner-up. Dia hanya mampu meraih podium ketiga di seri Qatar, Prancis, Italia, Catalunya pada musim lalu. Sisanya di seri MotoGP Inggris 2017. 

Dropnya prestasi sang juara dunia tujuh kali MotoGP itu mengkambing-hitamkan performa motor. Rossi memberikan peringatan agar Yamaha berbenah lebih baik lagi. 

Sebab, Yamaha YZR-M1 musim ini tak terlalu banyak berubah performanya ketimbang motor musim lalu dimana mereka gagal bersaing dengan Honda dan Ducati. 

"Pada akhir balapan saya mendapatkan hasil yang sama seperti musim lalu, saya memang start di posisi belakang tetapi saya berhasil naik," kilahnya. 

"Problemnya adalah level performa kami lebih kurang sama seperti 2018 lalu saat ini. Saya terkejut karena pada sesi latihan saya tak mendapatkan kenyamanan tetapi tahun lalu saya mendapatkan posisi yang lebih baik." 

Beberapa kalangan membantah alasan Rossi tersebut. Banyak pihak menilai turunnya prestasi Rossi lebih karena faktor usia. Di usia 40 tahun, keberanian dan kekuatan Rossi di sirkuit tak bisa dipungkiri mulai menurun. ■