Video UAS Soal Salib, Ketua IPHI: Jangan Terprovokasi, Hati-hati Jebakan Perang Proxy

Reaksi berebihan atas video jawaban Ustad Abdul Somad (UAS) soal salib dapat memicu konflik antar umat beragama. Kondisi ini, jika dibiarkan dapat merusak persatuan bangsa.

  • Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ismed Hasan Putro (Baju putih, red). Foto: Facebook

JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ismed Hasan Putro mengajak umat muslim dan semua komponen bangsa tidak membuang-buang energi merespon video Ustad Abdul Somad (UAS) terkait salib.

Sebab, reaksi yang kontra-produktif dapat merusak persatuan bangsa. Ia berharap kasus ini bisa diselesaikan melalui dialog antar umat beragama.

"Sebenarnya ini kan urusan privat umat Islam. Pihak terkait tidak perlu reaktif berlebihan," kata Ismed kepada Bagus.co tadi malam.

Jika kasus ini diperpanjang, besar kemungkinan antar umat beragama akan saling mempolisikan. Ia mengimbau agar seluruh alumni Haji Indonesia yang tergabung dalam IPHI baik di Pusat maupun di Wilayah seluruh Indonesia, dapat menjaga suasana agar tetap kondusif.

"Kalau umat muslim juga terprovokasi, lalu mengadukan pendeta yang menghina Nabi Muhammad, kemudian mengecam Islam. Akhirnya kita menghabiskan energi. Padahal problem bangsa ini kan problem ketidakadilan ekonomi," tegas Ismed.

Karena itu, ia meminta semua pihak untuk menahan diri. Ismed menduga kasus seperti ini by design atau sengaja dimunculkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menciptakan kegaduhan. Jebakan perang proxy, kata Ismed sedang dimainkan.

"Jangan terjebak dalam arus Perang Proxy yang tengah dimainkan dan sangat kontraproduktif bagi kehidupan Kebangsaan kita," ajaknya.

"Jangan mudah diprovokasi, termasuk oleh pihak-pihak yang memang diketahui sebagai Islamophobia," sambung Ismed.

Selain itu, ia juga berharap agar Jama'ah Haji yang saat ini masih berada di Tanah Suci Mekkah dan Madinah, untuk mendoakan Indonesia agar tetap kokoh dalam bingkai NKRI.

"Tidak mudah terpancing oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang by design sengaja ingin menciptakan kegaduhan," pintanya.

Seperti diketahui, jawaban Ustad Abdul Somad (UAS) atas pertanyaan jamaahnya tentang salib berbuntut panjang. Selain menjadi bahan pertengkaran warganet tanah air, kasus ini juga diseret ke ranah hukum.

Dalam potongan video yang beredar di sosial media, kasus ini bermula saat UAS membaca secarik kertas berisi pertanyaan dari jamaah di salah satu kajian subuh. Sang penanya meminta penjelasan UAS terkait salib, salah satu simbol umat Kristen dan Katolik.

"Apa sebabnya, Ustad, kalau saya menengok salib, menggigil hati saya?," baca UAS, lalu spontan menjawab: "Setan". Lalu Ia berkelakar soal perjalanannya ke salah satu pulau, sekitar 1,5 jam dari pulau Batam.

"Tapi tak terasa, 1 jam setengah. Karena film yang diputar Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Meleleh air mata penonton menengok Zainudin meninggalkan Hayati," seloroh UAS, baru kemudian menjawab pertanyaan soal salib.

Menurut UAS, di dalam salib itu ada jin kafir. "Karena di salib itu ada jin kafir," kata UAS, lalu merentangkan tangannya, meniru posisi patung salib.

Ia juga menyinggung salib yang ada di rumah sakit dan simbol palang merah di ambulance yang mirip salib. "Balik dari sini, hapus itu. Ganti bulan sabit merah," ajaknya.

Merespon video ini, Brigade Meo Organisasi Massa (Ormas) di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku sudah melayangkan laporan ke Kepolisian Daerah (Polda) NTT, Sabtu (17/8) pekan lalu. Anggota Brigade Meo, Jimy Ndeo menyebut UAS telah melecehkan umat Kristen dan Katolik.

"Kami sudah laporkan Ustaz Abdul Somad ke Polda NTT terkait ceramahnya yang melecehkan umat Kristen dan Katolik," katanya.

Dia juga berharap UAS meminta maaf dan mengklarifikasi pernyataannya itu. "Kami laporkan Ustad Abdul Somad sebagai pribadi, tak ada kaitannya dengan umat Muslim. Jika Ustad keliru, maka kami harap ada permohonan maaf dan klarifikasi," sambung dia.

Namun, kemarin kabar pelaporan ini ditepis oleh Polda NTT. Brigade Meo mendatangi ke Polda NTT hanya sebatas berkonsultasi dengan penyidik Reskrimsus. Oleh penyidik menyarankan agar Ormas tersebut kembali pada hari ini (Senin).

"Untuk pelaporan Brigade Meo terkait UAS atau pihak lain sampai saat ini belum ada laporan. Memang benar kemarin sore (Hari Sabtu) ada beberapa orang yang mengaku dari Brigade Meo datang ke Polda NTT namun sebatas berkonsultasi dengan penyidik Reskrimsus terkait video yang ditunjukan ke Penyidik," kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Jules Abraham Abast kepada Bagus.co lewat pesan WhatsApp.

"Dan oleh penyidik disarankan untuk kembali pada hari Senin. Sehingga sampai saat ini, belum ada laporan polisi yang dibuat oleh Polda NTT yg dilaporkan oleh Brigade Meo," sambungnya.

Mendapat kabar jawabannya terkait salib dilaporkan ke Polisi, UAS lalu mengklarifikasi pernyataannya itu saat mengisi pengajian di Masjid At-Taqwa, Indragiri Hulu, Riau, Sabtu (17/8)lalu.

Penjelasan UAS dimuat dalam sebuah video yang diunggah oleh akun YouTube FSRMM TV kemarin. Video itu diberi judul 'Klarifikasi Tentang Anggapan Ustadz Abdul Somad Menghina Kristen/ Menghina Salib'.

"Saya sedang dilaporkan ke Polda Nusa Tenggara Timur karena dianggap penistaan agama. Sudah baca beritanya?," tanya UAS.

UAS bilang, dia hanya menjawab pertanyaan dari jamaah. Kemudian, jawaban itu juga disampaikan dalam forum tertutup. Yakni di masjid.

"Bukan di stadion, bukan di lapangan sepak bola. Bukan di TV, tapi untuk intern umat Islam menjelaskan pertanyaan umat Islam mengenai patung dan tentang kedudukan Nabi Isa. Untuk orang Islam dalam sunah Nabi Muhammad," terangnya.

Lagi pula, kata UAS, jawaban terkait salib itu sudah lama. Disampaikan dalam kajian subuh Sabtu, di Masjid Annur, Pekanbaru, Riau. Karena itu, ia mengaku heran kenapa baru viral saat ini.

"Kenapa dituntut sekarang? Saya serahkan kepada Allah SWT. Sebagai warga yang baik saya tidak akan lari, saya tidak akan mengadu. Saya tidak akan takut, karena saya tidak merasa bersalah, saya tidak pula merusak persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.

Di sisi lain, Pastor Gilbert Lumoindong lewat akun Instagramnya menyebut jawaban UAS sudah off-side. Ia mengkritik isi ceramah Ustad Somad karena dinilai penuh kebencian terhadap agama lain.

"Yth UAS, kayanya anda telah 'offside' deh, mulai membahas di salib ada setan, 'jin kafir'. Sebenarnya yang ada katakan 'jin kafir' dalam Kristen itu adalah ROH KUDUS, yang pasti akan membuat gentar, mereka-mereka yang hidupnya dikuasai kegelapan," bunyi penggalan tulisan Pastor Gilbert di akun Instagramnya @pastorgilbertl. Ia juga kemudian mendoakan UAS agar dipenuhi cinta dan semangat persatuan.

Hingga berita ini diturunkan, postingan Pastor Gilbert mendapat 16.185 komentar dan 103.705 suka.

Keriuhan juga terjadi di Twitter. Tagar #KamBersatuBersamaUAS trending. Tagar ini disematkan oleh warganet yang pro maupun kontra.

Alissa Wahid, putri KH Abdurrahman Wahid di akun Twitternya @AlissaWahid turut angkat bicara. "Menahan diri untuk berkomentar soal ustadz abdul somad dan jin kafir. Sungguh tidak mudah, dengan kompleksitas situasi keberagamaan dan kebangsaan Indonesia saat ini," cuitnya.

"Abdul Somad (UAS) tdk hanya menistakan kesucian agama saudara kita non muslim. Tp jg berupaya mencemari prinsip Islam yg Rahmatan Lil Alamin, melalui ceramah brutalnya utk menghina "kesucian Salib". Fakta tsb tdk bisa kalian tutupi dgn membuat tagar #KamiBersatuBersamaUAS!," timpal @faizalassegaf, Ketua Progres 98.

"Ujian terbesar kelompok mayoritas di manapun adalah soal toleransi. Ujian terbesar kelompok minoritas di manapun adalah soal keberanian," sentil @maman1965.

"Dari kmrn aku di-WA bbrp tmn soal video UAS, dan aku tdk bs bilang apa-apa. Di negeri dmn yg mayoritas dan merasa kuat srg mau menang dan benar sendiri, pengen supremasi, byk PR yg hrs dibenahi. Salah satunya ustadz2 yg hobi jelekin agama lain—tak jauh beda dg Zakir Naik," timpal @savicali, melampirkan link beritam

Di sisi lain, politisi Partai Bulan Bintang MS Kaban mengingatkan kebangkitan ghirah keimanan umat jika UAS dipolisikan dengan tuduhan penistaan agama.

"Mempolisikan UAS dgn tuduhan penistaan agama, ini adalah sebuah kondisioning membangkitkan ghirah keimanan. Terima kasih pd saudara2 yg mempolisikan UAS. Ingat UAS Datuk Sri Styanegara, kaumnya tidak mungkin diam. Ghirah riau,ghirah melayu tak melayu kalau bukan islam," tulisnya di akun @hmskaban.

"Berani menyentuh sehelai saja rambut Ustadz Abdul Somad, kalian akan rasa tahu kami tidak akan diam," seru @RickyNSas.

"Klu Ummat Kristen tersinggung dgn ceramahnya UAS tentang patung salib, mk sy sbg Ummat Islam merasa lbh tersinggung krn kata Pak Pendeta ini "siapa sj yg tak percaya dgn Yesus maka sama halnya dgn kambing/domba yg tersesat," sahut @Asan_Almadury, dengan menyematkan video pidato salah seorang pendeta.

"Sepertinya ada yg sedang berusaha memperkeruh situasi padahal jelas situasinya! Agama lain jg bnyk loh yg jelekin agama lain tp di dapurnya. Knp begini?," bela @peniupkecapi02, yang mengaku pemeluk agama Kristen.