PKS Digoda Warganet: Abis Wayangan, Dangdutan Ya...
Pagelaran Wayang di kantor DPP PKS, Sabtu (27/10) lalu mendapat sorotan warganet tanah air. Parpol berideologi Islam itu digoda netizen untuk bikin dangdutan pula.
Pagelaran Wayang di kantor DPP PKS, Sabtu (27/10) lalu mendapat sorotan warganet tanah air. Parpol berbasis Islam itu digoda netizen untuk bikin dangdutan juga.
JAKARTA-- Ribuan masyarakat hadir memadati halaman kantor partai berlambang bulan sabit kembar dan untaian padi itu. Selain diramaikan kader dan elit partai, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga ikut datang menonton.
Mereka disuguhkan pagelaran wayang dengan lakon "Wisanggeni Gugat" bersama dalang Ki Warseno Slenk dan Abah Kirun. Pertunjukan seni budaya Jawa ini digelar dalam rangka Hari Sumpah Pemuda.
Yang berbeda, pakaian sinden dalam pagelaran wayang tersebut terlihat lebih islami. Sinden-sinden cantik itu berkerudung. Menutup sanggul dan rambut, meskipun tidak seluruhnya.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan pagelaran wayang adalah tradisi yang pernah dilakukan para wali dalam berdakwah. Itu artinya, ngaji dan budaya bisa dikombinasi.
"Ini membuktikan Islam agama yang membawa kerahmatan. PKS sebagai partai Islam ikut membawa kerahmatan," kata Wakil Ketua MPR RI ini di kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (27/10) seperti dilansir laman pks.id.
Lakon yang dibawakan, terang Hidayat, yakni "Wisanggeni Gugat" dimaknai sebagai kondisi perpolitikan nasional saat ini. PKS sebagai bagian dari demokrasi ingin menjaga marwah demokrasi dengan memainkan peran di luar pemerintahan.
Menurutnya, demokrasi yang baik adalah yang menghadirkan kesempatan untuk melakukan cheks and balances. Pihak yang menang silahkan memimpin, yang belum menang harus siap berada di posisi mengawasi. "Kami di PKS diberikan keleluasaan pada posisi ini untuk tetap menjaga marwah dan jatidiri demokrasi," paparnya.
Lebih lanjut, pria asal Klaten, Jawa Tengah itu menuturkan bahwa politik bukan semata-mata untuk berebut kekuasaan. Tapi juga untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan melalui budaya. "Dan wayang adalah kebudayaan adiluhung yang luar biasa," sebutnya.
Sekjen DPP PKS Mustafa Kamal mengatakan pagelaran wayang ini menunjukkan bahwa PKS saat ini adalah partai yang paling santai. Sebab, di tengah peliknya kondisi perpolitikan nasional, partai yang mengusung slogan "Berkhidmat Untuk Rakyat" itu masih bisa wayangan.
Dia bilang, lakon Wisanggeni Gugat sengaja diketengahkan sebagai bentuk peringatan Sumpah Pemuda. Partainya, kata Mustafa terus menggelorakan semangat pemuda untuk membangun negeri, meskipun berada di luar pemerintahan.
"Disana juga sedang ada lakonnya. Nah kalau disini lakonnya Wisanggeni Gugat," sentilnya.
Soal lakon "Wisanggeni Gugat juga mendapat sorotan Gubernur Anies. Dia bilang, lakon yang disuguhkan salam pagelaran wayang PKS kali ini mengandung banyak pesan.
"Lakonnya kali ini membawa pesan mirip dengan pantunnya tadi," papar Anies merujuk pantun yang dibacakan Ketua Bidang Seni Budaya DPP PKS Muhammad Ridwan.
Saat membuka sesi acara, Ridwan memang sempat membacakan pantun. Isinya berkaitan dengan situasi perpolitikan saat ini. Bunyi pantunnya:
"Enggak Ada Bahasa Jawanya Ora Ono
Baju Perempuan Jepang Disebut Kimono,
Kalau Mau Jadi Penyeimbang Jangan Ke Sono,
Kalau Kagak, Ane kirim Ente ke Ki Warseno."
Lalu apa respons warganet?
Ternyata banyak netizen tanah air yang terkaget-kaget. Mereka tidak menyangka PKS juga doyan nonton wayang. "PKS doyan wayang jg toh," cuit @firmandaeva. "Ini seriusan PKS bikin wayangan, hahahahahaha," timpal @UCIKINI, seakan tak percaya. "Cuman pingin ngakak jika PKS mengelar pertunjukan wayang kulit," kicau @AryaSom34444331.
Akun @negabod bilang kurang cocok jika PKS doyan wayang. "PKS doyan wayang itu kayak botol bekas air minum isi minyak goreng," sindirnya. "Pengikutnya biasanya suka mencela orang yang nanggap wayang ato ndangdutan. Ga islami katanya. Aneh ya, biasanya pengajian pengajian pengajian," cibir @meyysi. "Wayang bidah gak? maulidan aja katanya bidah. kok pks sok membudaya skr.. wkwkwk," kelakar @imam_beser.
Namun, banyak juga yang bersyukur. Karena PKS saat ini sudah lebih membudaya. "PKS sekarang sdh menyadari pentingnya budaya nusantara perlu kita apresiasi saja sehingga wayang dll tdk diharamkan lagi," bela @maskusumo. "Welcome back: PKS Nusantara," sambut @NangRasyid. "Pasti wayangan pake hijab," respons @yan_oen. "Ya semoga ini bkn Pencitraan, tp tulus ingin melestarikan budaya nusantara," harap @MrsRachelIn. "Abis wayang, dangdutan pula pak," usul @buagoes_co.
Pagelaran wayang ini bukan pertama kali digelar PKS. Sebelumnya partainyang diketuai Sohibul Iman itu juga melakukan pementasan wayang pasa tahun 2017 lalu.
![]() |
|
JAKARTA-- Ribuan masyarakat hadir memadati halaman kantor partai berlambang bulan sabit kembar dan untaian padi itu. Selain diramaikan kader dan elit partai, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga ikut datang menonton.
Mereka disuguhkan pagelaran wayang dengan lakon "Wisanggeni Gugat" bersama dalang Ki Warseno Slenk dan Abah Kirun. Pertunjukan seni budaya Jawa ini digelar dalam rangka Hari Sumpah Pemuda.
Yang berbeda, pakaian sinden dalam pagelaran wayang tersebut terlihat lebih islami. Sinden-sinden cantik itu berkerudung. Menutup sanggul dan rambut, meskipun tidak seluruhnya.
![]() |
|
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan pagelaran wayang adalah tradisi yang pernah dilakukan para wali dalam berdakwah. Itu artinya, ngaji dan budaya bisa dikombinasi.
"Ini membuktikan Islam agama yang membawa kerahmatan. PKS sebagai partai Islam ikut membawa kerahmatan," kata Wakil Ketua MPR RI ini di kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (27/10) seperti dilansir laman pks.id.
Lakon yang dibawakan, terang Hidayat, yakni "Wisanggeni Gugat" dimaknai sebagai kondisi perpolitikan nasional saat ini. PKS sebagai bagian dari demokrasi ingin menjaga marwah demokrasi dengan memainkan peran di luar pemerintahan.
Menurutnya, demokrasi yang baik adalah yang menghadirkan kesempatan untuk melakukan cheks and balances. Pihak yang menang silahkan memimpin, yang belum menang harus siap berada di posisi mengawasi. "Kami di PKS diberikan keleluasaan pada posisi ini untuk tetap menjaga marwah dan jatidiri demokrasi," paparnya.
Lebih lanjut, pria asal Klaten, Jawa Tengah itu menuturkan bahwa politik bukan semata-mata untuk berebut kekuasaan. Tapi juga untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan melalui budaya. "Dan wayang adalah kebudayaan adiluhung yang luar biasa," sebutnya.
Sekjen DPP PKS Mustafa Kamal mengatakan pagelaran wayang ini menunjukkan bahwa PKS saat ini adalah partai yang paling santai. Sebab, di tengah peliknya kondisi perpolitikan nasional, partai yang mengusung slogan "Berkhidmat Untuk Rakyat" itu masih bisa wayangan.
Dia bilang, lakon Wisanggeni Gugat sengaja diketengahkan sebagai bentuk peringatan Sumpah Pemuda. Partainya, kata Mustafa terus menggelorakan semangat pemuda untuk membangun negeri, meskipun berada di luar pemerintahan.
"Disana juga sedang ada lakonnya. Nah kalau disini lakonnya Wisanggeni Gugat," sentilnya.
Soal lakon "Wisanggeni Gugat juga mendapat sorotan Gubernur Anies. Dia bilang, lakon yang disuguhkan salam pagelaran wayang PKS kali ini mengandung banyak pesan.
"Lakonnya kali ini membawa pesan mirip dengan pantunnya tadi," papar Anies merujuk pantun yang dibacakan Ketua Bidang Seni Budaya DPP PKS Muhammad Ridwan.
Saat membuka sesi acara, Ridwan memang sempat membacakan pantun. Isinya berkaitan dengan situasi perpolitikan saat ini. Bunyi pantunnya:
"Enggak Ada Bahasa Jawanya Ora Ono
Baju Perempuan Jepang Disebut Kimono,
Kalau Mau Jadi Penyeimbang Jangan Ke Sono,
Kalau Kagak, Ane kirim Ente ke Ki Warseno."
Lalu apa respons warganet?
Ternyata banyak netizen tanah air yang terkaget-kaget. Mereka tidak menyangka PKS juga doyan nonton wayang. "PKS doyan wayang jg toh," cuit @firmandaeva. "Ini seriusan PKS bikin wayangan, hahahahahaha," timpal @UCIKINI, seakan tak percaya. "Cuman pingin ngakak jika PKS mengelar pertunjukan wayang kulit," kicau @AryaSom34444331.
Akun @negabod bilang kurang cocok jika PKS doyan wayang. "PKS doyan wayang itu kayak botol bekas air minum isi minyak goreng," sindirnya. "Pengikutnya biasanya suka mencela orang yang nanggap wayang ato ndangdutan. Ga islami katanya. Aneh ya, biasanya pengajian pengajian pengajian," cibir @meyysi. "Wayang bidah gak? maulidan aja katanya bidah. kok pks sok membudaya skr.. wkwkwk," kelakar @imam_beser.
Namun, banyak juga yang bersyukur. Karena PKS saat ini sudah lebih membudaya. "PKS sekarang sdh menyadari pentingnya budaya nusantara perlu kita apresiasi saja sehingga wayang dll tdk diharamkan lagi," bela @maskusumo. "Welcome back: PKS Nusantara," sambut @NangRasyid. "Pasti wayangan pake hijab," respons @yan_oen. "Ya semoga ini bkn Pencitraan, tp tulus ingin melestarikan budaya nusantara," harap @MrsRachelIn. "Abis wayang, dangdutan pula pak," usul @buagoes_co.
Pagelaran wayang ini bukan pertama kali digelar PKS. Sebelumnya partainyang diketuai Sohibul Iman itu juga melakukan pementasan wayang pasa tahun 2017 lalu.