Bos Bimbel Online Jadi Stafsus Presiden, Praktisi: Bimbel Laku, Jika Mutu Sekolah Turun

Komitmen bos salah satu platform bimbingan belajar (Bimbel) online yang kemarin ditunjuk sebagai salah satu staf khusus Presiden, dalam meningkatkan mutu sekolah mulai dipertanyakan. Sebab jika mutu sekolah naik, bisnis bimbel bisa turun. Memangnya, bos Bimbel mau rugi?
Komitmen bos salah satu platform bimbingan belajar (Bimbel) online yang kemarin ditunjuk sebagai salah satu staf khusus Presiden, dalam meningkatkan mutu sekolah mulai dipertanyakan. Sebab jika mutu sekolah naik, bisnis bimbel bisa turun. Memangnya, bos Bimbel mau rugi?
  • Tujuh staf khusus Presiden Jokowi yang baru ini berasal dari kalangan millenial. Foto: Setkab.go.id

JAKARTA - Di balik penunjukan 7 staf khusus Presiden dari kalangan millenial, praktisi pendidikan Indra Charismiadji menyoroti masuknya bos salah satu platform bimbingan belajar (Bimbel) online: Ruangguru, Adamas Belva Devara.

Pertama, Indra memberikan catatan terkait program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Catatan ini penting untuk mengetahui kemana sebetulnya arah pendidikan ke depan.

"Terlepas dari kehebatan anak-anak muda yang dipilih Pak Presiden sebagai staf khusus, ada beberapa hal fundamental yang harus saya beri catatan khususnya dalam program pembangunan SDM," kata Indra, lewat keterangan tertulis, Jumat (22/11).

Direktur Eksekutif Center For Education Regulations dan Development Analysis (Cerdas) itu menerangkan bahwa, dari sisi supply dan demand, keberadaan usaha bimbel sangat dipengaruhi mutu pendidikan di sekolah.

"Semakin rendah mutu sekolah akan semakin laku itu Bimbel. Sebaliknya kalau sekolah mutunya makin meningkat, Bimbel jadi tidak laku. Kira-kira Pak Presiden mau kemana arahnya dalam pembangunan SDM ini?," tanya Indra.

Ia meyakini, seorang pengusaha Bimbel apalagi sudah menggelontorkan modal yang begitu besar tidak akan membiarkan usahanya bangkrut. "Artinya akan terus berupaya untuk membuat mutu sekolah buruk," duganya.

Jika arah pembangunan SDM dialihkan ke Bimbel online, maka menurutnya negara tidak perlu menggelontorkan anggaran besar untuk sektor pendidikan.

"Kalau arah pembangunan SDM bentuknya Bimbel apalagi online tdk perlu 500T utk pendidikan," pungkasnya. (*)