Paloh Jujur, Ibaratkan Staf Khusus Presiden Seperti Anak Magang
Pengamat komunikasi politik Ujang Komarudin menilai kata "magang" yang diucapkan Paloh adalah bahasa kiasan yang mengandung kritik tajam.
Komentar Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, ketika mengibaratkan 7 staf khusus (stafsus) Presiden dari kalangan milenial seperti anak magang, mengundang banyak penafsiran. Ada yang menilai Paloh menggunakan kata kiasan untuk mengkritik, tapi ada juga yang menilai bagian dari apresiasi dan dukungan. Tapi, intinya komentar Paloh itu jujur apa adanya.
JAKARTA - Awalnya, Bos Media Grup itu menyambut baik penunjukkan staf khusus Presiden dari kalangan milenial. Menurutnya, keputusan Presiden Joko Widodo mengangkat stafsus dari kalangan milenial menjadi bukti bahwa pemerintah sedang mempersiapkan transformasi regenerasi.
"Pengangkatan stafsus milenial oleh Presiden betul-betul mempersiapkan transformasi regenerasi," kata Paloh usai Perayaan HUT Ke-8 Partai Nasdem di JX International Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/11).
Karena itu, Paloh menilai keputusan Jokowi tersebut layak diapresiasi dan mendapat dukungan. Komentar baru terasa "menohok" ketika menyebut kata magang.
Magang bisa dimaknai sebagai bagian dari pelatihan kerja yang biasanya harus dijalani oleh mahasiswa tingkat akhir atau siswa SMK. Magang kerap menjadi salah satu syarat utama untuk menyelesaikan proses pendidikan.
Menurut Paloh, stafsus milenial itu memang tidak jauh berbeda dengan memberikan kesempatan magang. Sekaligus bisa juga menjadi teman diskusi Presiden, dalam menyampaikan aspirasi anak muda.
"Katakanlah ini seperti pelatihan atau kalau di sekolah dan kampus namanya magang. Namun, ini kesempatan yang diberikan secara resmi, yakni sebagai staf khusus," papar Paloh. "Saya pikir ini satu kebijakan yang memang patut diapresiasi," imbuhnya.
Memang, usia ketujuh staf khusus Presiden yang baru ini masih muda. Yang paling muda, Putri Indahsari Tanjung, putri pengusaha Chairul Tanjung. Usianya masih 23 tahun. Ayu Kartika Dewa adalah yang tertua diantara mereka, usianya 36 tahun.
Meskipun disebut magang, jabatan stafsus milenial terbilang mentereng. Gajinya besar. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 144 Tahun 2015, besaran gaji staf khusus Presiden adalah Rp 51 juta. Selain itu, mereka juga diperbolehkan punya asisten paling banyak lima orang.
Salah satu stafsus Presiden, Aminuddin Ma'ruf memaklumi jika ia disebut anak magang. Ia berterima kasih kepada Paloh, yang dinilainya lebih senior. "Jadi wajar menganggap kami ini anak magang," kata Amien kemarin, seraya menyebut pernyataan itu akan dijadikan motivasi.
Apa sebenarnya makna di balik kata "magang" yang dilontarkan Paloh?
Pengamat komunikasi politik Ujang Komarudin menilai kata "magang" yang diucapkan Paloh adalah bahasa kiasan yang mengandung kritik tajam.
"Kritik SP wajar-wajar saja. Karena 7 Stafsus millenial tersebut memang miskin pengalaman di pemerintahan," kata Ujang kepada Rakyat Merdeka, mencoba menafsirkan pernyataan Paloh dalam konteks yang lebih lugas.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review menilai, penunjukan staf khusus yang masih miskin pengalaman di pemerintahan ini bertolak belakang dengan komitmen dan ucapan Jokowi yang ingin merampingkan birokrasi.
Sebab, dengan penambahan 7 stafsus milenial ini, jumlah stafsus Jokowi kian gemuk. Sebab, sebelumnya, Jokowi juga sudah menunjuk 6 orang staf khusus dari berbagai kalangan. Mulai dari politisi, hingga mantan aktivis.
"Jika hanya untuk sebagai teman diskusi Jokowi ya ya tak usah diangkat sebagai Stafsus," kritik Ujang.
Lalu bagaimana sebenarnya sikap politik Paloh, selaku Ketua salah satu partai koalisi pemerintah, jika benar mengkritik Jokowi?
"Itulah yang terjadi. Telah terjadi gado-gado politik. Berkoalisi tapi rasa oposisi. Kontra produktif memang. Tapi seperti itulah rasa politik Indonesia. Rasa campur sari," sentilnya.
Ia menduga, SP sudah menghitung dampak atau resiko dari ucapannya itu. Nasdem, lanjut Ujang kemungkinan sudah punya "kartu" sehingga bisa tampil lebih berani dari partai pendukung pemerintah yang lain. "Karena selama lima tahun kemarin Nasdem sangat lengket dengan Jokowi. Namun saat ini hubungan Nasdem dengan pemerintah menjadi panas adem," sebutnya.
Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago membantah jika kata "magang" itu dimaknai sebagai kritik. Meskipun faktanya stafsus milenial ini belum pernah terjun ke politik dan pemerintahan, Irma meyakini mereka punya kelebihan yang lain.
Melibatkan milenial pada jabatan-jabatan strategis, kata Irma juga diterapkan Nasdem. Sejumlah anak muda yang biasanya hanya diberi posisi di sayap partai, kini menduduki beberapa jabatan ketua bidang di tingkat DPP. "Memangnya kalau magang itu kritik, jangan semuanya ditanggapi negatif," kata Irma kepada Rakyat Merdeka tadi malam.
Pengamat Politik Hendri Satrio melihat dalam kacamata yang berbeda. Ia meyakini ada tujuan tertentu dari Presiden Jokowi, sehingga diberikan porsi besar bagi milenial untuk menduduki jabatan stafsus.
"Sangat mungkin Jokowi angkat stafsus milenial itu dalam rangka rekayasa tren. Jokowi sedang mencitrakan politik saat ini sangat welcome terhadap kehadiran anak muda, pemimpin muda," kata Hensat, sapaan akrabnya kepada Rakyat Merdeka.
Hensat memperkirakan, langkah ini diambil untuk mencitrakan penerimaan rakyat terhadal figur belia sebagai pemimpin. Sehingga bisa menjadi pembuka jalan bagi anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming dan menantunya Bobby Nasution yang ingin bertarung di Pilwalkot Solo dan Medan. "Tren yang terakhir ini yang coba dikembangkan Istana," sebutnya.
Karena itu, imbuh Hensat, pernyataan Paloh yang menyebut stafsus milenial hanya anak magang, tidak salah. "Paloh melakukan penilaian yang jujur," kata Hendri, sembari menduga-duga, barangkali bos Nasdem itu lupa output dari langkah tersebut adalah untuk memunculkan tren pemimpin muda di Indonesia. Sebagai jalan mulus untuk Gibran dan Bobby.
|
JAKARTA - Awalnya, Bos Media Grup itu menyambut baik penunjukkan staf khusus Presiden dari kalangan milenial. Menurutnya, keputusan Presiden Joko Widodo mengangkat stafsus dari kalangan milenial menjadi bukti bahwa pemerintah sedang mempersiapkan transformasi regenerasi.
"Pengangkatan stafsus milenial oleh Presiden betul-betul mempersiapkan transformasi regenerasi," kata Paloh usai Perayaan HUT Ke-8 Partai Nasdem di JX International Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/11).
Karena itu, Paloh menilai keputusan Jokowi tersebut layak diapresiasi dan mendapat dukungan. Komentar baru terasa "menohok" ketika menyebut kata magang.
Magang bisa dimaknai sebagai bagian dari pelatihan kerja yang biasanya harus dijalani oleh mahasiswa tingkat akhir atau siswa SMK. Magang kerap menjadi salah satu syarat utama untuk menyelesaikan proses pendidikan.
Menurut Paloh, stafsus milenial itu memang tidak jauh berbeda dengan memberikan kesempatan magang. Sekaligus bisa juga menjadi teman diskusi Presiden, dalam menyampaikan aspirasi anak muda.
"Katakanlah ini seperti pelatihan atau kalau di sekolah dan kampus namanya magang. Namun, ini kesempatan yang diberikan secara resmi, yakni sebagai staf khusus," papar Paloh. "Saya pikir ini satu kebijakan yang memang patut diapresiasi," imbuhnya.
Memang, usia ketujuh staf khusus Presiden yang baru ini masih muda. Yang paling muda, Putri Indahsari Tanjung, putri pengusaha Chairul Tanjung. Usianya masih 23 tahun. Ayu Kartika Dewa adalah yang tertua diantara mereka, usianya 36 tahun.
Meskipun disebut magang, jabatan stafsus milenial terbilang mentereng. Gajinya besar. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 144 Tahun 2015, besaran gaji staf khusus Presiden adalah Rp 51 juta. Selain itu, mereka juga diperbolehkan punya asisten paling banyak lima orang.
Salah satu stafsus Presiden, Aminuddin Ma'ruf memaklumi jika ia disebut anak magang. Ia berterima kasih kepada Paloh, yang dinilainya lebih senior. "Jadi wajar menganggap kami ini anak magang," kata Amien kemarin, seraya menyebut pernyataan itu akan dijadikan motivasi.
Apa sebenarnya makna di balik kata "magang" yang dilontarkan Paloh?
Pengamat komunikasi politik Ujang Komarudin menilai kata "magang" yang diucapkan Paloh adalah bahasa kiasan yang mengandung kritik tajam.
"Kritik SP wajar-wajar saja. Karena 7 Stafsus millenial tersebut memang miskin pengalaman di pemerintahan," kata Ujang kepada Rakyat Merdeka, mencoba menafsirkan pernyataan Paloh dalam konteks yang lebih lugas.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review menilai, penunjukan staf khusus yang masih miskin pengalaman di pemerintahan ini bertolak belakang dengan komitmen dan ucapan Jokowi yang ingin merampingkan birokrasi.
Sebab, dengan penambahan 7 stafsus milenial ini, jumlah stafsus Jokowi kian gemuk. Sebab, sebelumnya, Jokowi juga sudah menunjuk 6 orang staf khusus dari berbagai kalangan. Mulai dari politisi, hingga mantan aktivis.
"Jika hanya untuk sebagai teman diskusi Jokowi ya ya tak usah diangkat sebagai Stafsus," kritik Ujang.
Lalu bagaimana sebenarnya sikap politik Paloh, selaku Ketua salah satu partai koalisi pemerintah, jika benar mengkritik Jokowi?
"Itulah yang terjadi. Telah terjadi gado-gado politik. Berkoalisi tapi rasa oposisi. Kontra produktif memang. Tapi seperti itulah rasa politik Indonesia. Rasa campur sari," sentilnya.
Ia menduga, SP sudah menghitung dampak atau resiko dari ucapannya itu. Nasdem, lanjut Ujang kemungkinan sudah punya "kartu" sehingga bisa tampil lebih berani dari partai pendukung pemerintah yang lain. "Karena selama lima tahun kemarin Nasdem sangat lengket dengan Jokowi. Namun saat ini hubungan Nasdem dengan pemerintah menjadi panas adem," sebutnya.
Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago membantah jika kata "magang" itu dimaknai sebagai kritik. Meskipun faktanya stafsus milenial ini belum pernah terjun ke politik dan pemerintahan, Irma meyakini mereka punya kelebihan yang lain.
Melibatkan milenial pada jabatan-jabatan strategis, kata Irma juga diterapkan Nasdem. Sejumlah anak muda yang biasanya hanya diberi posisi di sayap partai, kini menduduki beberapa jabatan ketua bidang di tingkat DPP. "Memangnya kalau magang itu kritik, jangan semuanya ditanggapi negatif," kata Irma kepada Rakyat Merdeka tadi malam.
Pengamat Politik Hendri Satrio melihat dalam kacamata yang berbeda. Ia meyakini ada tujuan tertentu dari Presiden Jokowi, sehingga diberikan porsi besar bagi milenial untuk menduduki jabatan stafsus.
"Sangat mungkin Jokowi angkat stafsus milenial itu dalam rangka rekayasa tren. Jokowi sedang mencitrakan politik saat ini sangat welcome terhadap kehadiran anak muda, pemimpin muda," kata Hensat, sapaan akrabnya kepada Rakyat Merdeka.
Hensat memperkirakan, langkah ini diambil untuk mencitrakan penerimaan rakyat terhadal figur belia sebagai pemimpin. Sehingga bisa menjadi pembuka jalan bagi anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming dan menantunya Bobby Nasution yang ingin bertarung di Pilwalkot Solo dan Medan. "Tren yang terakhir ini yang coba dikembangkan Istana," sebutnya.
Karena itu, imbuh Hensat, pernyataan Paloh yang menyebut stafsus milenial hanya anak magang, tidak salah. "Paloh melakukan penilaian yang jujur," kata Hendri, sembari menduga-duga, barangkali bos Nasdem itu lupa output dari langkah tersebut adalah untuk memunculkan tren pemimpin muda di Indonesia. Sebagai jalan mulus untuk Gibran dan Bobby.