Untung Rugi Jika Penenggalaman Kapal Di Era Susi Tidak Dilanjutkan
Kunci dari keberlanjutan pemberantasan pencurian ikan yang dilakukan oleh Ibu Susi 5 tahun terakhir adalah dengan memaksimalkan kapal-kapal Indonesia beroperasi di seluruh perairan Indonesia.
Opini netizen terbelah ketika membaca pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo di salah satu media daring dengan judul Menteri Edhy Prabowo: Tak Ada Lagi Penenggelaman Kapal. Banyak yang setuju. Tapi banyak juga yang protes. Mereka kecewa jika karya Menteri Susi itu ditenggelamkan.
JAKARTA - Merujuk laman Kompas.com, pernyataan Menteri Edhy itu keluar usai mengikuti kegiatan simulasi peledakan kapal di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam, kemarin.
Penenggalaman kapal disebutkan sudah bukan lagi fokus kebijakan Menteri KKP baru. Karena Edhy akan lebih memfokuskan pada pembinaan nelayan dalam negeri. "Tidak ada lagi penenggelaman kapal," tegas Edhy.
Namun demikian, ia tidak mengatakan bahwa penenggelaman kapal sebagai terobosan yang buruk. Kebijakan era Menteri Susi ini menurut Edhy justru sangat bagus.
Hanya saja, kebijakan itu baru akan diterapkan pada kapal-kapal yang melarikan diri saat ditindak. Ia memastikan, kebijakan-kebijakan baik di era sebelumnya tidak akan diubah.
"Kalau memang harus kita tenggelamkan, tidak ada masalah, kita tenggelamkan," lanjutnya.
Sementara kapal yang berhasil ditangkap dan inkrah, Edhy lebih memilih agar diserahkan kepada nelayan untuk dimanfaatkan. Membangun komunikasi, melakukan pembinaan dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah fokus kerjanya ke depan.
Selain itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, Edhy mengaku juga akan fokus pada percepatan proses perizinan kelautan dan perikanan.
Lalu bagaimana tanggapan Susi?
Ia belum berkomentar apa-apa. Dihubunginya via telepon maupun pesan WhatsApp, namun belum direspons.
Akan tetapi, Susi terpantau ikut me-retweet berita yang sempat viral dari Kompas.com ini. Namun Susi belum terlihat memberikan komentar sepatah kata pun. Padahal biasanya Susi dikenal cukup responsif di Twitter.
Sayangnya, retweet link berita tersebut tiba-tiba dihapus. Sebelum dihapus, hingga tadi malam terpantau, link berita yang diretweet akun 1,2 juta pengikut itu sudah mendulang 857 komentar, 319 retweet dan 605 love.
Sementara berita di Kompas.com, judulnya diganti. Dari "Menteri Edhy Prabowo: Tak Ada Lagi Penenggelaman Kapal" menjadi "Menteri Edhy Prabowo: Saya Diperintah Presiden Membangun Komunikasi dengan Nelayan". Laman tersebut memuat pesan ralat dan permohonan maaf di bawah berita.
Begitupun dengan Edhy. Di akun Twitternya, tadi malam ia menegaskan komitmennya untuk memerangi Illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing. Meskipun tidak disebutkan, bahwa ia juga akan melakukan penenggalaman kapal.
"Saya tegaskan bahwa KKP akan perangi nelayan asing yang mencuri ikan di laut Indonesia. Tidak sejengkal pun saya biarkan mereka masuk ke laut kita. Saya menindak tegas pelaku kejahatan Illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing. KKP akan selalu bersama nelayan Indonesia," cuit Menteri KKP baru itu.
Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik mengatakan bahwa sejatinya penenggelaman kapal itu bukanlah tujuan. Akan tetapi hanyalah salahsatu cara, untuk memberikan efek jera kepada para pencuri ikan.
"Karena dimaksudkan untuk memberikan efek jera maka strateginya tidak boleh monoton," kata Riza tadi malam.
Selanjutnya, jelas Riza, kunci dari keberlanjutan pemberantasan pencurian ikan yang dilakukan oleh Ibu Susi 5 tahun terakhir adalah dengan memaksimalkan kapal-kapal Indonesia beroperasi di seluruh perairan Indonesia.
"Sehingga tidak ada lagi laut kita yang sepi. Analogi sederhananya: rumah yang sepi atau tidak berpenghuni selalu lebih rawan pencurian ketimbang yang berpenghuni," lanjutnya.
Menurut Riza, 5 tahun ke depan adalah era memakmurkan laut Indonesia dengan kapal-kapal Indonesia; bukan era kembali meloloskan kapal-kapal pencuri ikan untuk reborn.
Apa kata warganet?
Akun @PartaiSocmed tampak kecewa berat. "Tak ada lagi OTT. Tak ada lagi penenggelaman kapal. Selamat berpesta," sindirnya. "Ya Allah, Ya Rasulullah, sedih sekali, kebijakan baik Bu @susipudjiastuti tidak dilanjutkan," sesal akun @Ayang_Utriza.
Sementara akun @SammiSoh menyarankan Menteri Edhy berkonsultasi dengan pihak hukum sebelum meninggalkan warisan Menteri Susi itu. "Edhy Prabowo WAJIB konsul dgn hukum. Klu kapal asing pencuri ikan tdk ditenggelamkan, maka timbul skenario baru: pengembalian kapal ke negara asal. Ini biaya besar & kelihatan tolol ama asing Fokus ke pembinaan nelayan lokal utk apa, yg nyolong asing kok?," terangnya. "Bagus g ada penenggelaman kapal kali ini penenggelaman ORANG," sentil akun @prihatin_lebay.
Akun @boedypunya1 setuju penenggelaman kapal ditiadakan. Tapi kapal pencuri asing menurutnya tetap harus ditangkap. "Sita kapalnya atas nama negara, berikan ke nelayan lokal," usulnya. "Ok sy setuju..tapi asalkan Kapal disita Negara, dinaturalisasikan..lalu karyakan ke Koperasi Nelayan agar bisa di Kredit Murah & Ringan oleh Nelayan yg blm punya Kapal. Jujur, saya tidak setuju Penenggelaman..selain alasan mubazir juga sebab alasan Dampak Polusi Laut," timpal @NgawuloTrah, senada. "Ntar kalo kapalnya dikiloin sama orang Madura dan jadi lebih bermanfaat gmn hayo?," canda @PengusahaRasa.
Di Facebook, kebijakan terkait penenggalaman kapal ini juga ramai jadi bahan diskusi. Akun Masady Manggeng misalnya. Ia mencontohkan cara Panglima Laot yakni lembaga yang mengatur adat melaut di Aceh. "Contoh Lembaga Panglima Laot Aceh, mengelola kapal sitaan menjadi beasiswa abadi untuk anak2 nelayan Aceh. Atau dihibahkan ke perguruan tinggi berbasis kelautan untuk menjadi fasilitas riset Perikanan Tangkap," tulisnya. "Di jual pak buat nambah keuangan negara.lg bagus.kalau tak mau jual ksh nelayan yg blm ada kapal pak," usul akun Mustain Tain. "Tangkap pergunakan kapal nya bukan di tenggelam kan," timpal Deden Hardi.
Akun Papah Nya Ariel malah menebak-nebak ada kepentingan terselubung di balik kebijakan tidak ditenggelamkannya kapal pencuri ikan tersebut. "Sdh saya duga. Bisnis kelompoknya bnyk di perikanan," duganya. "Kita awasi dengan ketat," sebut akun Mamat. "Ada kerang di balik batu. Rakyat tidak bodohlah," komentar Nainggolan Henry.
![]() |
|
JAKARTA - Merujuk laman Kompas.com, pernyataan Menteri Edhy itu keluar usai mengikuti kegiatan simulasi peledakan kapal di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam, kemarin.
Penenggalaman kapal disebutkan sudah bukan lagi fokus kebijakan Menteri KKP baru. Karena Edhy akan lebih memfokuskan pada pembinaan nelayan dalam negeri. "Tidak ada lagi penenggelaman kapal," tegas Edhy.
Namun demikian, ia tidak mengatakan bahwa penenggelaman kapal sebagai terobosan yang buruk. Kebijakan era Menteri Susi ini menurut Edhy justru sangat bagus.
Hanya saja, kebijakan itu baru akan diterapkan pada kapal-kapal yang melarikan diri saat ditindak. Ia memastikan, kebijakan-kebijakan baik di era sebelumnya tidak akan diubah.
"Kalau memang harus kita tenggelamkan, tidak ada masalah, kita tenggelamkan," lanjutnya.
Sementara kapal yang berhasil ditangkap dan inkrah, Edhy lebih memilih agar diserahkan kepada nelayan untuk dimanfaatkan. Membangun komunikasi, melakukan pembinaan dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah fokus kerjanya ke depan.
Selain itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, Edhy mengaku juga akan fokus pada percepatan proses perizinan kelautan dan perikanan.
Lalu bagaimana tanggapan Susi?
Ia belum berkomentar apa-apa. Dihubunginya via telepon maupun pesan WhatsApp, namun belum direspons.
Akan tetapi, Susi terpantau ikut me-retweet berita yang sempat viral dari Kompas.com ini. Namun Susi belum terlihat memberikan komentar sepatah kata pun. Padahal biasanya Susi dikenal cukup responsif di Twitter.
Sayangnya, retweet link berita tersebut tiba-tiba dihapus. Sebelum dihapus, hingga tadi malam terpantau, link berita yang diretweet akun 1,2 juta pengikut itu sudah mendulang 857 komentar, 319 retweet dan 605 love.
Sementara berita di Kompas.com, judulnya diganti. Dari "Menteri Edhy Prabowo: Tak Ada Lagi Penenggelaman Kapal" menjadi "Menteri Edhy Prabowo: Saya Diperintah Presiden Membangun Komunikasi dengan Nelayan". Laman tersebut memuat pesan ralat dan permohonan maaf di bawah berita.
Begitupun dengan Edhy. Di akun Twitternya, tadi malam ia menegaskan komitmennya untuk memerangi Illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing. Meskipun tidak disebutkan, bahwa ia juga akan melakukan penenggalaman kapal.
"Saya tegaskan bahwa KKP akan perangi nelayan asing yang mencuri ikan di laut Indonesia. Tidak sejengkal pun saya biarkan mereka masuk ke laut kita. Saya menindak tegas pelaku kejahatan Illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing. KKP akan selalu bersama nelayan Indonesia," cuit Menteri KKP baru itu.
Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik mengatakan bahwa sejatinya penenggelaman kapal itu bukanlah tujuan. Akan tetapi hanyalah salahsatu cara, untuk memberikan efek jera kepada para pencuri ikan.
"Karena dimaksudkan untuk memberikan efek jera maka strateginya tidak boleh monoton," kata Riza tadi malam.
Selanjutnya, jelas Riza, kunci dari keberlanjutan pemberantasan pencurian ikan yang dilakukan oleh Ibu Susi 5 tahun terakhir adalah dengan memaksimalkan kapal-kapal Indonesia beroperasi di seluruh perairan Indonesia.
"Sehingga tidak ada lagi laut kita yang sepi. Analogi sederhananya: rumah yang sepi atau tidak berpenghuni selalu lebih rawan pencurian ketimbang yang berpenghuni," lanjutnya.
Menurut Riza, 5 tahun ke depan adalah era memakmurkan laut Indonesia dengan kapal-kapal Indonesia; bukan era kembali meloloskan kapal-kapal pencuri ikan untuk reborn.
Apa kata warganet?
Akun @PartaiSocmed tampak kecewa berat. "Tak ada lagi OTT. Tak ada lagi penenggelaman kapal. Selamat berpesta," sindirnya. "Ya Allah, Ya Rasulullah, sedih sekali, kebijakan baik Bu @susipudjiastuti tidak dilanjutkan," sesal akun @Ayang_Utriza.
Sementara akun @SammiSoh menyarankan Menteri Edhy berkonsultasi dengan pihak hukum sebelum meninggalkan warisan Menteri Susi itu. "Edhy Prabowo WAJIB konsul dgn hukum. Klu kapal asing pencuri ikan tdk ditenggelamkan, maka timbul skenario baru: pengembalian kapal ke negara asal. Ini biaya besar & kelihatan tolol ama asing Fokus ke pembinaan nelayan lokal utk apa, yg nyolong asing kok?," terangnya. "Bagus g ada penenggelaman kapal kali ini penenggelaman ORANG," sentil akun @prihatin_lebay.
Akun @boedypunya1 setuju penenggelaman kapal ditiadakan. Tapi kapal pencuri asing menurutnya tetap harus ditangkap. "Sita kapalnya atas nama negara, berikan ke nelayan lokal," usulnya. "Ok sy setuju..tapi asalkan Kapal disita Negara, dinaturalisasikan..lalu karyakan ke Koperasi Nelayan agar bisa di Kredit Murah & Ringan oleh Nelayan yg blm punya Kapal. Jujur, saya tidak setuju Penenggelaman..selain alasan mubazir juga sebab alasan Dampak Polusi Laut," timpal @NgawuloTrah, senada. "Ntar kalo kapalnya dikiloin sama orang Madura dan jadi lebih bermanfaat gmn hayo?," canda @PengusahaRasa.
Di Facebook, kebijakan terkait penenggalaman kapal ini juga ramai jadi bahan diskusi. Akun Masady Manggeng misalnya. Ia mencontohkan cara Panglima Laot yakni lembaga yang mengatur adat melaut di Aceh. "Contoh Lembaga Panglima Laot Aceh, mengelola kapal sitaan menjadi beasiswa abadi untuk anak2 nelayan Aceh. Atau dihibahkan ke perguruan tinggi berbasis kelautan untuk menjadi fasilitas riset Perikanan Tangkap," tulisnya. "Di jual pak buat nambah keuangan negara.lg bagus.kalau tak mau jual ksh nelayan yg blm ada kapal pak," usul akun Mustain Tain. "Tangkap pergunakan kapal nya bukan di tenggelam kan," timpal Deden Hardi.
Akun Papah Nya Ariel malah menebak-nebak ada kepentingan terselubung di balik kebijakan tidak ditenggelamkannya kapal pencuri ikan tersebut. "Sdh saya duga. Bisnis kelompoknya bnyk di perikanan," duganya. "Kita awasi dengan ketat," sebut akun Mamat. "Ada kerang di balik batu. Rakyat tidak bodohlah," komentar Nainggolan Henry.