Ekspor di PLBN Kalbar – Malaysia, Pertanian Jadi Unggulan, Komoditas Perikanan Bagaimana?
Ekspor komoditas pertanian melalui PLBN Aruk mengalami peningkatan cukup besar yang terjadi daerah perbatasan Kalimantan Barat – Malaysia. Hasil pertanian salah satu yang terbesar, diikut dengan komoditi perikanan.
Ekspor komoditas pertanian melalui PLBN Aruk mengalami peningkatan cukup besar yang terjadi daerah perbatasan Kalimantan Barat – Malaysia. Hasil pertanian salah satu yang terbesar, diikut dengan komoditi perikanan.
JAKARTA, Bagus - Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Sambas Musanif menjelaskan ekspor komoditas pertanian melalui PLBN Aruk, Sambas, Kalimantan Barat ke Sarawak, Malaysia tmengalami peningkatan.78. Dengan perdagangan lintas batas menjadi peluang yang cukup besar.
Sebelumnya transaksi perdagangan di wilayah perbatasan, disebut perdagangan tradisional. Januari hingga Desember 2019 ekspor produk komoditas yang melewati PLBN Aruk seperti jeruk mencapai 287 ton. "Buah naga 58 ton, kelapa 180 ribu biji, nanas sebanyak 37.956 buah dan petai 35 ton," urai Sambas Musanif, Rabu (18/12).
Musanif memaparkan kegiatan ekspor hingga pekan ini terus dilakukan mencakup satu ton buah nanas, 550 kilogram jeruk, buah naga 2,2 ton, petai dan keladi 500 Kilogram, kelapa dua ton, jagung 1,4 ton dengan nilai total Rp150 juta. Dengan adanya ekspor diharpakan dapat meningkatan produk-produk ekspor, selain hasil pertanian dan perikanan, kerajinan dan industri menjadi andalan dari Kabupaten Sambas ke Sarawak
“PLBN Aruk dimanfaatkan untuk ekspor komoditi perikanan dan pertanian di Kabupaten Sambas dengan tujuan ekspor ke Sarawak Malaysia ini, guna mempercepat pertumbuhan ekonomi perbatasan,” kata Musanif.
Peningkatan ekspor ini, lanjutnya juga merupakan arahan dari Sekretaris Daerah (Sekda) Sambas Ferry Madagaskar kepada Pemkab Sambas, PLBN Aruk, Bea Cukai Sintete, Karantina tumbuhan Wilayah Aruk dan Karantina Perikanan Wilayah Aruk yang tergabung dalam Tim Percepatan Ekspor melalui PLBN Aruk.
Musanif mencatat untuk kurang waktu dari 100 hari sejak Sekda dilantik, hingga Desember ini ada tiga kali dilaksanakan ekspor dengan memakai dokumen resmi ekspor yang tercatat dan menggunakan Kode Port Sambas.
Dengan pencapaian yang memuaskan akan kenaikan di komoditas pertanian, komoditi perikanan juga mengikuti. Seperti dengan ekspor ubur-ubur sebanyak 2,7 ton dengan nilai sekitar Rp45 juta pada 6 Desember, Kemudian pada 12 Desember ekspor cumi-cumi sebanyak 3,3 ton dengan nilai Rp80 juta.
"Ini menambah keuntungan yang besar bagi Kalimantan Barat, kabupaten Sambas ke Sarawak," pungkasnya.
DOK. Twitter @BKIPMEntikong
|
JAKARTA, Bagus - Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Sambas Musanif menjelaskan ekspor komoditas pertanian melalui PLBN Aruk, Sambas, Kalimantan Barat ke Sarawak, Malaysia tmengalami peningkatan.78. Dengan perdagangan lintas batas menjadi peluang yang cukup besar.
Sebelumnya transaksi perdagangan di wilayah perbatasan, disebut perdagangan tradisional. Januari hingga Desember 2019 ekspor produk komoditas yang melewati PLBN Aruk seperti jeruk mencapai 287 ton. "Buah naga 58 ton, kelapa 180 ribu biji, nanas sebanyak 37.956 buah dan petai 35 ton," urai Sambas Musanif, Rabu (18/12).
Musanif memaparkan kegiatan ekspor hingga pekan ini terus dilakukan mencakup satu ton buah nanas, 550 kilogram jeruk, buah naga 2,2 ton, petai dan keladi 500 Kilogram, kelapa dua ton, jagung 1,4 ton dengan nilai total Rp150 juta. Dengan adanya ekspor diharpakan dapat meningkatan produk-produk ekspor, selain hasil pertanian dan perikanan, kerajinan dan industri menjadi andalan dari Kabupaten Sambas ke Sarawak
“PLBN Aruk dimanfaatkan untuk ekspor komoditi perikanan dan pertanian di Kabupaten Sambas dengan tujuan ekspor ke Sarawak Malaysia ini, guna mempercepat pertumbuhan ekonomi perbatasan,” kata Musanif.
Peningkatan ekspor ini, lanjutnya juga merupakan arahan dari Sekretaris Daerah (Sekda) Sambas Ferry Madagaskar kepada Pemkab Sambas, PLBN Aruk, Bea Cukai Sintete, Karantina tumbuhan Wilayah Aruk dan Karantina Perikanan Wilayah Aruk yang tergabung dalam Tim Percepatan Ekspor melalui PLBN Aruk.
Musanif mencatat untuk kurang waktu dari 100 hari sejak Sekda dilantik, hingga Desember ini ada tiga kali dilaksanakan ekspor dengan memakai dokumen resmi ekspor yang tercatat dan menggunakan Kode Port Sambas.
Dengan pencapaian yang memuaskan akan kenaikan di komoditas pertanian, komoditi perikanan juga mengikuti. Seperti dengan ekspor ubur-ubur sebanyak 2,7 ton dengan nilai sekitar Rp45 juta pada 6 Desember, Kemudian pada 12 Desember ekspor cumi-cumi sebanyak 3,3 ton dengan nilai Rp80 juta.
"Ini menambah keuntungan yang besar bagi Kalimantan Barat, kabupaten Sambas ke Sarawak," pungkasnya.