Jansen Dinilai Lecehkan Kampus Swasta, Fahman: Disubsidi Pemerintah Aja Jemawa

Sebagai pengurus parpol di tingkat pusat, harusnya tidak pantas melontarkan ucapan yang meremehkan kampus swasta. Sebab, konstituen partainya bukan cuma berasal dari kampus negeri.
Sebagai pengurus parpol di tingkat pusat, harusnya tidak pantas melontarkan ucapan yang meremehkan kampus swasta. Sebab, konstituen partainya bukan cuma berasal dari kampus negeri.

  • Fahman Habibi. Dok: IST

JAKARTA, Bagus - Ucapan Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Jansen Sitindaon saat merespon pernyataan politikus Partai Golkar Maman Abdurahman perihal keuangan Jiwasraya dinilai merendahkan kampus swasta.

Awalnya Jansen menuding Maman terlalu emosional. Pasalnya, sikap politisi Partai Golkar itu membawa-bawa soal stunting dalam narasi politiknya, dianggap melecehkan.

"Karena di luar sana masih ada jutaan anak Indonesia yang mengalami kekurangan gizi secara kronis," kata Jansen kepada wartawan, Minggu (22/12).

Setelah menilai Maman melecehkan anak-anak stunting, Jansen malah merendahkan kampus swasta. Ia menyebut, dirinya lebih baik karena lulusan perguruan tinggi ternama.

Jansen kemudian menantang, jika ber-IQ tinggi, ia meminta Maman untuk berkomentar berdasarkan fakta terkait Jiwasraya. Ia membantah jika BUMN yang bergerak di bidang asuransi ini diserahkan dari pemerintahan SBY ke pemerintahan Jokowi, dalam kondisi sakit parah.

"Walau saya tahu dia kuliah di kampus swasta, jauh lebih baik sayalah yang kuliah di universitas negeri ternama. Silakan saja dia tunjukkan data," cibir Jansen.

Mantan Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Jambi Jakarta Raya (Permaja Jaya) Fahman Habibie mengaku tersinggung berat dengan ucapan Jansen. Menurutnya pernyataan Jansen sangat meremehkan dan meleceh kampus swasta.

Harusnya, lanjut dia, sebagai pengurus Parpol di tingkat pusat tidak pantas melontarkan ucapan yang meremehkan kampus swasta. Sebab, konstituen partainya bukan cuma berasal dari kampus negeri.

"Apalagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Swasta (PTS) saat ini sudah tidak ada lagi pembembeda. Terutama sejak adanya Akreditasi Dari BANPT yang jadi pembeda adalah kualitas lulusannya," kata Fahman dalam keterangan tertulis yang diterima Bagus.co.

Harusnya, Jansen tidak boleh jemawa. Sebab segala fasilitas dan operasional negeri masig disubsidi oleh negara. Berbeda dengan perguruan tinggi swasta dan mahasiswanya membiayai kebutuhan perkuliahan dan operasional kampus secara mandiri.

"Alumni perguruan tinggi Negeri tidak boleh jemawa. Karena segala fasilitas dan operasional mereka berasal dari keuangan negara. Dalam arti lain kampus yang disubsidi," lanjutnya.

Mantan Sekjen DPP IMM itu memberi catatan, untuk kampus yang dibiayai negara, ada hak bagi masyarakat untuk ikut mengawasi.

"Jika dipertanyaan soal kualitas, menurut saya banyak juga lulusan perguruan tinggi swasta yang hebat-hebat. Bahkan bisa mendapat beasiswa di beberapa kampus ternama di ditingkat dunia," sebutnya.

Ia berharap, tidak ada lagi dikotomi antara kampus negeri dan swasta. Semuanya harus saling berbagi peran. Justru, negara perlu berterima kasih atas kehadiran perguruan tinggi swasta.

"Jika tidak ada perguruan tinggi swasta maka pasti pemerintah akan kesulitan meningkatkan SDM, jika hanya mengandalkan kampus negeri. Karena penduduk kita terus meningkat," pungkas Fahman.