Mau Revisi Al-Qur'an Sesuai Ajaran Komunis, Pemerintah China Dikecam
Al-Quran dan kitab suci agama lainnya direvisi, karena China ingin menyesuaikan dengan "era Presiden Xi Jinping".
Mereka mengklaim bahwa dengan mengevaluasi kembali kitab suci agama, dapat mencegah pemikiran ekstrem dan ide-ide sesat yang mengikis negara.
|
BEIJING, Bagus - Sejumlah media barat menyebutkan bahwa semua kitab suci akan dipermak oleh Pemerintah China agar sejalan dengan nilai-nilai komunisme. Tidak terkecuali Al-Quran dan Injil.
Salah satunya laporan Daily Mail, pada Selasa (24/12) lalu. Merujuk pada Kantor Berita Xinhua, media yang dikenal dengan judul-judul bombastisnya itu menulis bahwa kelompok yang terdiri dari 16 pakar dan perwakilan sejumlah agama dari Komite Sentral Partai Komunis China sempat dikumpulkan dalam sebuah konferensi bulan lalu.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Daily Mail ada instruksi agar menafsirkan ulang ideologi agama agar sesuai dengan nilai-nilai sosialis. Pertemuan itu diawasi langsung oleh Wang Yang, ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China.
"Wang menekankan bahwa otoritas agama harus mengikuti instruksi Presiden Xi dan menafsirkan ideologi agama yang berbeda sesuai dengan 'nilai-nilai inti Sosialisme' dan 'syarat zaman," bunyi laporan Daily Mail, merujuk pada surat kabar Prancis Le Figaro Selasa (25/12).
Sejumlah pejabat dilaporkan setuju dengan arahan Wang. Mereka mengklaim bahwa dengan mengevaluasi kembali buku-buku agama, dapat mencegah pemikiran ekstrem dan ide-ide sesat yang mengikis negara.
Nantinya, menurut salah satu petinggi partai di China yang tidak disebutkan namanya itu, dalam edisi kitab suci yang baru dilarang mengandung konten apa pun yang bertentangan dengan kepercayaan Partai Komunis.
Memang, tidak disebutkan secara khusus kitab suci Alquran maupun injil dalam instruksi tersebut. Namun yang jelas, paragraf yang dianggap salah oleh sensor akan diubah atau diterjemahkan ulang.
Evaluasi komprehensif kitab suci agama-agama klasik ini disebut bertujuan untuk mengubah konten-konten yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman.
Media lain: The Sun, juga menulis laporan yang sama. China ingin teks-teks suci semua agama besar ditinjau kembali dan menyesuaikan dengan "era Presiden Xi Jinping".
"China secara resmi mengakui semua agama tetapi melakukan pengawasan yang ketat terhadap praktik keagamaan," tulis The Sun, Selasa (24/12).
Beijing juga disebut menyorot Yesus Kristus, yang harus sejalan dengan Partai Komunis. Jika tidak, maka sosok Yesus beresiko disingkirkan dari kitab Injil.
Injil dan ajaran Kristen bukan satu-satunya yang akan menjadi sasaran evaluasi Pemerintah China. Akan tetapi menyasar kitab suci semua agama besar. Termasuk Islam dan Budha.
Instruksi itu disampaikan pada bulan November dalam pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Agama Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Cina, sebuah lembaga yang mengawasi masalah etnis dan agama di Cina.
Rencana China hendak menulis ulang kitab suci sejumlah agama itu menuai protes dari berbagai negara. Salah satunya Dewan Konsultatif Malaysia untuk Organisasi Islam (MAPIM).
Presiden MAMPIM, Mohd Azmi Abd Hamid, dalam sebuah pernyataan menuntut pihak berwenang Beijing untuk menjelaskan beberapa poin dari laporan Daily Mail maupum The Sun terkait rencana tersebut.
"Kami sangat marah dengan serangkaian kebijakan terhadap Muslim yang dieksekusi oleh China," kata Mohd Azmi, seperti dikutip New Straits Times, kemarin.
Penulisan ulang Alquran, lanjut petinggi gabungan kelompok Islam di Malaysia itu dipandang sebagai perang melawan Islam dan umat Islam di seluruh dunia. "Pasti akan berdiri untuk menegur kebijakan ini," tandasnya.
Ia juga menyerukan agar OKI (Organisasi Kerjasama Islam) tidak diam. Khususnya mengenai nasib Muslim Uighur dan Muslim pada umumnya di China.
"Penindasan besar-besaran terhadap Muslim Uighur telah banyak dikritik oleh komunitas internasional dan Muslim tidak akan mentoleransi kebijakan kasar seperti itu untuk mengubah teks Islam yang paling suci," pungkas Azmi.