Perang Politik 'Besan' Elit PAN, Amien Vs Zulhas: Siapa Diuntungkan?

Melihat tensi politik di internal yang kian memanas, pengamat politik Universitas Al -Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai perang keluarga antara Amien versus Zulhas ini bukan lagi drama. Memang serius adanya. 
Perseteruan politik antara Zulkifli Hasan dengan Amien Rais di satu sisi seperti drama. Karena keduanya masih besanan. Tapi, makin ke sini, tensi perang keluarga ini makin serius. Seserius apa sebenarnya?

  • Rakernas V PAN, Jakarta, Sabtu (7/12). Foto: Twitter

JAKARTA, Bagus - Riak-riak ketidaksepahaman dua besan ini, terasa sejak PAN gagal di Pilpres dan Pileg 2019 lalu. Saling sindir antara kedua mantan Ketua MPR itu tak terelakkan. Bahkan dilontarkan di forum-forum terbuka.

Tidak jelas, entah siapa yang pertama memulai. Namun, sindiran Amien terpantau mulai pedas-pedas sejak sejumlah petinggi PAN ikut menyuarakan rekonsiliasi.

Ketum PAN Zulhas juga menyerukan move on. Beberapa kali, partai berlambang matahari itu dikabarkan akan merapat ke pemerintah.

"Ya Allah PAN, PAN, PAN partaiku yang aku dirikan, jangan ikut latah rekonsiliasi etok-etok itu," sindir Amien, lewat akun Instagramnya amienraisofficial, Rabu (24/7) lalu.

Menurut Amien, jadi oposisi itu lebih gagah dan berwibawa. Rekonsiliasi etok-etok menurutnya hanya akan menimbulkan aib.

Sekitar sebulan setelah sindiran Amien itu, giliran Zulhas menyerang balik. Sentilan balasan itu disampaikan di bawah kolong jembatan di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Saat merayakan Hari Ulang Tahun ke 21 PAN. Zul kembali mengajak Amien move-on.

"Kalau masih baper, orang sudah menyusun kekuatan sekarang, Pak Amien," ujar Zulhas di hadapan Amien. Mantan Ketum PP Muhammadiyah yang duduk di depan menghadap Zulhas hanya terdiam dan terlihat serius memperhatikan.

Perang dingin kedua elit PAN ini, ternyata belum selesai sampai di situ. Akan tetapi berlanjut lagi di ajang Rakernas. Panasnya suhu politik di tingkat elit kini merambat ke bawah.

Ajang Rakernas V PAN yang berlangsung berlangsung di Jakarta, tak hanya diwarnai saling sindir. Saling sorak hingga saling dorong juga terjadi. Kisruh antar kader partai akhirnya pecah Sabtu (7/12) lalu. Tidak jelas betul apa pemicunya, karena rapat digelar tertutup.

Malamnya, dalam jumpa pers, tiba-tiba 30 DPW PAN mendeklarasikan dukungannya kepada Zulhas untuk kembali menjabat sebagai Ketua Umum. Disusul kemudian dukungan dari DPW PAN DKI Jakarta. Padahal Kongres PAN masih 3 bulan lagi, yang rencananya kan digelar Maret 2020.

Deklarasi dukungan tersebut sekaligus mengangkangi permintaan Amien, agar Zulhas tidak maju lagi dalam konstestasi pemilihan ketua umum. Dia ingin melestarikan tradisi PAN, dimana selama ini ketum hanya menjabat 1 periode.

"Artinya bergilir supaya berikan kesempatan kepada kader yang lain, '' ujar Amien Rais dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah kader PAN,

Rakernas PAN Tahun 2019 ini memang sudah panas sejak pembukaan. Amien yang mendapat kesempatan berbicara, menyindir dukungan tanpa syarat Ketum PAN Zulkifli Hasan kepada Jokowi.

Menurut Amien, dukungan tanpa syarat hanya boleh diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Sementara soal urusan politik dengan manusia biasa, kata Amien, tak ada kata tanpa syarat.
"Aku dukung tanpa syarat'. Saudara sekalian, saya menangis," sentil Amien Rais, disambut tepuk tangan hadirin.

Ketidakinginan Amien terhadap ambisi dua periode Zulhasi juga diluapkan dalam forum tersebut. Kejadian bermula saat Amien merapal doa pembuka rakernas. Setelah doa selesai dibacakan, sebagian kader PAN meneriakkan slogan "lanjutkan!" berkali-kali.

"Lanjutkan belum tentu ya. Jangan mendahului takdir ya. Anda jangan sorak-sorak seperti itu, tidak layak. Ini bukan partai kampungan. Wassalamu'alaikum," sentil Amien lagi dengan nada meninggi.

Meskipun terlihat hubungan Amien dan Zulhas kian memanas, Ketua DPP PAN Yandri Susanto meyakini kontestasi pemilihan Ketum PAN tidak akan merusak hubungan keluarga atau pertemanan.

"Terlalu jauh juga kalau mau dikaitkan-kaitkan pecah-memecah, ribut antarkeluarga, nggak sejauh itu," kata Yandri di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.

Meskipun dirinya mendukung Zulhas kembali nyalon lagi, Yandri mengaku tetap menghormati mantan Ketua MPR itu sebagai pendiri PAN. Pengaruh Amien, selaku yang punya saham di partai tersebut, kata Yandri tak bisa dihilangkan. "Cari kerjaan aja, nggak mungkinlah," sebutnya.

Anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo meyakini Zulhas juga akan bijak menyikapi permintaan Amien agar tidak maju lagi. Apalagi keduanya sudah memiliki hubungan keluarga: besanan.

"Saya yakin Bang Zul akan melihat semua faktor dengan bijak, mulai dari hubungan kekeluargaannya dengan Pak Amien, tradisi kepemimpinan PAN, hingga sejarah apa yang akan diberikannya kepada PAN maupun sejarah politik dan kepemimpinan di Indonesia," kata Drajat kemarin.

Melihat tensi politik di internal yang kian memanas, pengamat politik Universitas Al -Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai perang keluarga antara Amien versus Zulhas ini bukan lagi drama. Memang serius adanya.

Sebab, Amien itu, kata Ujang punya prinsip bahwa regenerasi kepemimpinan di tubuh PAN harus dilakukan secara konsisten. Apalagi ketum PAN dua periode itu belum ada sejarahnya.

Namun demikian, ia meyakini dari perseteruan ini Amien dan Zulhas akan sama-sama menengguk untungnya. "Bagi Amien Rais, Zulhas kalah untung. Karena ada regenerasi kepemimpinan di PAN. Sesuai yang diinginkannya. Dan seandainya Zulhas menang juga tidak rugi, karena masih besannya," pungkas Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.