Isu Reshuffle Menguat, PBB Kebagian Posisi Wamen?
Melawan rasa kantuk, Selasa (13/4) dini hari, kami mencoba mewawancarai Duta Besar Indonesia untuk Republik Panama Sukmo Harsono. Karena di jam-jam seperti ini lah waktu yang tepat bagi sang Dubes untuk dihubungi.
Duta Besar Indonesia untuk Panama Sukmo Harsono. Foto: Instagram @indonesiainpanamacity |
SEBAB, negara yang terletak di tenggara Amerika Tengah itu punya selisih waktu sekitar 12 dengan Indonesia. Artinya, kalau di sini tengah malam, saat orang-orang sudah terlelap tidur, maka di sana, matahari lagi di atas kepala. Siang hari, jam kerja.
"Belum masuk sahur ya, Jakarta," tanya Sang Dubes, ketika membuka obrolannya.
Saya balik memastikan, di sana selisih waktunya lebih cepat atau lebih lambat dari Indonesia. Ternyata lebih lambat. "Nanti jam 20 (WIB), tarawih pertama," jawabnya.
Ada beberapa pertanyaan di kepala untuk Dubes Panama yang juga merangkap 3 negara lain, yakni Kosta Rika, Honduras, dan Nikaragua ini.
Pertama, soal kerja diplomasinya sebagai Dubes. Setelah dilantik oleh Presiden Jokowi, Senin, 14 September 2020 lalu. Kedua, soal kerja politiknya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).
Pertanyaan kedua menarik, karena di Tanah Air lagi berhembus badai reshuffle. Apakah partai yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra, sebagai salah satu pendukung pemerintah bakal masuk kabinet kali ini?
Sebab, praktis tinggal PBB yang belum masuk. Sementara 2 partai lain, yang juga tak punya fraksi di DPR yakni PSI dan Perindo sudah lebih dulu kebagian posisi Wamen.
Simak obrolan kami berikut ini:
Ketika awal-awal di Panama, sempat culture shock gak nih pak? Terus, badan apa cocok sama cuaca di sana?
Alhamdulillah negara Panama sama dengan Indonesia secara cuaca. Jadi tidak ada kepanikan soal cuaca. Sedikit perlu proses penyesuaian adalah perbedaan jam dengan Jakarta 12 jam, dan jet leg yang memerlukan pemulihan lumayan lama. Serta situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan WFH (Work From Home) serta lockdown di Panama.
Soal selisih waktu 12 jam tadi, bagaimana mengaturnya tuh pak? Apa pernah harus rapat tengah malam, dengan orang-orang di Jakarta yang masih siang hari?
Nah soal waktu beda 12 jam ini yang memang memerlukan pengorbanan. Karena rapat-rapat dengan Jakarta, baik oleh Kemenlu, atau webinar oleh instansi lain, biasanya Jakarta dilakukan sering jam 1 siang sampai dan jam 4 sore.
Maka kami harus begadang dari jam 1 malam sampai dan Subuh. Bahkan kadang lebih, sementara pagi harus tetap ngantor. Itulah seninya kerja dengan belahan bumi yang berbeda waktu sempurna 12 jam.
Tugas sebagai Dubes bagaimana pak sejauh ini? Mau ngapain aja di sana?
Dalam amanatnya, Presiden Joko Widodo menekankan 3 hal. Bekerja penuh dedikasi dan tanggungjawab akan; pertama, perlindungan bagi WNI di luar negeri. Kedua, meningkatkan hubungan baik dengan negara akreditasi dan kerjasama internasional serta diplomasi ekonomi.
Dalam diplomasi ekonomi, Presiden menekankan untuk memiliki prioritas tinggi sebagai pasar non tradisional yang harus diupayakan dengan berbagai terobosan. Oleh sebab itu pertemuan-pertemuan penting telah kami lakukan, baik secara virtual maupun langsung guna membuka potensi pasar.
Boleh tahu pak, bagaimana cerita di balik layar, hingga kemudian petinggi PBB ini ditunjuk jadi Dubes?
PBB sebagai partai yang mendukung Pak Jokowi dalam Pilpres, telah bekerja dengan all out memenangkan beliau. Saya sebagai Waketum menjadi bagian dari proses penggalangan dukungan dan pemenangan sebagai tanggung jawab anggota Partai Bulan Bintang.
Bahwasanya Presiden Jokowi melalui Ketum dan Sekjend PBB meminta saya jadi Dubes adalah sebuah hal yang tidak terduga dan karunia Allah melalui Presiden.
Membayangkan saja tidak, akan jadi Dubes. Sampai saya menegaskan berkali-kali pada ketum. Akhirnya atas arahan Ketum dan dukungan segenap pengurus DPP, maka saya menerima tugas ini dengan penuh rasa syukur dan tanggungjawab.
Di Tanah Air, isu reshuffle lagi berhembus kencang. Ada yang bilang pekan ini, ada yang bilang usai lebaran. Apa PBB sudah diajak bicara pak soal ini?
Terkait isu reshuffle di Tanah Air sepenuhnya sudah menjadi perhatian teman-teman di DPP PBB Jakarta. PBB selalu percaya bahwa setiap keputusan presiden adalah demi kemajuan dan peningkatan kinerja para pembantunya.
Termasuk perubahan nomenklatur, langsung atau tidak langsung Ketum dan Sekjen sering memberikan masukan kepada Pemerintah.
Kabarnya, PBB kali ini bakal kebagian posisi Wamen (Wakil Menteri)?
Bahwa apakah benar PBB akan diberi kepercayaan kadernya sebagai Wamen, itu hak Prerogratif Presiden sepenuhnya. Beliau paling paham keperluannya. Mungkin teman-teman Jakarta lebih tahu situasinya. Saya ingin kutip perkataan Ketum Prof Yusril: PBB jika diminta prinsipnya siap.
Kabarnya juga, Sekjen PBB kali ini yang bakal ditugaskan mengambil posisi Wamen? Apa benar itu isunya?
Ya, termasuk menugaskan Sekjen sebagai Wamen. Karena Sekjen kami, Afriansyah Noor itu punya kapasitas dan pengalaman lebih dari cukup untuk menjadi pembantu presiden. Beliau berdedikasi, rela berkorban waktu dan tenaga serta loyalis pada Pak Jokowi sejak beliau maju jadi Gubernur DKI. Tapi. Selebihnya hanya presiden yang tahu.
Terakhir, jelang Pilpres 2024 sejumlah partai sudah ambil ancang-ancang dan menggelar silarurahim politik. PBB sudah ngapain aja ni pak?
Silaturahim secara personal sudah dilakukan oleh Sekjen PBB khususnya pada parpol koalisi pilpres. Banyak hal dibahas termasuk soal parliamentary threshold, jadwal pilkada serta pemilu serentak. PBB konsentrasi persiapan internal guna menghadapi verifikasi parpol. Begitu informasi yang saya dapat dari Ketua Bappilu DPP PBB Hilman Indra.
Simak obrolan kami berikut ini:
Ketika awal-awal di Panama, sempat culture shock gak nih pak? Terus, badan apa cocok sama cuaca di sana?
Alhamdulillah negara Panama sama dengan Indonesia secara cuaca. Jadi tidak ada kepanikan soal cuaca. Sedikit perlu proses penyesuaian adalah perbedaan jam dengan Jakarta 12 jam, dan jet leg yang memerlukan pemulihan lumayan lama. Serta situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan WFH (Work From Home) serta lockdown di Panama.
Soal selisih waktu 12 jam tadi, bagaimana mengaturnya tuh pak? Apa pernah harus rapat tengah malam, dengan orang-orang di Jakarta yang masih siang hari?
Nah soal waktu beda 12 jam ini yang memang memerlukan pengorbanan. Karena rapat-rapat dengan Jakarta, baik oleh Kemenlu, atau webinar oleh instansi lain, biasanya Jakarta dilakukan sering jam 1 siang sampai dan jam 4 sore.
Maka kami harus begadang dari jam 1 malam sampai dan Subuh. Bahkan kadang lebih, sementara pagi harus tetap ngantor. Itulah seninya kerja dengan belahan bumi yang berbeda waktu sempurna 12 jam.
Tugas sebagai Dubes bagaimana pak sejauh ini? Mau ngapain aja di sana?
Dalam amanatnya, Presiden Joko Widodo menekankan 3 hal. Bekerja penuh dedikasi dan tanggungjawab akan; pertama, perlindungan bagi WNI di luar negeri. Kedua, meningkatkan hubungan baik dengan negara akreditasi dan kerjasama internasional serta diplomasi ekonomi.
Dalam diplomasi ekonomi, Presiden menekankan untuk memiliki prioritas tinggi sebagai pasar non tradisional yang harus diupayakan dengan berbagai terobosan. Oleh sebab itu pertemuan-pertemuan penting telah kami lakukan, baik secara virtual maupun langsung guna membuka potensi pasar.
Boleh tahu pak, bagaimana cerita di balik layar, hingga kemudian petinggi PBB ini ditunjuk jadi Dubes?
PBB sebagai partai yang mendukung Pak Jokowi dalam Pilpres, telah bekerja dengan all out memenangkan beliau. Saya sebagai Waketum menjadi bagian dari proses penggalangan dukungan dan pemenangan sebagai tanggung jawab anggota Partai Bulan Bintang.
Bahwasanya Presiden Jokowi melalui Ketum dan Sekjend PBB meminta saya jadi Dubes adalah sebuah hal yang tidak terduga dan karunia Allah melalui Presiden.
Membayangkan saja tidak, akan jadi Dubes. Sampai saya menegaskan berkali-kali pada ketum. Akhirnya atas arahan Ketum dan dukungan segenap pengurus DPP, maka saya menerima tugas ini dengan penuh rasa syukur dan tanggungjawab.
Di Tanah Air, isu reshuffle lagi berhembus kencang. Ada yang bilang pekan ini, ada yang bilang usai lebaran. Apa PBB sudah diajak bicara pak soal ini?
Terkait isu reshuffle di Tanah Air sepenuhnya sudah menjadi perhatian teman-teman di DPP PBB Jakarta. PBB selalu percaya bahwa setiap keputusan presiden adalah demi kemajuan dan peningkatan kinerja para pembantunya.
Termasuk perubahan nomenklatur, langsung atau tidak langsung Ketum dan Sekjen sering memberikan masukan kepada Pemerintah.
Kabarnya, PBB kali ini bakal kebagian posisi Wamen (Wakil Menteri)?
Bahwa apakah benar PBB akan diberi kepercayaan kadernya sebagai Wamen, itu hak Prerogratif Presiden sepenuhnya. Beliau paling paham keperluannya. Mungkin teman-teman Jakarta lebih tahu situasinya. Saya ingin kutip perkataan Ketum Prof Yusril: PBB jika diminta prinsipnya siap.
Kabarnya juga, Sekjen PBB kali ini yang bakal ditugaskan mengambil posisi Wamen? Apa benar itu isunya?
Ya, termasuk menugaskan Sekjen sebagai Wamen. Karena Sekjen kami, Afriansyah Noor itu punya kapasitas dan pengalaman lebih dari cukup untuk menjadi pembantu presiden. Beliau berdedikasi, rela berkorban waktu dan tenaga serta loyalis pada Pak Jokowi sejak beliau maju jadi Gubernur DKI. Tapi. Selebihnya hanya presiden yang tahu.
Terakhir, jelang Pilpres 2024 sejumlah partai sudah ambil ancang-ancang dan menggelar silarurahim politik. PBB sudah ngapain aja ni pak?
Silaturahim secara personal sudah dilakukan oleh Sekjen PBB khususnya pada parpol koalisi pilpres. Banyak hal dibahas termasuk soal parliamentary threshold, jadwal pilkada serta pemilu serentak. PBB konsentrasi persiapan internal guna menghadapi verifikasi parpol. Begitu informasi yang saya dapat dari Ketua Bappilu DPP PBB Hilman Indra.