Isu Taliban di Film Animasi Nussa, Pro & Kontra

Panasnya perdebatan soal pakaian Nussa, frasa taliban masuk jajaran trending topik Twitter. Hingga Minggu (20/6) sore, tercatat ada 22,6 ribu cuitan soal film animasi buatan Indonesia itu.


Ilustrasi film animasi Nussa. FOTO: IST

    JAKARTA - Salah satu yang mempersoalkan pakaian kedua tokoh animasi itu adalah pegiat media sosial Eko Kunthadi. Menurutnya, identik taliban dan khilafah. Ia tidak rela, film animasi buatan Indonesia yang mau go internasional itu mempromosikan pakaian tersebut.

    "Apakah ini foto anak Indonesia? Bukan. Pakaian lelaki sangat khas Taliban. Anak Afganistan. Tapi film Nusa Rara mau dipromosikan ke seluruh dunia. Agar dunia mengira, Indonesia adalah cabang khilafah. Atau bagian dari kekuasaan Taliban. Promosi yang merusak," kritiknya di akun @eko_kuntadhi dengan melampirkan foto kedua figur animasi itu.

    Cuitan itu didukung sekaligus ditentang. Yang mendukung, Ferdinand Hutahean misalnya. Ia mengunggah tokoh animasi Nussa Rarra dengan tokoh animasi lain dengan pakaian yang menurutnya khas Indonesia.

    "Waspadai propaganda sesat orang-orang yang mengatasnamakan Indonesia. Bedakan anak Indonesia dengan anak-anak Taliban..," sentilnya di akun @FerdinandHaean3.

    "Film itu sebagai duta bangsa. Bila film mencerminkan budaya Nusantara berati ada krisis budaya atau jati diri bangsa Indonesia. Budaya telah tergantikan dengan budaya asing dari Arab. Bila alat media dikuasai oleh orang orang yang merubah haluan negara Indonesia akan membahayakan," timpal @YudiAbdulRohim1.

    Namun, kreator animasi Ryan Andriandhy keras menentang cuitan yang mengindentikkan pakaian Nussa dengan taliban. Ia mengaku sudah mengundang Eko Kuntadhi secara resmi untuk menonton dan diskusi secara private di Studio Premiere XXI Plaza Senayan Jakarta bersama para kreator.

    "Nggak mau, maunya lanjut ngebacot," sentil Ryan di akun @Andriandhy.

    "Taliban talibun nih baca aja sinopsis film kami di website BIFAN. Noh sekalian gue kasih gambar NUSSA pake baju astronotnya," cuitnya lagi.

    Akun @nny_3991 meminta Ryan tak ambil pusing dengan hujatan terhadap karya-karyanya. Salah satunya film animasi Nussa san Rarra. Ia yakin, Ryan ada kreator yang tidak menyisipkan misi taliban atau khilafah sebagaimana dituduhkan. "Ingat masih banyak yang menunggu dan mengapresiasi karya-karya mu," cuitnya.

    "Jangan semuamua hal dibawa-bawa ke Taliban. Twit-twit seperti ini juga bisa memecah belah persatuan. Gak heran jika jokowi difitnah anti islam kalo orang-orang yang pro jokowi hari-hari ngetwit kadrun, taliban dan sejenisnya. Kalian-kalian juga yang bikin jokowi terpojok," protes akun @kisbet_. "Segitunya banget pengen menggoreng isu taliban wkwkwkwk eko eko malu ko," sindir @mybeyi.

    Asal tahu saja, film animasi Nussa dan Rarra akan world premiere di festival Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN), pada 8 hingga 18 Juli mendatang di Korea Selatan.

    Film animasi yang disutradarai Bony Wirasmono itu masuk pada kategori film keluarga. BIFAN dalam festival ke 25 kali ini akan melakukan pemutaran film tersebut secara online dan offline.

    Asal tahu saja, Film Nussa merupakan animasi panjang pertama Visinema dan The Little Giantz, studio animasi asal Jakarta. Film ini bercerita tentang seorang anak Bernama Nussa yang ingin memenangkan kembali lomba sains dan merayakan kemenangan tersebut bersama Ayahnya. (AL)