Fakta Unik dari Museum Rumoh Aceh yang Jadi Destinasi Wisata Sejarah Terfavorit di Pidie Jaya
Sebuah museum yang terdapat di salah satu wilayah di Provinsi Aceh terbilang cukup unik.
ACEH – Museum yang terletak di Pidie Jaya ini umumnya dikenal banyak orang dengan sebutan Rumoh Aceh, yang artinya Rumah Aceh, sebab bangunannya berbentuk rumah adat Aceh.
Pendirian museum ini adalah inisiatif dari Bapak Marzuwan M.Pd. yang merupakan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya, lalu disambut dengan baik oleh Bapak Saiful M.Pd. yang merupakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu.
Museum Rumoh Aceh Pidie Jaya, Foto: Intan Nirmala Sari |
ACEH – Museum yang terletak di Pidie Jaya ini umumnya dikenal banyak orang dengan sebutan Rumoh Aceh, yang artinya Rumah Aceh, sebab bangunannya berbentuk rumah adat Aceh.
Pendirian museum ini adalah inisiatif dari Bapak Marzuwan M.Pd. yang merupakan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya, lalu disambut dengan baik oleh Bapak Saiful M.Pd. yang merupakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu.
Baca Juga: Taman Putroe Phang Peninggalan Kesultanan Aceh jadi Destinasi Wisata Sejarah yang Banyak Dikunjungi di Banda Aceh
Kesungguhan untuk mendirikan museum ini juga didukung oleh beberapa pihak lainnya, seperti Bapak Aiyub bin Abbas yang merupakan Bupati Pidie Jaya. Akhirnya museum ini pun dibangun pada 07 Juni 2020.
Bentuk rumah adat Aceh dipilih sebagai bangunan utama, sebab rumah Aceh adalah bukti kekayaan intelektual orang Aceh zaman dulu. Selain itu, rumah adat yang dijadikan sebagai museum ini juga menambah daya tarik wisatawan saat berkunjung ke sana.
Bentuknya yang artistik dan memiliki keindahan tersendiri membuat museum ini jadi destinasi wisata sejarah yang populer di kalangan warga Pidie Jaya.
Dilansir dari web resmi Museum Kemendikbud, bahwa Museum Rumoh Aceh ini memiliki fakta unik. Ternyata rumah adat yang dijadikan museum adalah warisan dari saudagar terpandang di Meureudu pada masanya, yang bernama Muhammad Daud.
Sejarahnya, rumah ini dulunya adalah rumah mewah yang dibangun pada tahun 1830 Masehi. Rumah ini berbahan dasar kayu jati, merbau, dan semantok yang disokong dengan 28 tiang penyangga, selain itu juga dihias dengan 7 jenis ornamen ukiran yang indah.
Setiap sudut dan sisi dari rumah ini punya makna atau filosofis tersendiri. Rumah ini adalah saksi bisu sejarah perkembangan daerah Pidie Jaya dari masa ke masa.
Awalnya, sebelum dijadikan museum, rumah ini berada di Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Meureudu. Akan tetapi, karena rumah ini menyimpan sisi historis yang tak bisa dipisahkan dari perkembangan Pidie Jaya, atas persetujuan Tgk Nur Iman yang merupakan seorang kolektor yang mengambil alih kepemilikan rumah ini dari ahli waris, akhirnya Rumoh Aceh ini dipindahkan ke Taman Kota Pidie Jaya.
Uniknya, sampai rumah itu jadi Museum Rumoh Aceh di Pidie Jaya, bentuk awal dan keorisinilitasannya masih dipertahankan sampai sekarang.
Saat ini Museum Pidie Jaya mengoleksi beragam peninggalan sejarah Aceh, terdapat ratusan benda peninggalan sejarah dan kebudayaan. Benda-benda tersebut terdiri dari foto, alat rumah tangga, manuskrip dokumen, alat pertanian, pakaian, perhiasan, koleksi mata uang, alat ibadah dan masih banyak yang lainnya.
Koleksi di Museum Rumoh Aceh ini ditata dengan apik, mulai dari serambi depan, lantai dasar, serambi tengah, kamar, serambi belakang, dan juga perkaranganya. Di perkarangan bagian belakang museum, terdapat tempat penyimpanan beras tradisional orang Aceh yang dinamakan krong pade. Selain itu juga terdapat dua buah Jeungki yang terletak di kiri kanan krong pade, yaitu alat penumbuk padi tradisional.
Kesungguhan untuk mendirikan museum ini juga didukung oleh beberapa pihak lainnya, seperti Bapak Aiyub bin Abbas yang merupakan Bupati Pidie Jaya. Akhirnya museum ini pun dibangun pada 07 Juni 2020.
Bentuk rumah adat Aceh dipilih sebagai bangunan utama, sebab rumah Aceh adalah bukti kekayaan intelektual orang Aceh zaman dulu. Selain itu, rumah adat yang dijadikan sebagai museum ini juga menambah daya tarik wisatawan saat berkunjung ke sana.
Bentuknya yang artistik dan memiliki keindahan tersendiri membuat museum ini jadi destinasi wisata sejarah yang populer di kalangan warga Pidie Jaya.
Dilansir dari web resmi Museum Kemendikbud, bahwa Museum Rumoh Aceh ini memiliki fakta unik. Ternyata rumah adat yang dijadikan museum adalah warisan dari saudagar terpandang di Meureudu pada masanya, yang bernama Muhammad Daud.
Sejarahnya, rumah ini dulunya adalah rumah mewah yang dibangun pada tahun 1830 Masehi. Rumah ini berbahan dasar kayu jati, merbau, dan semantok yang disokong dengan 28 tiang penyangga, selain itu juga dihias dengan 7 jenis ornamen ukiran yang indah.
Setiap sudut dan sisi dari rumah ini punya makna atau filosofis tersendiri. Rumah ini adalah saksi bisu sejarah perkembangan daerah Pidie Jaya dari masa ke masa.
Awalnya, sebelum dijadikan museum, rumah ini berada di Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Meureudu. Akan tetapi, karena rumah ini menyimpan sisi historis yang tak bisa dipisahkan dari perkembangan Pidie Jaya, atas persetujuan Tgk Nur Iman yang merupakan seorang kolektor yang mengambil alih kepemilikan rumah ini dari ahli waris, akhirnya Rumoh Aceh ini dipindahkan ke Taman Kota Pidie Jaya.
Uniknya, sampai rumah itu jadi Museum Rumoh Aceh di Pidie Jaya, bentuk awal dan keorisinilitasannya masih dipertahankan sampai sekarang.
Saat ini Museum Pidie Jaya mengoleksi beragam peninggalan sejarah Aceh, terdapat ratusan benda peninggalan sejarah dan kebudayaan. Benda-benda tersebut terdiri dari foto, alat rumah tangga, manuskrip dokumen, alat pertanian, pakaian, perhiasan, koleksi mata uang, alat ibadah dan masih banyak yang lainnya.
Koleksi di Museum Rumoh Aceh ini ditata dengan apik, mulai dari serambi depan, lantai dasar, serambi tengah, kamar, serambi belakang, dan juga perkaranganya. Di perkarangan bagian belakang museum, terdapat tempat penyimpanan beras tradisional orang Aceh yang dinamakan krong pade. Selain itu juga terdapat dua buah Jeungki yang terletak di kiri kanan krong pade, yaitu alat penumbuk padi tradisional.
Baca Juga: Pantai Ujong Serangga Abdya jadi Tempat Terbaik untuk Menikmati Sunset
Usaha dalam pendirian museum ini juga terbilang luar biasa, agar museum tersebut mempunyai koleksi yang berkualitas dan punya fakta sejarah yang menarik, pengumpulan barang-barang ini dimulai sejak tahun 2018. Sehingga pada tahun 2020 musuem ini pun akhirnya berdiri dan terdapat berbagai macam koleksi di dalamnya.
Hal unik lainnya yang bisa dirasakan ketika berkunjung ke Museum Rumoh Aceh ini adalah, untuk sampai dan memasuki museum, para wisatawan harus menaiki rakit untuk menyeberangi danau buatan yang ada di sekeliling area museum.
Lokasinya yang indah dan dikelilingi berbagai macam jenis bunga dan tanaman, Area museum Pidie Jaya juga sering digunakan sebagai spot foto prewedding.
Museum Rumoh Aceh ini berlokasi di Taman Kota Pidie Jaya, terletak di sisi barat Komplek Perkantoran Bupati, Gampong Manyang Lancok, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya.
Usaha dalam pendirian museum ini juga terbilang luar biasa, agar museum tersebut mempunyai koleksi yang berkualitas dan punya fakta sejarah yang menarik, pengumpulan barang-barang ini dimulai sejak tahun 2018. Sehingga pada tahun 2020 musuem ini pun akhirnya berdiri dan terdapat berbagai macam koleksi di dalamnya.
Hal unik lainnya yang bisa dirasakan ketika berkunjung ke Museum Rumoh Aceh ini adalah, untuk sampai dan memasuki museum, para wisatawan harus menaiki rakit untuk menyeberangi danau buatan yang ada di sekeliling area museum.
Lokasinya yang indah dan dikelilingi berbagai macam jenis bunga dan tanaman, Area museum Pidie Jaya juga sering digunakan sebagai spot foto prewedding.
Museum Rumoh Aceh ini berlokasi di Taman Kota Pidie Jaya, terletak di sisi barat Komplek Perkantoran Bupati, Gampong Manyang Lancok, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya.