Safaruddin Pastikan Petani Abdya Jadi Prioritas, Program “Sajan Petani” Siap Jalan 2026
Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin, mengatakan komitmen kuat pemerintah daerah dalam memperkuat sektor pertanian sebagai prioritas utama pembangunan. Hal itu disampaikannya saat kegiatan tanam padi serentak di Cot Setui Balang Pidie, Jumat (31/10/2025) pagi, yang digelar oleh Dinas Pertanian Abdya.
ABDYA - Dalam kesempatan tersebut, Safaruddin menyampaikan apresiasi kepada jajaran Dinas Pertanian atas kerja keras dan kesiapan mereka menggelar kegiatan tersebut. Ia menekankan bahwa pemerintahan Arah Baru Abdya Maju harus benar-benar dekat dengan petani dan memberikan dukungan nyata, bukan sekadar janji.
“Saya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih terhadap kesiapan teman-teman Dinas Pertanian. Pemerintah harus benar-benar dekat dengan petani, bukan hanya sekadar slogan,” ujarnya.
Safaruddin menilai, keberpihakan pemerintah terhadap petani harus diwujudkan melalui dukungan anggaran dan perhatian yang berkelanjutan.
“Kalau hanya slogan tanpa dukungan anggaran dan perhatian, itu nihil,” katanya.
Menurut Safaruddin, tahun 2025 menjadi masa transisi karena APBK yang digunakan masih merupakan warisan pemerintahan sebelumnya. Namun, pada tahun 2026, program Sajan Petani akan mulai dijalankan sepenuhnya dan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan petani melalui dana Otsus, DAU, serta dana bagi hasil lainnya.
“Mulai tahun depan, kita pastikan program Sajan Petani benar-benar menyentuh kebutuhan para petani,” jelasnya.
Safaruddin juga memaparkan hasil kerja sama dengan pemerintah pusat yang telah mendatangkan berbagai bantuan alat pertanian (alsintan) ke Abdya.
“Janji Pak Menteri dulu satu unit combine, lima traktor 4WD, sepuluh hand traktor, dan sepuluh pompa air. Tapi sekarang sudah turun tiga combine, tujuh traktor 4WD, sepuluh hand traktor, dan seratus pompa air,” ungkapnya.
Ia menyebut, tahun ini Abdya juga akan menerima tambahan bantuan berupa dua combine lagi, lima traktor 4WD, sepuluh hand traktor, serta 25 ton bibit padi.
“Janji Pak Menteri sebanyak 3.000 bibit juga sedang saya tagih,” ujarnya.
Safaruddin mengungkapkan, peran TNI turut membantu perjuangan pemerintah daerah dalam mendapatkan proyek irigasi teknis dari kementerian.
“Pak Dandim juga berkoordinasi dengan pihak kementerian. Alhamdulillah, beberapa pembangunan irigasi teknis sudah kita dapatkan,” tuturnya.
Selain bantuan pusat, Pemkab Abdya juga menyiapkan pengadaan alsintan melalui APBK 2026, termasuk dua combine dan satu ekskavator untuk membantu petani mengelola lahan serta memperbaiki saluran irigasi.
“Kalau ada irigasi tersumbat, tidak ada alasan lagi bagi dinas terkait untuk tidak membantu petani,” ucap Safaruddin.
Bupati juga meminta Dinas Pertanian menyusun roadmap pembangunan irigasi dan peningkatan produktivitas pertanian dengan prinsip pemerataan.
“Kita ingin membangun seperti obat nyamuk, dari lingkar luar dulu baru ke tengah. Jadi jangan hanya fokus di kota,” ujarnya.
Safaruddin mengingatkan agar Dinas Pertanian tidak hanya mendengar keluhan petani, tetapi segera bertindak cepat.
“Kalau ada petani atau kejrun yang butuh bantuan, jangan hanya didengar. Harus ada tindakan nyata. Kalau tidak bisa membantu, minimal beri perhatian dan solusi sementara,” katanya.
Ia juga menegaskan agar Dinas Pertanian dan BPBK selalu siaga mengantisipasi persoalan irigasi saat musim hujan.
“Kalau dinas abai, saya minta langsung lapor ke pendopo. Saya akan pastikan kadis pertanian yang tidak layak akan saya evaluasi,” tegasnya.
Bupati Safaruddin mengaku memahami betul kehidupan petani karena sejak kecil telah akrab dengan dunia sawah.
“Saya memang bukan lahir sebagai anak petani, tapi sejak kecil saya makan dari hasil sawah ayah saya yang juga ikut bertani,” ungkapnya.
Ia turut memperkenalkan program hilirisasi pertanian dengan menanam padi lokal jenis Sigupai di lahan pemerintah.
“Lahan milik pemerintah daerah akan ditanami padi Sigupai. Kalau petani ingin menanamnya, kita bantu bibit, operasional, dan hasil panennya akan dibeli pemerintah,” jelasnya.
Masalah permodalan petani juga menjadi perhatian serius. Ia berharap perbankan di Abdya dapat berpihak kepada petani.
“Kalau Bank tidak berpihak kepada petani, mohon maaf, dana APBD tidak perlu kita simpan di sana,” katanya.
Menanggapi kritik soal dirinya yang kerap berada di luar daerah, Safaruddin menjelaskan bahwa langkah itu semata dilakukan untuk membawa manfaat bagi daerah.
“Kalau saya hanya diam di sini dan bergantung pada APBD, Abdya tidak akan maju,” tuturnya.
Ia menutup arahannya dengan memaparkan sejumlah capaian delapan bulan terakhir.
“Kita sudah dapat Alsintan, bibit padi, bibit jagung, bantuan Kampung Nelayan Rp22 miliar, revitalisasi 52 sekolah senilai Rp50 miliar, dan pembangunan tiga jembatan serta pengaman tebing Rp15 miliar,” paparnya.
“Alhamdulillah, kerja keras kita mulai terlihat hasilnya. Semua ini untuk kemajuan petani dan masyarakat Abdya,” tutup Safaruddin.
Posting Komentar