Arief Poyuono Sebut Azis Syamsuddin Korban Pemerasan
Penangkapan politisi Golkar Azis Syamsuddin dalam perkara dugaan suap Stepanus Robin Pattuju dalam mengurus penanganan kasus dugaan korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) Lampung Tengah, menurut Arief Poyuono hanyalah korban pemerasan.
JAKARTA - Mantan wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono ikut berkomentar terkait penetapan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin jadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Arief menilai, Azis adalah korban pemerasan penyidik KPK yang tidak menyidik kasus korupsi. Dan yang bersangkutan dengan dugaan keterlibatan Azis.
Menurut Arief, Ketua KPK Firli Bahuri tidak asal menetapkan tersangka. Bahkan Arief menantang Firli untuk membuktikan Azis memberikan suap kepada bekas penyidik KPK AKP Stepanus Robin Pattuju.
Arief mencontohkan tuduhan KPK bahwa Rita dengan peran Azis memberikan suap Rp1,5 miliar kepada Robin terkait pengurusan peninjauan kembali (PK) soal kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Maka Arief pun menduga bahwa Azis dan Rita korban penipuan dari penyidik KPK. Akibatnya, Arief melemparkan kritikan keras terhadap kinerja penyidik KPK.
"Ini kan sama saja menunjukkan bahwa sistem dalam rekrutmen, pembinaan, serta kontrol pimpinan KPK terhadap jajaranya yang dalam kasus ini penyidik, sangat buruk sekali, bisa jadi masih banya Robin-robin lainnya di KPK," tegasnya.
Arief Poyuono. Foto: IST |
Arief menilai, Azis adalah korban pemerasan penyidik KPK yang tidak menyidik kasus korupsi. Dan yang bersangkutan dengan dugaan keterlibatan Azis.
Menurut Arief, Ketua KPK Firli Bahuri tidak asal menetapkan tersangka. Bahkan Arief menantang Firli untuk membuktikan Azis memberikan suap kepada bekas penyidik KPK AKP Stepanus Robin Pattuju.
Arief mencontohkan tuduhan KPK bahwa Rita dengan peran Azis memberikan suap Rp1,5 miliar kepada Robin terkait pengurusan peninjauan kembali (PK) soal kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Maka Arief pun menduga bahwa Azis dan Rita korban penipuan dari penyidik KPK. Akibatnya, Arief melemparkan kritikan keras terhadap kinerja penyidik KPK.
"Ini kan sama saja menunjukkan bahwa sistem dalam rekrutmen, pembinaan, serta kontrol pimpinan KPK terhadap jajaranya yang dalam kasus ini penyidik, sangat buruk sekali, bisa jadi masih banya Robin-robin lainnya di KPK," tegasnya.