Seru! Anies Didebat Mahasiswa Soal IKN, Ini Alasannya Ibu Kota Tetap Di Jakarta

Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan didebat oleh mahasiswa soal Ibu Kota Negara (IKN) di Universitas Prof Hazairin, Bengkulu, Rabu (6/12).

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan di Bengkulu, Rabu (6/12). Foto: Instagram/Anies Baswedan

BENGKULU- Ari Nigara yang duduk semeja menghadap Anies dengan tatapan tajam dan berbicara dengan lantang. Ia menyebut isu perubahan yang diusung tidak selaras dengan pernyataannya yang dinilai ngotot mempertahankan ibu kota di Jakarta.

Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar pulau Jawa menurutnya adalah gerakan perubahan. Ia juga mencontohkan negara-negara maju yang pusat ibu kota dan pusat ekonominya berada di daerah yang berbeda.

"Karena kita memimpikan kalau di Amerika Serikat ada Washington DC, ada New York sebagai pusat ekonomi," ujarnya dengan nada tinggi.

Anies dengan nada bicara yang santai menyampaikan beberapa alasan kenapa IKN belum menjadi prioritasnya ketika terpilih sebagai presiden.

Di antaranya karena masih banyak persoalan rakyat yang primer dan mendesak belum selesai. Ia menyebutkan, masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki Puskesmas, sekolah, akses jalan yang layak dan fasilitas publik lainnya.

Selain itu, masih banyak guru-guru honorer yang belum sejahtera, anak-anak putus sekolah hingga angka stunting yang masih tinggi akibat kekurangan gizi. Sementara, kata Anies, anggaran yang dimiliki oleh negara terbatas.

"Mau dipakai untuk apa? Untuk membantu anak-anak bisa sekolah sampai selesai, untuk membangun puskesmas, untuk mengangkat guru-guru yang selama ini hanya honorer, atau hanya dipakai untuk membangun istana yang hanya dinikmati oleh aparat negara," jawab Anies yang sontak disambut tepuk tangan dan sorakan hadirin.

Ia mengaku, akan lebih mendahulukan kepentingan primer yang langsung dirasakan oleh masyarakat dibandingkan membangun IKN. Kecuali jika anggaran negara dalam kondisi berlebih.

"Pertanyaannya, kita uangnya lagi berlebih atau kurang? Kalau uang kita itu berlebih, maka bisa kita taruh untuk urusan yang bukan primer, kita ini hal primer saja belum selesai," lanjutnya.

Menurutnya, angka stunting yang tinggi karena belum mengalokasikan anggaran yang cukup untuk gizi ibu hamil dan anak-anak pra-sekolah.

"Jadi bukan soal IKN tidak setuju. Hari ini, kita memiliki kebutuhan yang urgent," tandasnya.