Ahli Waris Korban Meninggal dan Korban Luka Berat Akibat Longsor Ponorogo juga dapat Santunan
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan santunan senilai total Rp430.000.000 kepada ahli waris korban meninggal dan korban luka berat dalam bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Penyerahan santunan dan bantuan perlengkapan salat, Al Quran, dan tasbih berlangsung di Pendopo Kecamatan Pucung, Kabupaten Ponorogo, Senin malam (17/4).
Sebanyak 28 ahli waris mendapatkan santunan masing-masing Rp15.000.000 dan 2 korban luka berat masing-masing mendapat santunan Rp5.000.000. Suasana haru dan khidmat mewarnai proses penyerahan santunan yang dirangkai dengan doa bersama itu.
Mensos yang didampingi oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni tampak larut dalam suasana duka. Beberapa kali Khofifah menyeka air mata saat berbincang dengan keluarga korban. Untuk beberapa saat lamanya, mereka duduk bersila mengelilingi Mensos seraya mencurahkan perasaan dan kesedihan karena kehilangan sejumlah anggota keluarga.
"Kamu harus kuat, tegar dan pelan-pelan bangkit kembali dari kesedihan. Adik-adik perlu bimbingan dan disemangati agar bisa kembali ke sekolah dan melanjutkan hidup. Kalian tidak sendiri, nanti akan disiapkan berbagai bantuan agar dapat membantu meringankan beban keluarga," ucap Khofifah lirih kepada Sumarno (25) yang kehilangan kedua orang tuanya dalam musibah longsor dan kini harus menghidupi 5 adiknya.
Mensos mengatakan Kementerian Sosial telah menerjunkan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk melakukan assesment sekaligus intervensi guna pengurangan reaksi emosional kepada korban yang berada di pengungsian. Bersama tim LDP dari Provinsi Jawa Timur dan unsur lainnya, tim LDP melakukan pengorganisasian korban terdampak sekaligus psikoedukasi bagi keluarga korban. Tujuannya untuk mengembalikan situasi normal dan rutinitas.
"Dari hasil assesment, korban terdampak longsor mengalami kesedihan yang mendalam dan merasakan trauma serta kecemasan akan kehidupan selanjutnya, terlebih ada anggota keluarga yang meninggal karena bencana yang terjadi. Untuk itu mereka memerlukan layanan psikososial secara berkelanjutan yakni _trauma healing, counseling, spirit of life, life review therapy dan play therapy_," papar Mensos.
Dalam jangka panjang, lanjutnya, diperlukan penanganan pascatrauma atau _Post Trauma Stres Disorder_ (PTSD). Sehingga tim LDP akan terus berada di lokasi pengungsian dan hunian sementara (huntara) hingga dirasa cukup dalam memberikan penguatan kepada warga.
Penanganan Kebencanaan
Dalam kesempatan tersebut Mensos juga memuji langkah taktis dan gerak cepat Pemkab Ponorogo dalam penanganan bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo yang terjadi Sabtu (1/4) yang menewaskan 28 orang penduduk setempat dan 258 jiwa mengungsi.
"Gerak cepat Pemkab Ponorogo ini dapat dijadikan _role model_ bagi pemda lainnya dalam penanganan kebencanaan. Proses evakuasi dan pencarian korban dilakukan terus menerus, sementara di saat yang sama juga dilakukan relokasi warga ke tempat yang aman, pembukaan satu rekening donasi atas nama pemkab untuk memudahkan pemantauan dan pengawasan, memberikan santunan kepada ahli waris, menyiapkan hunian sementara, serta hunian tetap bagi para pengungsi, bersama TAGANA mengelola dapur umum lapangan dengan baik untuk pengungsi. Ini adalah upaya komprehensif yang dilakukan dengan cepat dan yang terpenting pengungsi tetangani dengan baik," terang Khofifah.
Sementara itu Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan kedatangan Mensos telah menguatkan keluarga korban dan pengungsi. Tercatat telah dua kali Mensos hadir pascalongsor. Pertama, Mensos tiba di Ponorogo pada hari Minggu (2/4) untuk meninjau lokasi longsor dan menyerahkan bantuan berupa logistik terdiri dari paket lauk pauk, family kit, food ware, selimut woll, matras, tenda gulung, tenda keluarga dan paket sandang. Kedatangan kedua, Mensos menyerahkan santunan kepada ahli waris korban longsor dan memberi penguatan kepada keluarga korban.
Dalam pidato sambutannya Ipong mengungkapkan kehadiran Mensos di lokasi bencana sehari setelah telah memicu gerakan sosial yang luar biasa. Gelombang relawan dan bantuan berupa makanan, pakaian, serta uang terus mengalir. Sebanyak 4.500 relawan dari berbagai unsur datang membantu, bantuan berupa uang kini hampir mencapai Rp1 miliar, sementara bantuan makanan dan pakaian juga berdatangan dari seluruh tanah air hingga pemkab harus menyiapkan pendopo-pendopo kecamatan yang lain sebagai tempat penyimpanan sementara bantuan-bantuan yang masuk.
"Keluarga yang hilang tidak tergantikan, tetapi kehadiran Mensos berarti. Sesaat setelah Mensos datang, bantuan dan kepedulian sosial berdatangan dan hal ini sangat melegakan bagi keluarga korban," demikian Ipong. (*)
Sumber Foto: Humas Kemsos