Jangkau Pelosok, Kemensos Luncurkan Mobil E-Warong
Kementerian Sosial meluncurkan mobil e-Warong Program Keluarga Harapan (PKH) di Pendopo Bupati Kabupaten Mojokerto, Sabtu (1/4). Secara berkala, layanan dalam bentuk minibus tersebut akan berkeliling ke sejumlah desa melayani keluarga penerima manfaat (KPM) PKH.
"Tujuannya tak lain untuk memudahkan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Bila sebelumnya E-Warong menempati rumah dan sifatnya permanen, sekarang bisa _mobile_ . Ini yang pertama di Indonesia," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Khofifah menerangkan, mobil hasil inovasi Dinas Sosial Mojokerto dan Bank Negara Indonesia (BNI) tersebut menjual berbagai kebutuhan pangan seperti beras, gula, minyak, dan tepung dengan harga yang lebih murah. Di mobil tersebut, KPM juga bisa mencairkan bantuan sosial non tunai PKH.
"Lebih praktis karena menerapkan sistem jemput bola. Mobil ini yang akan mendatangi KPM secara periodik," imbuhnya.
Menurut Khofifah, inovasi dinilai perlu untuk terus meningkatkan layanan kepada KPM. Terlebih penerima bansos PKH Non Tunai adalah masyarakat miskin dan baru kali pertama mengenal transaksi keuangan perbankan. Khofifah berharap, layanan mobil E Warong PKH di Mojokerto ini bisa ditiru oleh Kabupaten/Kota lain di Indonesia.
Selain menggunakan mobil e-Warong PKH, tambah Khofifah, penjangkauan juga dilakukan menggunakan BNI Layanan Gerak (BLG). BLG ini merupakan mobil layanan milik BNI yang dilengkapi dengan mesin ATM, terminal BNI Internet Banking, handset untuk menghubungi BNICall, serta didukung oleh customer service dan teller yang siap melayani aneka transaksi perbankan.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos Khofifah juga menyalurkan bantuan sosial bagi Kabupaten Mojokerto senilai Rp139 miliar. Angka tersebut terbagi dalam berbagai jenis bantuan sosial antara lain program keluarga harapan (PKH), Kube, beras sejahtera (Rastra), Rutilahu, bantuan keserasian sosial, bansos Kube Jasa, bansos lansia, bansos disabilitas, dan bantuan e-warong.
Adapun jenis bansos yang memperoleh alokasi terbesar yakni beras sejahtera (Rastra) sebesar Rp88,9 miliar dengan sasaran sebanyak 64.878 keluarga.
Sementara itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan layanan e-warong merupakan program Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk konversi dari subsidi pangan (beras miskin/raskin dan beras sejahtera/rastra) ke bantuan pangan berupa beras, minyak goreng, gula, dan tepung.
"Penerima KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) dari Kementerian Sosial dalam Program Keluarga Harapan (PKH) bisa berbelanja bahan pangan tersebut di e-warong yang telah ditentukan, tanpa membawa uang tunai, tetapi dengan menggunakan saldo yang ada di KKS tersebut, dimana bantuan untuk pangan Rp110.000 per bulan," tuturnya.
Harry menerangkan, kartu kombo KKS mempunyai banyak keunggulan dalam penyaluran bantuan sosial. Pertama, memiliki fitur keuangan dan fitur tabungan, sehingga dapat digunakan untuk penarikan tunai bansos PKH dan transaksi pembelian barang seperti beras, gula, LPG, dan lain-lain.
Keunggulan lainnya, produk KKS merupakan produk perbankan Laku Pandai atau LKD. Dengan demikian sistem penyaluran bansos dikendalikan dan dimonitor oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia secara bersama-sama.
Bantuan Korban Banjir Mojokerto
Sementara itu, di Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto Mensos menyerahkan bantuan sosial bagi korban banjir senilai Rp225 juta. Bantuan terdiri dari permakanan, peralatan evakuasi, sandang, dan paket keluarga. Khofifah juga memberikan satu unit mobil dapur umum lapangan (Dumlap) senilai Rp462 juta.
"Dumlap ini sangat berguna dalam mendukung kebutuhan logistik pengungsi dan relawan saat terjadi bencana. Semoga bisa bermanfaat," harap Khofifah.
Diterangkan, mobil dapur umum lapangan dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung di dapur umum. Seperti tabung gas, kompor dan peralatan memasak lain. Selain itu kendaraan ini juga dilengkapi dengan berbagai pengaman seperti pemadam api dan pengaman lain untuk mendukung kelancaran operasional.
Menanggapi banjir yang terjadi, Khofifah mengatakan solusi yang dapat dilakukan untuk adalah normalisasi sungai, mitigasi berupa penanaman pohon di hulu, serta peringatan dini tentang potensi hujan untuk mengurangi risiko ketika banjir. (*)