Menteri Amran: Jangan Biarkan Ada Sapi yang Tidak Bunting!
Biasanya dia dipanggil Pak Kentil. Padahal nama aslinya Sajuli (40). Dia adalah salah satu transmigran beruntung kemarin, Rabu (26/4), saat ditemui Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Luwu Utara.
Sama seperti nama asal desanya, yaitu Desa Spontan, Kecamatan Wonokerto, Menteri Amran juga spontan melepaskan topi yang sehari-hari dikenakan kemudian dipakaikan kepada Kentil, lantaran gembiranya Amran mendengar cerita sukses dia terkait Inseminasi Buatan pada sapi peliharaannya.
Inseminasi buatan (IB) adalah proses pembuahan dengan cara memasukkan semen (sperma) ke dalam rahim, dalam hal ini rahim sapi. Agar melahirkan sapi dalam ukuran yang lebih besar. Semen yang disuntikkan ini berasal dari sapi Singosari, Malang Jawa Timur.
Saat menyaksikan festival ternak sapi IB di samping rumah jabatan Bupati Luwu Utara itu, Amran takjub melihat sapi hasil IB dengan ukuran yang cukup besar. Beratnya mencapai 1,2 ton. Harganya ditaksir mencapai Rp60 juta per-ekor.
"Ini luar biasa, umur dua tahun, 60 juta. Dulu harganya 7 juta. Berapa persen itu naik, hanya buang waktu untuk IB. Ini cara beternak yang cerdas," pungkas Amran, sembari menepuk-nepuk bahu Kentil, salah seorang peternak sapi.
Amran menargetkan ada tiga juta sapi hasil inseminasi buatan pada tahun ini. Target ini terus dikebut untuk mengejar swasembada daging di Indonesia dan menurunkan angka impor sapi. Karena itu, ia meminta semua sapi di Luwu Utara wajib bunting.
"Tolong semua, tolong semua sapi di Luwu Utara wajib bunting. Jangan biarkan berkeliaran kalau nggak bunting. Masak masukkan sperma nggak bisa," guyon Amran.
"Berapa negara kami lihat, kita nggak kalah. Coba di Australia apa ada begini. Di sini rumput mudah tumbuh di sana susah tumbuh," sambungnya.
"Salut, hebat," puji Amran, kemudian memakaikan topi miliknya kepada Kentil.
Kentil kepada Rakyat Merdeka mengaku saat ini mempunyai sembilan sapi. Empat sapi biasa, lima sapi hasil inseminasi buatan. Namun, beberapa sapinya punya masalah dalam hal berat badan. Padahal intensitas dan pola makan sapinya normal.
"Saya belum tahu obatnya apa. Kemudian kita nggak cuma ingin sapi gemuk, tapi juga nggak banyak lemak. Percuma gemuk, kalau lemaknya banyak buat apa," paparnya.
Bupati Indah Putri Indriani, di hadapan Menteri Amran mengaku sudah menyiapkan lahan 500 hektar untuk peternakan sapi. Setidaknya Ia meminta Mentan berkenan mengisi satu sapi setiap hektarnya.
"500 hektar lahan sudah disiapkan. Paling tidak satu hektar diisi satu ekor. Ya saya harap lebih," harapnya.
Mentan menyanggupi permintaan itu, tapi bukan dalam bentuk sapi. Melainkan dalam bentuk sperma.
"Pak kadis, saya kasih 500 sperma. Sembilan bulan ke depan. Sudah penuh sapi 500 hektar. Lebihkan 1000, mana tau ada ada mati," janji Mentan. (*)