Sengketa Lahan Beres, NTB Songsong MotoGP

Masalah pembebasan lahan yang tidak kunjung selesai sejak 29 tahun lalu di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika hari ini diselesaikan dengan penyerahan uang kerohiman masyarakat oleh Menko Kemaritiman, Luhut Pandjaitan. 

"Saya berharap bulan ini harus selesai, nanti Pak Kapolda dan Pak Danrem supaya bekerja sama untuk mendorong ini selesai, dan (termasuk) Bapak-Ibu sekalian," sambung Menko Luhut dalam sambutannya saat meminta peran aktif Gubernur NTB M. Zainul Majdi, Kapolda NTB Brigjen Pol. Firli, Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel Inf. Farid Makruf dalam menyelesaikan pembayaran yang belum tuntas, di Rumah Mutiara Indonesia, Lombok Sabtu (1/4).

Menko Luhut menyerahkan uang kerohiman tahap pertama secara simbolik pada 10 warga yang berhak. Total pembayaran yang diberikan senilai Rp 2,8 milyar dibayarkan untuk pembebasan lahan seluas 63.019 meter persegi yang berlokasi di Batek Bantar. Setelah bertahun-tahun, Menko Luhut mulai turun tangan ke Mandalika sejak Oktober 2016.

"Karena (harus memperhatikan) peraturan perundang-undangan dan segala macam (faktor lainnya, maka kemudian) kita carilah formula yang pas, itu membutuhkan waktu sampai hampir empat bulan hingga proses ini selesai.  Sehingga dana kerohiman ini cara yang paling bagus untuk menyelesaikan," jelas Menko Luhut.

MotoGP

Dengan selesainya masalah pertanahan ini beberapa tahun ke depan, pecinta MotoGP di Indonesia dapat menyaksikan pembalap sekelas Valentino Rossi ataupun Jorge Lorenzo berpacu di Sirkuit Lombok, NTB.  

Sirkuit ini adalah satu bagian dari rencana besar PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) / ITDC untuk menjadikan kawasan Mandalika sebagai tujuan wisata kelas dunia. 

Sirkuit ini menurut Menko Luhut rencananya akan dibangun oleh perusahaan investor dari Perancis, Vincy.

"Tadi Pak kepala ITDC katakan ada hampir Rp 6 triliun akan segera masuk dari satu investor Perancis (untuk) membuat hotel dengan sirkuit Moto GP. Sudah pasti, sudah ditandatangani presiden," Menko Luhut menjawab  pertanyaan wartawan.

Berkelanjutan

Kepada Gubernur NTB, Menko Luhut berpesan bahwa penyelesaian masalah lahan masih harus dilanjutkan dengan memajukan industri lokal dan kualitas SDM dengan pendidikan.       

"Kita juga nggak mau hanya menyelesaikan (sampai) begini saja. Kita ingin juga pegawai nanti di kawasan KEK Mandalika ini nanti juga banyak putra-putri dari sini. Nanti Pulau Lombok yang begini kaya itu harus juga orang Lombok sendiri yang menikmatinya, jangan jadi orang lain (yang menikmatinya)," ujar Menko Luhut.   

Ia memberikan contoh produk lokal yang bisa dijual ke industri restoran dan perhotelan.

"Banyak produk-produk pertanian yang bisa dijual di-supply di kawasan ini misalnya sayur, telur, ayam," jelasnya lebih lanjut .

Pemerataan pembangunan
Pengembangan KEK Mandalika sendiri merupakan implementasi dari strategi pembangunan pemerintah Indonesia yang ingin mendorong pertumbuhan yang berkeadilan. 

"Strategi kita tidak lagi Jawa-sentris tapi Indonesia-sentris, (sehingga) pertumbuhan di luar Jawa menjadi penting," sambutan Menko Luhut di acara Musyawarah Nasional 1 Perhimpunan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia di Senggigi, NTB, pada hari yang sama. 

"Negeri ini mau kita bikin bagus atau tidak bagus, tergantung kita," pesan Menko Luhut menutup acara tersebut, dengan menekankan pentingnya kerja sama dalam tim untuk menyelesaikan setiap masalah di level pekerjaan apapun.