Alhamdulillah! 41 KK Suku Anak Dalam Akhirnya Bisa Menikmati Listrik

Sedikitnya 23 rumah kepala keluarga (KK) Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Pulau Lintang, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, dan 18 KK SAD Desa Sialang, Kabupaten Merangin, Jambi kini dapat menikmati aliran listrik. 

Energi yang berasal dari pembangkit listrik tenaga surya (solar cell) tersebut memiliki daya sebesar 400 Volt Ampere. Alat yang dipasang di setiap rumah itu pun mampu bertahan hingga 10 tahun.

"Listrik yang dihasilkan tidak akan membebani keluarga karena menggunakan cahaya matahari. Tidak perlu membayar setiap bulannya," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat kunjungan kerja di Provinsi Jambi, Senin (15/5). 





Ini merupakan kunjungan kedua Khofifah ke pemukiman Suku Anak Dalam di Desa Pulau Lintang dan Sialang. Kunjungan pertama, Kemensos di Pulau Lintang meresmikan pemukiman SAD tiga bulan lalu.

Khofifah yang didampingi Gubernur Jambi, Zumi Zola juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan Balai Sosial di pemukiman SAD senilai Rp50 juta. Sebanyak 18 akte kelahiran anak juga diserahkan. 

Khofifah menerangkan, Kementerian Sosial sendiri menargetkan sebanyak 500 rumah Suku Anak Dalam teraliri listrik dalam program "Terangi Suku Anak Dalam, Orang Rimba, dan Komunitas Adat Terpencil" yang diinisiasi musisi AKON bersama Yayasan Dwiyuna Jaya Foundation tersebut. 

"Satu unit solar cell ini senilai Rp8 juta. Selain penerangan, juga diberikan televisi, parabola, kipas angin, dan baterai lithium untuk balai serta filter air siap minum," paparnya. 

Tidak hanya itu, tambahnya, Kementerian Sosial juga membangunkan jalan sepanjang 1 kilometer senilai Rp200 juta guna mempermudah warga SAD mengakses perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. 

Dipilihnya Suku Anak Dalam, Orang Rimba, dan Komunitas Adat Terpencil, lanjut Khofifah karena wilayah tempat tinggal mereka memiliki akses yang sangat terbatas. Jangankan listrik dan sinyal, akses jalan menuju wilayah desa terdekat dari permukiman mereka pun sangat sulit karena umumnya adalah jalan setapak yang terjal, berbatu, dan berlumpur. 

"Dalam kunjungan pertama, ada warga SAD yang meminta untuk diberikan penerangan listrik. Oleh karena itu saya langsung mengupayakannya, namun tetap memperhitungkan kemampuan SAD dan faktor lainnya," ujarnya. 

"Kalau PLN narik kabel sampai ke wilayah mereka berapa investasi yang harus dikeluarkan. Belum lagi biaya bulanan yang harus dibayarkan setiap kepala keluarga tiap bulannya. Sudah pasti butuh ongkos yang besar," tambahnya. 

Menurut Khofifah, apa yang dilakukan Kemensos sejalan dengan program percepatan elektrifikasi desa yang tengah digencarkan pemerintah. Selama ini, kata Khofifah, warga SAD hidup tanpa listrik. Selain itu, mereka hidup selalu berpindah-pindah (nomaden) dari kawasan yang satu ke kawasan yang lain untuk bertahan hidup. 

"Saya berharap masuknya listrik ke pemukiman mampu meningkatkan kesejahteraan warga SAD. Utamanya bagi anak sekolah yang bisa memanfaatkannya untuk belajar di malam hari," imbuhnya. 

*Rumah Pintar Anak SAD* 

Sementara itu, di Kabupaten Merangin, Khofifah juga meresmikan Rumah Pintar bagi SAD di Desa Sialang, Kecamatan Pamenang. Rumah Pintar itu dibangun Kementerian Sosial bekerjasama dengan Pemda Merangin dan Satuan Brimob Polda Jambi. 

"Saya minta rumah pintar ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar saudara kita dari SAD juga bisa mengakses pendidikan dengan baik," tutur Khofifah.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah mengucapkan terimakasih atas peran serta Brimob Polda Jambi yang telah membantu terselenggaranya pendidikan bagi anak-anak SAD. 

"Tidak sekadar menjaga keamanan, namun anggota Brimob ini juga mengajarkan anak-anak SAD membaca, menulis, dan berhitung," ujarnya. 

Khofifah sempat melakukan tes kemampuan membaca huruf abjad dan angka, serta pemahaman anak-anaK SAD perihal binatang dan buah-buahan melalui alat peraga yang ada di dinding rumah pintar itu. 

Rumah Pintar ini juga dilengkapi panel surya sebagai sumber energi listrik untuk penerangan. Beragam buku bacaan pun disediakan guna merangsang dan menumbuhkan semangat gemar membaca kepada anak-anak SAD. 

Salah seorang anak, Janah (13) merasa gembira dengan keberadaan rumah pintar tersebut. Ia berjanji akan lebih giat lagi belajar demi menggapai cita-citanya menjadi seorang guru. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Hartono Laras mengatakan SAD di Kabupaten Merangin merupakan bagian dari 2.271 jiwa yang tersebar di 8 Kabupaten di Propinsi Jambi. 

Hartono mengatakan meskipun mereka berada di lokasi yang terpencil dan memiliki keterbatasan akses layanan, namun mereka adalah bagian dari warga negara Indonesia yang memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya. (*)


Humas Kemsos