Demi Kebangkitan Ekonomi Umat, Hamdan Zoelva Panaskan "Mesin" Tua nan Melegenda

Semalam, di sudut ruang tamu kecil tempat dia menginap, usai launching aplikasi IndonesiaBerzakat.org di Pusat Diklat Mahkamah Konstitusi, Puncak Bogor Jawa Barat, kami berdiskusi seru hingga dini hari dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva. 

Kali ini, kita sama sekali tidak menyinggung persoalan hukum sebagai bidang keahliannya, apalagi masalah politik. Tapi melainkan tentang ekonomi.

Seperti diketahui, sosok mantan hakim Mahkamah Konstitusi yang dikenal kalem, cerdas, muda, gagah dan bersahaja ini sekarang dipercaya memimpin Syarikat Islam, organisasi tertua di Indonesia. Pendirinya itu; HOS Tjokroaminoto, seorang guru yang melahirkan banyak tokoh bangsa seperti Presiden Soekarno, Tan Malaka, Soemaun, Kartosoewiryo, dan lain-lain. Bahkan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan pun pernah menjadi anggota Syarikat Islam Afdeling (cabang) Saudi. 

Organisasi ini awalnya bernama Sarekat Dagang Islam. Murni untuk menghimpun pebisnis dan saudagar-saudagar Islam, membangun ekonomi umat dan bangsa sekaligus melawan hegemoni monopoli bisnis Belanda.

Namun seiring waktu, organisasi ini dihadapkan dengan berbagai masalah internal, hingga terpecah belah dan vakum dalam waktu yang sekian lama. Dan Hamdan, berhasil menjadi sosok pemersatu organisasi yang pertama kali memperkenalkan kata nasional sebelum Indonesia merdeka. Bahkan sebelum sumpah pemuda digaungkan. 

Walhasil, tiga organisasi pecahan Syarikat Islam berhasil disatukan kembali dengan tangan dingin hamdan. "Kendaraan tua" nan melegenda yang lama menganggur itu kembali dipanaskan mesinnya. Dipugar dan direparasi setiap komponen yang telah lama karatan. Dan saat ini mulai kembali mengitari Indonesia.

Pelan-pelan, SI saat ini membangun sistem pembayaran online yang adil dan menguntungkan umat. Membuat aplikasi bayar zakat yang semakin memudahkan, transparan dan kredibel dalam pengelolaannya. Dan sejumlah perguruan tinggi yang berkonsentrasi pada keterampilan vokasi untuk menjawab tantangan dunia usaha mulai berdiri di sejumlah provinsi.

Dan terakhir, yang bikin saya tidak nyenyak tidur semalaman. Dia memaparkan kerjasama dengan tawaran penghasilan Rp5 milyar setahun. Bisnisnya bergerak di sektor pertanian, modalnya cuma lahan satu hektar. Beberapa daerah di Indonesia timur sudah mulai menjalankannya.

Jujur, saya tidak dapat membayangkan akan hadir berapa banyak milioner Islam baru lagi yang lahir jika bisnis ini ‎terealisasi.

Apa itu bisnisnya?

InsyaAllah nanti akan saya sampaikan pada waktunya.


Ade Alkausar
Citizen Journalisme