Mensos Serukan Organisasi Wanita Perkuat Kesatuan NKRI
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerukan kepada seluruh organisasi wanita untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal tersebut disampaikan Khofifah dihadapan Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Jakarta, Kamis (1/6) menyusul munculnya paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila dan berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Khofifah yang datang untuk membuka Kowani Fair 2017 dan Pasar Murah Pangan dalam rangka Pekan Pancasila tersebut sempat mengajak para peserta untuk menyanyikan bersama lagu Mars Pancasila selepas lagu Indonesia Raya.
"Gesekan sosial kemasyarakatan dan bentuk-bentuk praktik intoleransi di Indonesia semakin marak terjadi. Tidak boleh tidak, kaum perempuan harus ikut ambil bagian menjaga NKRI," ungkapnya.
Khofifah menerangkan, organisasi wanita bisa memainkan peran sebagai jembatan komunikasi dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mengingat penyebab utama perpecahan adalah tersumbatnya komunikasi antara berbagai elemen bangsa.
Artinya, lanjut Khofifah, organisasi Wanita dapat berperan dalam melakukan komunikasi timbal balik atau dua arah dengan tujuan menciptakan serta memelihara sikap saling pengertian (mutual understanding), saling mempercayai (mutual trust), dan saling menghormati (mutual respect).
"Ruang dialog yang minim, intensitas komunikasi yang rendah menyebabkan mudah terjadi salah faham yang bisa berdampak terhadap terjadinya perpecahan . Dialog justru malah intensif terjadi di sosial media yang berpotensi menjadikan salah paham, jika tidak disaring terlebih dahulu " imbuhnya.
Perempuan adalah Ibu Bangsa
Hal lain yang bisa diperankan kaum perempuan sebagai ibu bangsa adalah dengan menanamkan nilai kebangsaan kepada anak-anaknya sejak dini. Serta Bahwa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama, ras, dan kebudayaan yang diikat oleh ideologi Pancasila.
Dengan memiliki pemahaman kebangsaan yang benar dan utuh, lanjut Khofifah, maka harapannya anak tersebut mampu menangkis sikap intoleransi terhadap keberagaman.
"Semuanya harus dimulai dari dalam rumah bukan diluar rumah. Ibu lah yang jadi ujung tombak ketahanan keluarga yang bermuara pada ketahanan nasional dan bangsa," ujarnya.
Selain itu, kata Khofifah kaum perempuan khususnya ibu jangan sampai gagap teknologi (gaptek), mengingat perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Tidak sedikit generasi muda yang terpengaruh hal negatif akibat sosial media.
"Di sosial media banyak tersebar konten negatif, mulai dari pornografi, kabar hoax/fitnah, hingga paham/pemikiran sesat , radikalisme, terorisme serta intoleransi. Ibu disini bertugas menjadi pembimbing sekaligus filter bagi informasi yang diterima anak," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga meminta agar Kowani tidak melupakan maksud dan tujuan dibentuknya Kowani di tahun 1928 silam. Menurutnya, urgensi berdirinya Kowani tidak lain umtuk menggalang persatuan dan kesatuan serta membangun kesadaran berbangsa antara organisasi wanita Indonesia yang pada waktu itu masih bergerak sendiri-sendiri. (*)
*Biro Hubungan Masyarakat*
*Kementerian Sosial RI*