Di Kampus Udayana, Mentan Cerita Bagaimana Cara Jadi Lumbung Pangan Dunia
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman memberikan kuliah umum kepada calon wisudawan Universitaa Udayana, Bali, Jumat (4/8/2017). Dalam kegiatan ini, Mentan didampingi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang sekaligus alumni Universitas Udayana, I Ketut Diarmita.
Pada kesempatan ini, Mentan menyampaikan agar para wisudawan jika ingin sukses harus kerja keras dan jangan takut akan tantangan besar. Kemudian, calon wisudawan harus memiliki jiwa kewirausahaan dan kreatif, sehingga ke depannya memiliki usaha sendiri.
"Yang dokter, nanti harus punya usaha sendiri, punya rumah sakit minimal 10. Jangan diawal merasa hebat, harus bersinergi dengan lingkungan sekitar," ujarnya.
Terkait hal ini, Mentan mengungkapkan dengan semangat kerja keras, Kementerian Pertanian berhasil meningkatkan produksi pangan strategis seperti beras dan bawang merah dan cabai. Komoditas ini dulunya selalu diimpor, namun kini tidak lagi, karena kebutuhan masyarakat mampu dipenuhi dari produksi sendiri.
"Ketersediaan dan harga pangan di bulan Ramadhan tahun 2017 ini stabil. Ini prestasi pertama dalam sejarah Indonesia. Semuanya ini dicapai karena kerja keras dengan terobosan kebijakan dan sistem yang dibangun harus memiliki target pencapaian hasilnya," ungkapnya.
Oleh karena itu, Mentan mengajak calon wisudawan untuk membangun pertanian dengan membangunkan lahan tidur atau kering. Kemudian membangunkan air, karena air merupakan sumber kehidupan terutama bagi tanaman pertanian akan selalu tumbuh dan peoduksi meningkat jika air tersedia sepanjang waktu.
"Jika berhasil mewujudkan kedua hal ini, di tahun 2045 Indonesia dipastikan menjadi lumbung pangan dunia," tegasnya.
Rektor Udayan yang diwakili oleh Wakil Rektor I Universitas Udayana, I Made Damriyasa mengapresiasi pembangunan pertanian saat ini. Menurutnya, komoditas pertanian seperi beras, bawang merah dan jagung yang biasanya impor kini tidak lagi. Kemudian, Mentan menaruh perhatian yang tinggi pada keterlibatan perguruan tinggi dalam program pembangunan pertanian. Riset dan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi dapat diaplikasikan dalam mendukung program peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.
"Kami juga sangat mengapresiasi juga program pertanian saat ini dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dan menampung sarjana pertanian yang baru lulus, sehingga dapat aplikasikan langsung ilmu dan melakukan pendampingan petani," ujarnya.