Jaring Investor Singapura, Menko Luhut: Jika Ada yang Menghambat, Lapor Saya

Menko Luhut memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Mr. S. Iswaran pada Jumat (11/8). 

Pertemuan ini merupakan persiapan pelaksanaan Singapore-Indonesia Leaders' Retreat sebagai peringatan 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua Negara. "Saya berharap bahwa Leaders' Retreat yang akan diadakan bulan depan membawa manfaat dan hasil yang nyata," tegas Menko Luhut.

Salah satu isu yang digarisbawahi pada pertemuan tersebut adalah kerja sama menghadapi era ekonomi digital. "Diharapkan ada kolaborasi dalam beberapa kegiatan seperti dalam hal Investment and skills training, digital economy, regional growth and development," ungkap Menko Luhut yang disambut baik oleh Singapura.

"Saya pikir penting bagi kita untuk menyamakan suara dan memberikan sinyal kepada dunia bahwa ASEAN tidak hanya berhasil pulih dari krisis keuangan1997-1998 tapi juga sesungguhnya memusatkan tujuan terhadap aktivitas ekonomi (global)," ajak Menteri Iswaran kepada Indonesia untuk berkolaborasi menghadapi perubahan ekonomi dunia yang didominasi oleh internet dan perdagangan on-line.




Seperti di ketahui, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Singapura telah dibangun sejak tahun 1967 silam. Selama 50 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Singapura ini, terdapat beberapa kegiatan kerja sama yang sudah dan hendak dilakukan diantaranya Rising 50 BYOC Coding Competition pada bulan Mei 2017 di Batam, Rising 50 Fashion yang memamerkan produk fashion kedua negara pada bulan Agustus 2017 di Jakarta dan September 2017 di Singapura, Interfaith Dialogue pada bulan Juli 2017 di Singapura, Business Forum  yang akan dilaksanakan pada 7 September 2017 di Singapura yang akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo danIndonesia Investment Week pada 6-8 September 2017.

Menko Luhut Menjaring Investor di Singapura

Serangkaian kunjungan kerja Menko Luhut di Singapura tidak hanya berfokus pada kerja sama G to G saja. Tapi juga membuka kemungkinan terjalinnya Public Private Partnership ataupun memfasilitasi kerja sama B to B dengan perusahaan Indonesia. 

Masih di hari yang sama, Menko Luhut menyampaikan perkembangan terkini mengenai Indonesia. "Kita harus catat bahwa ekonomi Indonesia terus berjalan dengan baik hingga saat ini karena didukung oleh beberapa faktor. Tahun 2016, Singapura merupakan mitra dagang terbesar keempat di Indonesia dan sekaligus menjadi investor asing terbesar pertama," ujar Menko Luhut kepada 100 orang investor yang menghadiri acara Indonesia's Mid-term Investment and Infrastructure Review and Dialogue di Pan Pacific Hotel, Singapura.

Menko Luhut juga menekankan bahwa ekonomi Indonesia saat ini semakin membaik. Proses pembuatan keputusan pemerintah pun dilakukan lebih cepat. Untuk itu, pemerintah Indonesia mengundang investor asing untuk menanamkan investasinya di Indonesia. "Saya akan menjamin kepastian keamanan bagi para investor, jika ada yg menghambat laporkan kepada saya," jamin Menko Luhut untuk memastikan stabilitas dan kontinuitas investasi di Indonesia.

Dalam kedua agenda di atas, Menko Luhut didampingi oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Direktur Utama PLN, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Kepala Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BPODT), Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Ketua Pokja Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata, dan Direktur Utama PT. Jababeka Tbk.


Teknologi Semi-Robot dalam Pengelolaan Pelabuhan

Sebelumnya, di hari yang sama Menko Luhut mengawali kunjungan di Singapura dengan meninjau fasilitas pelabuhan yang dioperasikan oleh PSA Marine Pte Ltd. Pada tahun 2016, operator transhipment hub ini telah menangani 30.59 juta TEUs (Twenty-foot Equivalent Units) kontainer. Angka ini 15 kali lebih besar dari jumlah arus peti kemas yang ditangani PT Pelabuhan Tanjung Priok di tahun yang sama, yakni 1.913.958 TEUs.

Besarnya kapasitas tersebut didukung dengan kecanggihan teknologi. Truk pengangkut kontainer tidak lagi memerlukan pengemudi karena sudah bersistem semi robot. Crane juga sudah dikendalikan dengan sistem kendali jarak jauh (remote control).

Supaya dapat terjadi transfer teknologi, Menko Luhut mendorong kerja sama PSA dengan pengelola pelabuan di Indonesia. "Di Priok, Patimban, Medan, Surabaya, Makassar boleh ini (dijajaki pengaplikasian teknologinya)," ujar Luhut mengenai potensi kerja sama yang mungkin dilakukan, selain juga di Dry Port Cikarang.

"Passion saya adalah untuk melihat PSA datang ke Indonesia dan melatih kami," pernyataan Menko Luhut menekankan pentingnya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten sebelum teknologi canggih diadopsi.