NU Surati Kaesang Minta Rayu Jokowi Hentikan FDS

Adalah ketua Lembaga Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), Syamsul Huda melalui akun Facebook-nya yang membuat surat terbuka ditujukan kepada putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.

Selain meminta Kaesang agar merayu bapaknya untuk menghentikan kebijakan Menteri Pendidikan Muhadjir Effendi yang menerapkan program Full Day School (FDS), Syamsul juga mencurahkan seluruh isi hati yang dirasakan Nahdliyin seluruh Indonesia saat ini. 

Tak ayal, surat terbuka langsung lahap disantap netizen. Buktinya, hingga berita ini diturunkan, surat terbuka yang diterbitkan lewat akun facebook Masyamsul Huda, telah direspon 626 emoticon, 158 komentar dan 227 kali dibagikan.

Selain diterbitkan di Facebook, surat terbuka ini juga dimuat di portal resmi PBNU, www.nu.or.id.

Berikut isi surat terbuka selengkapnya:


Assalamu'alaikum wr wb.


Mas Kaesang yang baik,


Terpaksa kami nulis surat terbuka buat sampeyan, ini karena kami di seluruh jajaran Nahdlatul Ulama dari ranting hingga PBNU sudah putus asa nunggu dan ndengerin janji Bapakmu yang sekarang menjabat Presiden Republik Indonesia.


Kami saat ini sedang mengalami keresahan tingkat tinggi, karena soal pemaksaan full day school (FDS) yang dibuat dan direncanakan oleh pembantu Bapakmu yang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Program itu dampaknya akan sangat berat buat kami, karena akan mematikan Madrasah Diniyah dikampung-kampung kami.


Perlu Mas Kaesang ketahui, para pimpinan kami sudah kesal sekali. Bahkan sudah terbersit niat untuk tidak mendukung apalagi memilih Bapakmu pada Pilpres 2019.


Berbagai upaya sudah ditempuh oleh pemimpin kami;


Setidaknya Kiai Said sudah dua kali bertemu dengan Bapakmu di Istana, dan Bapakmu berjanji. "Nggih Pak Kiai, usulan NU akan selalu kami perhatikan. Wongsaya tahu, hanya NU yang selalu mem-back up saya lahir bathin. Ketika demo 411 dan 212, hanya NU yang pasang badan. Bukan yang lain. Jadi, Pak Kiai sabar, nanti Permendikbud akan saya ganti dengan Perpres, gampang kan....!"


Demikian juga Kiai Ma'ruf Amin pun mendatangi Bapakmu ke Istana. Bahkan setelah itu diminta menjelaskan kepada warga Nahdliyin bahwa Presiden merespon dan akan menindaklanjuti aspirasi warga NU soal FDS ini dengan mencabut Permendikbud, mengganti dengan Perpres. Nyatanya...?????


Mas Kaesang yang baik, 


Mungkin sampeyan pernah merhatikan foto Bapakmu yang sedang menyopiri para kiai yang hendak hadir ke acara dzikir di Istana kemarin?


Lihatlah, betapa Bapakmu demikian senang ekpresinya kala itu. Karena dengan foto itu, Bapakmu langsung menjungkirkan stigma, tuduhan bahwa Bapakmu seringkali mengkriminalisasi para ulama.


Foto itu otomatis menghapus tuduhan itu. Kalau dinilai, sangatlah luar biasa nilainya pembelaan guru-guru kami kepada Bapakmu.


Dan Mas Kaesang perlu tahu, bahwa yang hadir di acara dzikir itu kiai-kiai yang datang dari berbagai daerah. Mereka datang tanpa pamrih, bukan berharap amplop atau hibah tanah yang seperti dijanjikan Bapakmu diberbagai pertemuan dengan para alim ulama di pesantren-pesantren.


Para kiai itu tulus ikhlas, Mas. Ingin Bapak Presiden bisa selamat hingga akhir periode. Syukur-syukur bisa dua periode.


Mas Kaesang yang baik,


Perlu kami sampaikan melalui surat terbuka ini. Bahwa karena NU terlalu setia, terlalu sayang sama Presiden. Konsekuensinya, NU selalu dicurigai dan diterpa isu jahat dari para oposan Bapakmu.


Tuduhan negatif itu juga berimbas ke dalam tubuh NU juga, loh. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di-bully berbagai tuduhan, termasuk menerima dana 1,5 triliun dari Pemerintah, padahal skema pinjaman. Yang sebelumnya Muhammadiyah juga menerima, tetapi tidak diramaikan seperti NU. 


Tuduhan itu sangat keji, bahkan ditimpakan pada Kiai Said Aqil Siroj. Tiada hari tanpa caci maki bagi kami. Mereka selalu merusak nama baik NU dan Kiai Said.


Bahkan gara-gara dzikir di Istana kemaren, telah menjadikan friksi di internal PBNU. Para penggagas dan pelaksana dzikir mendapat tuduhan yang macam-macam. Dan tentu para pihak yang tidak suka sama NU juga ikut ngompori dan menuduh, "terang aja NU bela Presiden, wong amplopnya gede-gede. Dapat konsesi jabatan pula."


"Coba kalau kamu jadi kita, sakit kan dituduh macam begitu....!."


Mas Kaesang,


Demikianlah hari-hari kami, selalu dituduh dan dicurigai menerima sesuatu dari Bapakmu. Padahal masih kosong plong....Lek.


Kami baru dijanji-janjiin saja sama Bapakmu, termasuk soal solusi FDS ini. Maka dari itu, tolong sampaikan kepada Bapakmu. Barangkali Bapakmu sangat sibuk ngurus rencana reshuffle kabinet yang akan datang, sehingga tidak sempat baca twitter, facebook, koran, dan televisi.


Kami yakin Bapakmu pasti sibuk, sebab biasanya sangat risih membaca bila ada masalah yang menjaditrending topic. "Mosok wis dadi puncak trending topicsejak semalaman sampai hari ini, juga para Kiai dan santrinya sudah demo memenuhi jalanan. Tapi kok Bapakmu belum bereaksi juga. Jal iki piye to, Lek. Kok gak kayak biasanya???."


Mas Kaesang,


Kami melalui surat terbuka ini, benar-benar meminta perhatian kepada Bapakmu. Jangan abaikan kemarahan Kiai-kiai NU, akibatnya sangat fatal loh.


Warga NU ini selalu tawadhu kepada para pemimpinnya, dijamin NU tidak akan pernah khianati Bapakmu. Tapi bila memang kondisi FDS ini berdampak pada gejolak masyarakat NU di grassroots, mohon jangan menyalahkan kami. Tetapi itu semata kesalahan Bapakmu yang tidak pernah menggubris nasihat para kiai kami.


Demikian surat terbuka ini kami, tolong sekali sampaikan sama Bapakmu. Ajaklah Bapakmu jalan-jalan ke barber shop di jalan Salak seperti biasa.


Barangkali setelah dicukur dan di-massage kepala Bapakmu jadi enteng, terus sambil jalan kamu bisiki agar Bapakmu mampu memberi keputusan yang bijaksana dan menggembirakan buat warga NU di seluruh Indonesia.


Kami juga tidak lupa, nitip salam buat Bunda Iriana semoga selalu sehat. Juga salam buat eyang putri yang kabarnya lagi sakit di Solo. Salam takdzim dari kami, semoga eyang putri segera sembuh dan terus bisa jadi jimat Bapakmu.


Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq. Wassalamu'alaikum wr wb.


Syamsul Huda, Ketua Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).