Saran IPB Soal Target Swasembada Bawang Putih
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi, menilai Indonesia bisa swasembada bawang putih dan ekspor setelahnya karena kelebihan suplai, seperti bawang merah. Sebab, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai menargetkan meningkatkan produksi hortikultura dan rempah.
Namun, katanya, harus memperhatikan beberapa aspek untuk menuju swasembada bawang putih. "Diantaranya teknologi, ketersediaan benihnya, keseriusan pemda (pemerintah pusat) menjalankan arahan dari pusat," ujarnya di Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Menurut Dosen Departemen Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan (ESL) IPB ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementan yang bertugas untuk komoditas bawang putih pun harus menciptakan sentra baru sesuai kondisi iklim.
"Jangan sampai karena target swasembada, maka daerah yang tak cocok dipaksakan tanam bawang. Apalagi, dengan alasan untuk menyerap anggaran yang sudah dianggarkan pemerintah," katanya.
Gandhi mengingatkan, hal tersebut harus dipertimbangkan masak-masak, mengingat Presiden Joko Widodo pernah menyatakan Indonesia menjadi negara produksi, bukan sekadar konsumtif.
"Nah, salah satu syarat utama, adalah bahan baku. Komoditas pertanian adalah bahan baku renewable yang melimpah di negeri kita," jelasnya.
Kementan pun disarankan bersinergi dengan instansi terkait lain, agar harga komoditas pertanian, termasuk bawang, tinggi. Misalnya, Gandhi mencontohkan, melibatkan Kementrian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan lain-lain untuk mendukung pengolahan produk pertanian
"Tapi, kalau kita belum sanggup ke sana, ekspor komoditas pertanian mentah juga sudah baik," tutupnya.
Sebagai informasi, Kementan mulainya menargetkan swasembada bawang putih pada 2033, sebagaimana visi Lumbung Pangan Dunia 2045 yang dicanangkan Menteri Amran. Namun, target tersebut dipercepat menjadi 2019. (*)