Deputi BKKBN Harap Generasi Jaman Now Tak Menikah di Usia Anak

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Prof Rizal Damanik mulai tahun 2018 ini mengajak seluruh pemuda-pemudi yang usia 12 tahun hingga 24 tahun untuk merencanakan masa depannya. Karena itu, ia mengimbau agar pemuda-pemudi tidak menikah dalam usia muda, tidak melakukan seks pranikah, dan tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Prof. Rizal menegaskan tiga himbauan di atas merupakan upaya untuk mendukung revolusi mental yang dicanangkan oleh presiden Jokowi. Ia menilai hal ini penting untuk dilakukan mulai saat ini. Pasalnya Indonesia ke depan akan menghadapi 'bonus' demografi yang membuat jumlah penduduk usia produktif melebihi penduduk di luar usia produktif. 

"Kondisi ini bisa berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun dapat juga menjadi beban bangsa," demikian tegas Prof. Rizal di Jakarta, Jumat (5/1/2018).

Guru besar di Fakultas Ekologi Manusia IPB ini mengungkapkan untuk menjadikan kondisi ini menguntungkan Indonesia, diperlukan adanya peningkatan kompetensi dan kualitas SDM. Salah satu indikator kualitas SDM adalah tingkat pendidikan pemuda-pemudi.

"Kita harap mayoritas pemuda-pemudi Indonesia mampu mengecap pendidikan setinggi mungkin," ungkapnya.

"Ini penting karena kita harus bangun karakter bangsa. Untuk itu pemerintah menggalakkan pembangunan karakter bangsa melalui revolusi mental, perubahan pola pikir," sambungnya.

Selain  berpendidikan tinggi, lanjut Prof Rizal, pemuda-pemudi Indonesia diharapkan untuk tidak menikah dalam usia yang terlalu muda. Sebabnya, generasi muda yang melangsungkan pernikahan di usia muda itu belum mampu secara materi dan dikhawatirkan dapat melahirkan anak yang kurang sehat karena sel-sel reproduksinya belum matang.

"Kita harapkan kaum muda agar tidak menikah di usia anak. Untuk perempuan batasnya 21 tahun, untuk laki-laki batasnya 25 tahun. Itu kunci keberhasilan revolusi mental pemuda di masa depan," terangnya.

"Karena sebelum usia 21 tahun itu, masih perlu gizi, perlu pengembangan sehingga nanti kalau menikah dini tidak akan mampu menghasilkan keturunan berkualitas," imbuhnya.

Oleh karena itu Prof. Rizal mengajak pemuda-pemudi yang usia dari 12 tahun hingga 24 tahun untuk merencanakan masa depannya. Jika ini terwujud, maka Indonesia memiliki SDM handal yang mampu mengantarkan Indonesia menjadi negara hebat di segala hal di mata dunia. 

"Saya berharap di tahun 2018 dengan semangat revolusi mental dapat menciptakan generasi muda yang memiliki jiwa kepemimpinan, berintegritas, memiliki etos kerja dan mau kerja bersama sehingga menjadikan Indonesia yang hebat," pungkasnya.