Dualisme FTI, Menpora Transfer Langsung Honor Atlet
Dualisme yang terjadi di Federasi Triathlon Indonesia belum kunjung mendapatkan titik temu. Dampaknya anggaran. Honor atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) tersendat.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyayangkan peristiwa ini. Kepada wartawan dalam perjalanan menuju pelatnas Paralayang di Puncak, Bogor mengaku sudah memerintahkan Deputi dan Asisten Deputi pagi kemarin untuk mentransfer langsung honor atlet.
"Tadi pagi diputuskan agar segera transfer honor atlet, tanpa melalui PB karna dualisme," ungkap Menpora, Kamis (26/7).
"Kami akan segera transfer honor bulanannya. Saya sudah perintahkan ke deputi dan asisten deputi besok honor sudah harus di rekening pemain. Kalau tidak, deputi dan asisten deputi yang akan menanggung resikonya," ancam Imam.
Asal tahu saja, FTI terpecah menjadi dua kubu, yaitu pimpinan Mark dan Joko Warsito. FTI pimpinan Warsito tidak diakui KONI Pusat. Sementara kubu yang sudah diputuskan KONI, tidak diakui Kemenpora.
"Ini warning terakhir untuk KONI. Karena masing-masing punya dasar hukum," kata Imam, meminta KONI segera menyelesaikan dualisme tersebut.
Ke Pelatnas Paralayang
Paralayang adalah salah satu cabang olahraga (cabor) unggulan Indonesia di Asian Games 2018. Cabor ini ditargetkan dapat mendulang satu emas.
Dalam kunjungannya itu, Menpora mendapat keluhan dari atlet terkait lamanya keluar hasil pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mengindetifikasi cedera atlet di Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON). Sementara dokter belum bisa mengambil tindakan sebelum hasil MRI keluar.
"Kami hanya menyampaikan, olahraga paralayang itu penuh resiko. Sehingga perlu ada asuransi, kalau ada terjadi sesuatu bisa langsung bisa ditangani," kata pelatih Timnas Paralayang Gendon Subandono.
Terhitung sudah lebih dari satu bulan hasil pemeriksaan MRI tiga atlet Paralayang belum diterbitkan pihak RSON. Mendapat laporan itu, spontan Menpora langsung menelepon Dirut rumah sakit tersebut.
"Saya minta jawaban besok, jam sembilan sudah dibaca. Kalau bisa malam ini," perintah Menpora kepada Dirut RSON lewat ponselnya.
"Apapun atlet tidak boleh cedera," kata Menpora kepada Wartawan.
Selain itu, Imam juga mendapat masukan agar obat-obatan para atlet diperiksa secara intens. Hal ini penting karena atlet bisa didiskualifikasi jika obat yang dikonsumsi atlet mengandung doping. "Harus dikawal langsung oleh tim anti doping, jangan cuma terima laporan saja," pungkas Menpora. (*)