Lengkingan Suara Gerinda dan Bau Kali Item Wisma yang Mulai Samar

Lengkingan suara gerinda dan cahaya pijar api las listrik masih mewarnai beberapa titik Wisma Atlet Kemayoran. Sejumlah potongan besi bingkai neon box salah satu sponsor masih menumpuk, nyaris menutup ruas pejalan kaki di sore kemarin (8/8). 

Padahal diketahui, kemarin dijadwalkan sejumlah kontingen dari beberapa negara mulai tiba di tanah air. Bahkan menurut salah satu staf media dan public relation INASGOC, sejumlah atlet sudah tiba di Wisma.

"Sudah mas," katanya singkat lewat pesan Whatsapp.

Wisma Atlet Kemayoran yang masih bersolek ini terlihat makin cantik dan megah. Khususnya taman dan ruang terbukanya. Di sini, ada sejumlah tempat duduk yang lebar, yang bisa diduduki hingga puluhan orang. Lengkap dengan tong sampah di sampingnya.

Di tengah-tengahnya terlihat Kaka, sebutan untuk badak bercula satu, salah satu maskot Asian Games 2018. Ia berdiri diantara jejeran tiang bendera, sedang dalam posisi angkat besi. Tidak jauh darinya, ada dua Bhin-bhin,  sebutan untuk burung cenderawasih yang seakan tengah bercengkerama ria.

Meskipun ruang terbuka ini masih terlihat gersang. Sejumlah pohon yang ditanami kering kerontang. Dedaunnya habis berguguran.

Sepanjang Rakyat Merdeka berada di lokasi, belum terlihat adanya atlet yang nongkrong di kawasan ruang terbuka ini. Belum adanya atlet yang tiba di wisma diperkuat oleh salah satu staf Archipelago International, salah satu operator hotel ternama yang bertanggung mengurus setiap ruangan Wisma Atlet.

"Belum ada. Nanti kayaknya tanggal 10 baru tiba atletnya," ungkap perempuan cantik ini ramah, namun enggan dituliskan namanya. "Persiapan sudah 70-75 persen. Kamar standar hotel bintang III lah kurang lebih," lanjutnya.

Di seberang jalan pintu gerbang, pengerjaan tenda juga terus dikebut. Tampaknya untuk check point atau gerbang pemeriksaan sebelum memasuki area Wisma Atlet. Di situ ada sesosok pria tinggi besar berkulit hitam tengah memantau pengerjaan.

Namanya Msimelelo dari Afrika Selatan. Dia tenaga spesialis dalam pembuatan tenda di sejumlah venue Asian Games 2018. Sebelumnya Ia juga membangun tenda ketika negaranya dipercaya tuan rumah Piala Dunia 2010 yang lalu. 

"Termasuk saat Piala Dunia di Brasil, kami juga yang bangun tenda di sana," kata dia, sambil melihat eskavator yang mengangkat pekerja memasang penutup tenda.

Sudah sekitar sebulan Msimelelo bekerja di Jakarta. Sebelumnya Ia mengaku tidak pernah mendengar nama Jakarta. "Cuacanya ternyata enak di sini, orang-orangnya juga asik, baik-baik," ujarnya, namun lidah Msimelelo mengaku belum begitu cocok dengan makanan di kota yang sebelumnya bernama Batavia itu.

Tak terasa matahari pelan tapi pasti mulai tenggelam, suara azan menggema di samping Wisma. Kami izin pamit.


Di tengah perjalanan pulang, saya tertegun dengan pemandangan lampu led warna-warni di atas kali sentiong, atau kali item yang ramai diperbincangkan belakangan ini. Saya singgah sejenak di samping kali yang masih tertutup jaring waring itu, lalu menarik nafas dalam-dalam. Bau pesing got sekitar lima bulan lalu ketika ke sini, menjadi samar bahkan bisa dikatakan hilang sama sekali. Ajaib!