Genjot Ekspor Pala, Dirjen Perkebunan Gandeng Enam Gubernur
Di saat negara perlu menggenjot ekspor untuk memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar, sektor perkebunan masih tampil sebagai penyumbang nilai ekspor terbesar.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang Wahyu Dwiantoro mengatakan kontribusi sektor perkebunan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai Rp 471 triliun. Angka tersebut meningkat sembilan persen dibanding tahun 2016.
Sementara nilai ekspornya, lanjut Bambang mencapai Rp 432,4 triliun. Konstribusi sektor perkebunan ini, kata dia lebih tinggi dari sektor minyak dan gas. Karena itu, Ia mengajak seluruh pihak khususnya pemerintah daerah lebih serius menggarap sektor tersebut.
"Ekspor punya peran penting untuk angkat nilai mata uang rupiah. Membangun perkebunan itu tidak hanya aspek teknis. Tetapi ada hal lainnya yang ternyata sangat dominan. Yaitu bagaimana keberpihakan kita terhadap sektor perkebunan misalnya," kata Bambang di hadapan enam Gubernur penghasil Pala di Rapat Koordinasi Pengembangan Komoditas Pala Nasional kemarin (27/9).
"Ketika neraca perdagangan saat ini minus. Saya rasa perkebunan bisa menjadi solusi. Di saat negara butuh ekspor ditingkatkan, perkebunan bisa tampil sebagai penyelamat negara," sambungnya.
Ia memberi contoh masih rendahnya produktivitas komoditas pala. Rata-rata hasil panen pala nasional masih di kisaran 400-500 kg per ha saat ini.
"Padahal potensinya bisa 1,3 ton per ha. Bahkan dua ton per ha bisa kita capai. Itu baru dari sisi produktifitas aja. Belum bicara industri," kata dia. "Kita sangat prihatin perkebunan belum dalam kondisi optimum. Petani indonesia rata-rata masih petani subsisten. Masih belajar bercocok tanam," tambahnya.
Keadaan itu diperparah oleh masih dipandang sebelah matanya sektor ini. Menurutnya kesadaran betapa pentingnya perkebunan masih lemah.
"Keinginan Pak Presiden dan Menteri sangat besar untuk mengangkat ide ini. Biar bagaimanapun pak Presiden ngomong yok kembalikan kejayaan rempah nusantara, jika kesadaran kita bahwa perkebunan penting masih lemah, juga sulit dicapai," terangnya.
Bambang mencontohkan masih langkanya daerah yang menjadikan sektor pertanian menjadi sebuah dinas khusus, tidak digabung dengan sektor yang lain. Begitupula dalam hal kebijakan anggarannya.
Oleh karenanya, Bambang berharap pertemuan enam Gubernur sentra pala nasional ini bisa membangun komitmen untuk meningkatkan daya saing pala nasional.
Di akhir rakor tersebur, enam Gubernur masing-masing mewakili provinsi Aceh, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah memutuskan membentuk Forum Gubernur Pala (Forgub-Pala). Dari hasil musyawarah, ditunjuk Gubernur Sulawesi Utara sebagai Ketua Umum Forgub-Pala.
"Pertemuan hari ini mencari teman. Setidaknya ada enam gubernur yang pasang dada bahwa petani pala indonesia harus ditingkatkan daya saingnya. Di Bangka Belitung kita baru bentuk forum Gubernur lada. Ketuanya, Gubernur Babel," urai Bambang. (Alkausar)