Mentan Amran Sentil Berita Media Nasional Soal Alsintan
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, meminta media yang menjadi bagian dari pilar demokrasi memposisikan setiap pemberitaan dengan proporsional dan profesional.
Hal tersebut disampaikan Mentan Amran di sela-sela konferensi pers, usai menerima Ketua dan Anggota Komite II DPD RI serta Tim Investigasi KPK, di Kanmpus Kementerian Pertanian, Selasa, (25/09).
Pernyataan tersebut didasarkan pada pengalaman Amran selama menjabat sebagai menteri. "Semua ini bersifat sementara, takdir hanya milik yang kuasa dan semua yang kita lakukan apa pun itu, pada akhirnya akan kembali dan kita pertanggung jawabkan kelak di akhirat," kata Amran.
"Media harus proporsional dan profesional, banyak kemajuan yang sudah kita capai dalam tiga tahun tahun terakhir," sambungnya.
Amran menyebut sejumlah kemajuan yang dicapainya selama ini. Yakni sejumlah komoditas yang sebelumnya impor kini bisa ekspor.
"Bawang merah dulu kita impor hingga 72.000 ton, sekarang sudah ekspor ke enam negara Asean. Malah ini barusan ada laporan dari NTB, harga bawang merah jatuh hingga Rp8000/kg," rincinya.
"Nah yang seperti ini harusnya diberitakan. Cabai merah dulu gonjang-ganjing, dua tahun terakhir stabil. Jagung dulu Impor kita 3,6 juta ton, senilai 10 Triliun. Sekarang kita sudah ekspor. Kambing, domba, sudah ekspor, dan yang luar biasa, kita sudah tembus pasar Jepang, puluhan tahun tidak pernah terjadi," lanjut Amran.
Ia juga menyebut keberhasilan lainnya, seperti ekspor telur dan produk olahan unggas ke Jepang. "Namun dalam kesempatan ini, saya berterimakasih untuk media yang pagi tadi memberitakan adanya kelompok tani yang tidak mendapatkan bantuan Alsin," ujar Mentan.
"Namun bila kita mau fair, ini sudah tidak proporsional untuk diangkat menjadi headline media nasional. Karena hanya satu kelompok di salah satu kabupaten. Walaupun demikian, saya tadi pagi langsung respon dan telpon pak Bupatinya. Minta itu dicek dan selesaikan. Kasihan itu petani," sambungnya.
Dikatakan, Kementeriannya sudah mendistribusi ratusan ribu unit alat mesin pertanian (alsintan) ke ratusan kabuoaten selama pemerintahan Jokowi-JK.
"Baru ini dalam sejarah, jumlah Alsintan yang dibagikan pemerintah, naik 2.000 persen," paparnya.
"Kelompok tani itu ada lebih dari 500.000, poktan, seluruh indonesia, bila ada satu atau dya kelompok tidak puas ya wajarlah, namun, saya tidak diam, pagi tadi langsung telepon Bupati minta diluruskan," tegas mentan.
"Alsin yang dibagikan kepada kelompok tani itu atas dasar pemintaan dari kelompok tani dimasing-masing daerah, melalui dinas kabupaten dan propinsi yang disebut "CPCL" dan tendernya dilakukan Propinsi, jadi kementerian hanya memfasilitasi. Namun bila ada staf, pejabat Kementan, yang coba main-main laporkan saya, bila terbukti tidak perlu menunggu waktu dalam hitungan jam, langsung kami pecat," pungkasnya. (*)