Angkasa Kembali Santuni 50 Anak Yatim Di Aceh Timur




Program "Angkasa Berbagi" di bulan maulid yang digagas oleh Angkatan ke-dua puluh satu Madrasah Ulumul Qur'an (ANGKASA MUQ) Langsa kembali terlaksana. Usai 9 Desember lalu tahap pertama di Kota Banda Aceh, Sabtu 22 Desember siang tadi, tahap ke-2 di wilayah Aceh Timur, Kecamatan Madat kembali dilaksanakan. Acara yang berlangsung singkat, dihadiri 50 yatim dari 3 kecamatan yaitu, Kecamatan Madat, Kecamatan Simpang Ulim dan Kecamatan Pante Bidari.

Kordinator pelaksana "Angkasa Berbagi" tahap ke-2 Khairul Fajri mengatakan, acara yang sudah lama direncanakan berjalan lancar, meskipun waktu persiapan yang begitu singkat. Jumlah anak yatim yang diundang-pun sesuai target.
"Alhamdulillah berjalan lancar, meskipun persiapan cuma 1 hari. Selain itu, anak-anak yang kita undang semuanya bisa hadir," ucapnya.

Saat dikonfirmasi terkait tujuan diundangnya anak yatim dari 3 kecamatan Aceh Timur, dirinya mengakui agar tidak menoton satu titik. Dengan maksud lain, disalurkan tepat sasaran.
"Jadi ini sengaja kita undang dari 3 kecamatan, artinya yang kita hadirkan tepat sasaran dan benar-benar membutuhkan uluran tangan kita semua," tegasnya.

Dalam hal ini, Komisaris leting (komting) Angkasa Ikhwanul Rezki memberi pandangan berbeda namun tetap sejalan. Salah satu tujuan "Angkasa Berbagi" adalah, bagian dari dukungan terhadap program yang digalakkan pemerintah, yaitu meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan menyalurkan bantuan serta program lainnya yang dapat memberikan manfaat bagi khalayak umum.

"Sebenarnya, jika kita coba pandang  lebih jauh, kegiatan Angkasa berbagi bukan hanya sekilas berbagi saja, tapi ada maksud tujuan besar yang tengah kita rencanakan. Artinya begini, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, jadi kami sebagai kelompok anak muda mengambil alih sedikit peran pemerintah dalam hal ini, terlebih ini bagian tugas kita sesama untuk saling peduli," pungkasnya.

Dirinya berharap, kedepan harus lebih banyak lagi muncul anak muda yang memiliki gerakan sosial kreatif. Tidak hanya santunan, gerakan-gerakan seperti menyediakan wadah belajar gratis juga sangat dibutuhkan.
"Artinya, yang harus dipahami adalah, tidak hanya santunan yang dapat mensejahterakan masyarakat, memberikan bimbingan belajar secara cuma-cuma, bagian dari gerakan perubahan, mudah-mudahan saja ide-ide ini muncul bagi anak muda lain," tutupnya. (*)