Ini 5 Titik Dapur Umum yang Disediakan Kemensos di Banten

Kementerian Sosial RI menyiapkan lima titik Dapur Umum Lapangan dan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk memberikan layanan kepada masyarakat terdampak bencana di Banten

Titik dapur umum dan LDP Provinsi Banten berada di Labuan, Carita, Panimbang, Tanjung Lesung, Cinangka.

"Di lima titik tersebut terdapat tiga layanan Kemensos yakni dapur umum, LDP dan tenda darurat untuk pengungsi. Ini sama polanya dengan penanganan tsunami dan likuifaksi di Sulteng dimana tiga layanan tersebut kami lakukan secara terpadu," tutur Mensos. 

Dikatakannya dapur umum beroperasi dengan kapasitas produksi 3.000 nasi bungkus per hari. Dapur umum dikelola oleh tim TAGANA dan dinas sosial setempat. Sementara untuk tim LDP bertugas melakukan asesmen korban bencana yang ada di tenda-tenda pengungsian. 

"Selain mengelola dapur umum, TAGANA juga membantu proses identifikasi korban meninggal," tambah Agus. 

Sementara itu TAGANA bersama Dinas Sosial Provinsi Lampung mendirikan dua dapur umum di pelataran parkir gedung Kominfo Provinsi Lampung dan satu dapur umum di depan kantor Pemprov Lampung. Layanan dapur umum menyatu dengan LDP. Dapur umum memberikan bantuan dan kebutuhan dasar masyarakat terdampak seperti penyiapan makan dan minum yang layak. Jumlah pengungsi di pelataran parkir gedung Kominfo Lampung hingga Minggu petang mencapai 5.000 orang.

"Lansia, anak-anak, ibu hamil, penyandang disabilitas, ibu dengan bayi atau balita menjadi prioritas penanganan karena mereka merupakan kelompok rentan. Pemerintah terus mengupayakan perlindungan yang terbaik kepada masyarakat terdampak bencana," tegasnya. 

Menteri mengatakan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Anyer dan Labuan juga telah diaktifkan untuk membantu proses penanganan masyarakat terdampak bencana. 

KSB merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan atau tempat untuk program penanggulangan bencana. 

Tujuan KSB adalah agar masyarakat waspada bencana, siaga pada perubahan lingkungan yang ekstrem, serta mengetahui langkah yang harus dilakukan dalam menanggulangi bencana. 

"Kedua KSB tersebut telah diaktivasi dan bersama-sama TAGANA melakukan tugas-tugas perlindungan korban bencana alam," kata Menteri Agus. (*)