Jelang Olimpiade Tokyo 2020: Misteri Ganda Putri Kedua
Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu
Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu hampir dipastikan menjadi ganda putri pertama untuk ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Menyandang peringkat dunia yang cukup stabil di top lima dunia, dirasa cukup sebagai alasannya. Namun, siapa yang akan dipilih sebagai ganda putri kedua? Masih misteri.
Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris sebetulnya sempat menjadi kandidat terkuat untuk mengisi slot sebagai ganda putri kedua.
Namun melihat penampilan mereka masih naik turun, Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian, memutuskan untuk memisahkan mereka untuk sementara waktu. Rizki dipasangkan dengan Ni Ketut Mahadewi Istarani, sedangkan Della bersama Tania Oktaviani Kusumah dan pernah pula bersama Virni Putri.
Eng bilang, ada target yang dibebankan kepada Rizki/Ketut untuk bisa tampil baik di sejumlah turnamen hingga dimulainya penghitungan poin jelang olimpiade di New Zealand Open 2019 pada akhir April ini.
"Untuk ke olimpiade, saya terus terang, sampai saat ini masih punya satu gambaran yaitu Greysia/Apri, lainnya jujur masih belum ada kepastian," ungkap Eng, mengutip situs PBSI
"Kemungkinan Rizki/Della akan balik lagi itu ada, akan ditentukan setelah Piala Sudirman nanti," lanjutnya.
Nama Rizki dan Della tercatat dalam daftar pemain yang akan bertanding di kejuaraan Badminton Asia Championships 2019 (BAC) yang bakal dimainkan di Wuhan, Tiongkok, pada pekan depan.
Rizki/Della juga akan bertanding di New Zealand Open 2019 sebagai pasangan. "Di BAC dipasangkan lagi karena rangking mereka, dan New Zealand karena lanjutan setelah BAC. Di rangking poin mereka masih kehitung, sekalian untuk ujian, evaluasi terakhir sebelum ambil keputusan," jawab Eng.
Rizki/Ketut dan Della/Tania baru saja mengikuti empat turnamen berturut-turut di Tong Yun Kai Cup, India Open, Malaysia Open dan Singapore Open 2019. Pekan depan, Rizki bersama Della sudah akan kembali bertarung di BAC dan New Zealand Open 2019.
"Memang capek. Semua juga capek, apalagi buat Rizki/Ketut yang saya tuntut untuk menunjukkan performance di turnamen yang agak banyak karena ada alasannya, mau kejar rangking untuk olimpiade. Dari awal sudah komitmen dan ada konsekuensi," ujar Eng.
"Namanya jenuh ya pasti jenuh, kalau mereka berpikir untuk mengejar prestasi, seharusnya tidak ada jenuhnya. Ini yang masih terus saya gali, Rizki terutama, waktu sama Della juga naik turun, sama Ketut pun begitu, masih naik-turun. Kalau lagi bagus bisa bagus sekali, kalau turun, turun sekali," tambah Eng.
Saat ini, Rizki/Della ada di peringkat 16 dunia, peringkat ganda putri Indonesia tertinggi saat ini setelah Greysia/Apriyani di posisi kelima. Bersama Ketut, Rizki tercatat menghuni peringkat 18 dunia.
Jika ingin mengamankan dua tiket olimpiade di sektor ganda, Indonesia mesti menempatkan dua pasangan di peringkat delapan besar dunia. Untuk sektor tunggal, tiap negara bisa mengirim dua wakil jika para pemain tersebut ada di peringkat 16 besar dunia.
Tiap negara hanya boleh mengirim maksimal dua wakil di tiap sektor. Perhitungan poin Olimpiade Tokyo 2020 akan dimulai pada turnamen New Zealand 2019 dan berakhir di turnamen Badminton Asia Championships 2020.
|
Menyandang peringkat dunia yang cukup stabil di top lima dunia, dirasa cukup sebagai alasannya. Namun, siapa yang akan dipilih sebagai ganda putri kedua? Masih misteri.
Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris sebetulnya sempat menjadi kandidat terkuat untuk mengisi slot sebagai ganda putri kedua.
Namun melihat penampilan mereka masih naik turun, Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian, memutuskan untuk memisahkan mereka untuk sementara waktu. Rizki dipasangkan dengan Ni Ketut Mahadewi Istarani, sedangkan Della bersama Tania Oktaviani Kusumah dan pernah pula bersama Virni Putri.
Eng bilang, ada target yang dibebankan kepada Rizki/Ketut untuk bisa tampil baik di sejumlah turnamen hingga dimulainya penghitungan poin jelang olimpiade di New Zealand Open 2019 pada akhir April ini.
"Untuk ke olimpiade, saya terus terang, sampai saat ini masih punya satu gambaran yaitu Greysia/Apri, lainnya jujur masih belum ada kepastian," ungkap Eng, mengutip situs PBSI
"Kemungkinan Rizki/Della akan balik lagi itu ada, akan ditentukan setelah Piala Sudirman nanti," lanjutnya.
Nama Rizki dan Della tercatat dalam daftar pemain yang akan bertanding di kejuaraan Badminton Asia Championships 2019 (BAC) yang bakal dimainkan di Wuhan, Tiongkok, pada pekan depan.
Rizki/Della juga akan bertanding di New Zealand Open 2019 sebagai pasangan. "Di BAC dipasangkan lagi karena rangking mereka, dan New Zealand karena lanjutan setelah BAC. Di rangking poin mereka masih kehitung, sekalian untuk ujian, evaluasi terakhir sebelum ambil keputusan," jawab Eng.
Rizki/Ketut dan Della/Tania baru saja mengikuti empat turnamen berturut-turut di Tong Yun Kai Cup, India Open, Malaysia Open dan Singapore Open 2019. Pekan depan, Rizki bersama Della sudah akan kembali bertarung di BAC dan New Zealand Open 2019.
"Memang capek. Semua juga capek, apalagi buat Rizki/Ketut yang saya tuntut untuk menunjukkan performance di turnamen yang agak banyak karena ada alasannya, mau kejar rangking untuk olimpiade. Dari awal sudah komitmen dan ada konsekuensi," ujar Eng.
"Namanya jenuh ya pasti jenuh, kalau mereka berpikir untuk mengejar prestasi, seharusnya tidak ada jenuhnya. Ini yang masih terus saya gali, Rizki terutama, waktu sama Della juga naik turun, sama Ketut pun begitu, masih naik-turun. Kalau lagi bagus bisa bagus sekali, kalau turun, turun sekali," tambah Eng.
Saat ini, Rizki/Della ada di peringkat 16 dunia, peringkat ganda putri Indonesia tertinggi saat ini setelah Greysia/Apriyani di posisi kelima. Bersama Ketut, Rizki tercatat menghuni peringkat 18 dunia.
Jika ingin mengamankan dua tiket olimpiade di sektor ganda, Indonesia mesti menempatkan dua pasangan di peringkat delapan besar dunia. Untuk sektor tunggal, tiap negara bisa mengirim dua wakil jika para pemain tersebut ada di peringkat 16 besar dunia.
Tiap negara hanya boleh mengirim maksimal dua wakil di tiap sektor. Perhitungan poin Olimpiade Tokyo 2020 akan dimulai pada turnamen New Zealand 2019 dan berakhir di turnamen Badminton Asia Championships 2020.