Gelayut Jiwa Setelah Rafa Pergi... (Tentang Kita yang Tak Jodoh Part 5)
Gelayut Jiwa Setelah Rafa Pergi, Novel, Love Story, Banda Aceh, Sawang, kisah cinta
Setelah ia tau bahwa Rafa sudah meninggal dunia. Tak ada yang bisa ia rasakan kecuali sebuah kesedihan.
Sejak pulang dari kota Banda Aceh Nafia tidak banyak bicara. Ia lebih sering menghabiskan waktunya di kamar hingga tadi pagi ia mendapat kabar yang membuat dirinya harus melupakan Rafa untuk selamanya.
Ia masih ingat sekali kata-kata ayahnya.
Nafia. Ayah rasa kamu sudah waktunya untuk berumah tangga. Ayah tidak memaksamu tapi coba kamu fikir baik-baik.
Kalau ada lelaki yang pernah dekat dan menaruh hati kepadamu. Coba kamu tanyakan kepadanya mungkin dia mau lebih serius denganmu dan mau menikahimu.
Apa ada lelaki yang mencintaimu anakku ? kalau kamu belum punya calon dan kalau kamu mau.
Ayah akan mengenalkanmu dengan Rehan. Dia anak kepala desa kampung sebelah dan yang membuat ayah senang karena dia bilang kalau sudah lama ia mengagumimu.
Tapi kalau kamu sudah punya calon sendiri ayah juga tidak memaksamu untuk memilih Rehan. Kamu punya hak untuk menentukan pasanganmu anakku.
Ayah merestui siapapun lelaki yang kau pilih. Mendengar apa yang dikatakan ayahnya. Nafia langsung menangis.
Ia tidak bisa membendung kesedihan di hatinya. Nafia kemudian menceritakan apa yang telah terjadi dengan dirinya dan Rafa.
Abi Khairil terdiam dan hanya bisa diam. Ia tau putri kesayangannya itu sedih gadis mana yang tidak akan sedih bila ditinggal oleh orang yang ia cintai.
Dalam hati, Nafia menggumam.
Didalam mimpiku kau selalu ku impikan. Didalam hidupku kau selalu ku rindu. Setiap hari kau ku nanti namun kekasih hati tak kunjung datang sampai kapan aku setia menunggu bila ku tau kau telah pergi dan meninggalkanku dan cintaku.
Rafa. Mengapa dulu kau bilang kalau kau mencintaiku. Mengapa kau begitu jahat kepadaku.
Disaat aku mulai mencintaimu ternyata kau meninggal dunia dan itu membuat aku akan sesalu merindukanmu. Lihatlah aku dan keadaanku yang sekarang.
Aku merindukanmu dan aku sangat menyayangimu lalu bagaimana aku akan melupakanmu.
Rafa. Beginilah rasanya di tinggal kekasih. Pikiran tak tenang selalu terbayang. Aku sedih. Aku kecewa dan aku merana.
Sesaat kemudian Nafia memandang ayahnya dengan pandangan yang dalam.
Ayah. Setelah mendengar semuanya ayah pasti tau apa yang terbaik untukku. Aku akan menuruti semua keputusan ayah.
Tapi Nafia mohon, berikan Nafia sedikit waktu agar bisa melupakan bang Rafa.
Ayah mengerti dengan keadaanmu Nafia. Sekalipun cinta itu indah namun tidak ada keindahan yang abadi di dunia ini. Semua pasti akan pergi. Dulu ayah juga kehilangan orang yang sangat ayah sayangi yaitu ibumu.
Namun sebesar apapun rasa cinta yang ayah rasa namun tidak bisa melawan takdir. Ini takdir hidup anakku.
Ini takdir Tuhan dan ini cara yang Kuasa memisahkanmu dengan orang yang kamu cintai.
Apapun yang terjadi ikhlaskanlah Nun jauh disana di kota Banda Aceh. Disebuah rumah sakit umum: Zainal Abidin.
***
Rafa sudah mulai sadar. Ia sudah bisa membuka sedikit matanya dan melihat sekeliling ruangan. Putih, semua serba putih.
Apa yang terjadi dengannya dan sekarang ia ada dimana.
Alhamdulillah, bang Rafa sudah sadar. Apa abang haus biar aku yang mengambilkan air minum. Ravi mencoba menawarkan diri.
Aku sekarang ada dimana Ravi ? apa aku sudah bertemu dengan Nafia. Dimana dia sekarang. Aku ingin melihat wajahnya.
Sebaiknya abang istirahat dulu. Abang tidak boleh banyak bergerak. Tangan kiri abang patah dan kepala abang harus di balut karena banyak sekali mengeluarkan darah.
Abang sudah dua hari tidak sadarkan diri. Sebaiknya abang makan dan minum dulu. Abang pasti lemas dan sangat membutuhkan tenaga.
Kalau masalah kak Nafia, abang belum bertemu dengannya karena pada saat abang ingin ke rumah kak Nafia, abang kecelakaan di desa lhok pawoh, Sawang.
Abang langsung di bawa ayah dan ibu ke Banda Aceh untuk di obati. Abang harus cepat sembuh agar abang bisa bertemu dengan kak Nafia secepatnya. Dan kalau masalah itu biarlah aku yang akan menemani bang Rafa nantinya...
Klik:
Lanjut ke part 6
Atau:
Kembali ke part 4