Larang Foto di Kabin Pesawat, Garuda Polisikan Penumpangnya
Menu tulis tangan di kabin kelas bisnis Garuda Indonesia yang difoto selebgram lalu diunggah ke Insta Story, ternyata berbuntut panjang. Selain dipolisikan, maskapai plat merah itu juga langsung reaktif dengan mengeluarkan surat larangan motret di kabin pesawat. Lalu direvisi dengan surat satunya lagi.
Surat pertama, diteken Pjs SM FA Standarization & Development Garuda Indonesia, Evi Oktaviana pada 14 Juli 2019. Pengumuman dengan nomor JKTCCS/PE/60145/19 tentang Larangan Mendokumentasikan Kegiatan di Pesawat, berisi tiga poin.
Pertama, tidak diperbolehkan mendokumentasikan segala kegiatan di pesawat, baik berupa foto atau video oleh awak kabin maupun penumpang.
Kedua, meminta awak kabin seperti pramugari untuk menyampaikan larangan mengambil gambar dan video kepada penumpang dengan bahasa yang tegas. Aturan tersebut tidak berlaku apabila penumpang telah memperoleh surat izin dari Garuda.
Ketiga, maskapai akan memberikan sanksi terhadap pelanggaran dua poin tersebut. Namun, tidak ditulis lebih lanjut sanksi yang dimaksud.
Belakangan surat itu direvisi. Kali ini disahkan oleh Direktur Operasi Garuda Indonesia, Capt. Bambang Adisurya Angkasa. Dalam surat bertanggal 16 Juli 2019 itu, Garuda merevisi keputusannya dari "melarang" jadi "mengimbau" penumpang untuk tidak mengambil gambar di dalam pesawat.
Menurut V.P. Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Tbk., M Ikhsan Rosan, surat yang ramai digunjingkan warganet itu adalah edaran internal perusahaan yang belum final. Alias masih setengah matang. Seharusnya belum dikeluarkan ke publik.
“Garuda Indonesia telah menyempurnakan surat edaran dimaksud, yang berisi imbauan agar penumpang menghormati privasi penumpang lain dan awak pesawat yang sedang bertugas,” kata Ikhsan kemarin.
Dia beralasan, imbauan itu untuk memastikan seluruh operasi penerbangan Garuda Indonesia memenuhi aturan dan perundangan – undangan yang berlaku termasuk Undang-Undang (UU) Penerbangan dan UU ITE, dan UU terkait lainnya.
Selain itu, kata Ikhsan, maskapainya ingin menjaga privasi seluruh penumpang dan awak pesawat. Imbauan itu terbit karena laporan, saran dan masukan penumpang yang merasa tidak nyaman dan terganggu dengan adanya pengambilan gambar dan kegiatan dokumentasi tanpa izin sebelumnya dari yang bersangkutan.
“Penumpang tetap dapat melakukan pengambilan gambar untuk kepentingan pribadi misalnya melakukan swaphoto selama tidak mengganggu kenyamanan atau merugikan penumpang lain,” terangnya.
Di sisi lain, pengamat penerbangan Gatot Raharjo mengatakan, himbauan untuk tidak berfoto di dalam pesawat bukanlah hal urgent yang harus dilakukan perusahaan sebesar Garuda.
"Harusnya malah bisa dipakai sebagai promosi dan instrospeksi kalau ada kekurangan pelayanan. Semacam kritik yang membangun," kata Gatot kemarin.
Gatot menilai, sebagai maskapai terbaik di dunia versi Skytrax, harusnya membiarkan saja pelayanan mereka diketahui publik. Karena sebagai maskapai full service sejatinya mengedepankan layanan setelah keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Kalau ada yang kritik, ya tinggal diperbaiki saja, toh setiap hari mereka harus melayani penumpang. Dengan perbaikan itu penumpang malah bisa jadi tertarik," jelasnya.
Garuda Indonesia kembali menjadi buah bibir setelah Rius Vernandes, pemilik akun instagram @rius.vernandes mengunggah foto menu kelas bisnis maskapai penerbangan Garuda Indonesia rute Sydney-Denpasar yang hanya berupa tulisan tangan di atas selembar kertas di Insta Story-nya.
"Menu yang dibagiin tadi di Business Class @garuda.indonesia tadi dari Sydney-Denpasar. Menunya masih dalam percetakan Pak," bunyi keterangan foto yang diakhiri emoji tepok jidat, pada Sabtu (16/7) lalu.
Tak hanya itu, Rius juga menjelaskan menu tulis tangan itu di video berdurasi 21 menit 7 detik, yang diunggah ke YouTube. Selain dirinya, selebgram dengan follower 103 ribu lebih itu mengaku juga melihat penumpang lain yang duduk di depannya mendapatkan menu tulisan tangan serupa.
“Jelek tulisannya, kak,” sebut pramugari dalam video ketika Rius hendak mengabadikan kartu menu tersebut.
Dari Insta Story-nya, reviewer pesawat terbang ini sempat berada di ruangan customer service. Dia bilang, pihak Garuda Indonesia meminta maaf.
“Intinya Garuda Indonesia minta maaf soal ini. Aduh asli gue juga enggak marah atau gimana. Gue cuma sedang menjalankan job gue sebagai reviewer pesawat. Share apapun yang terjadi di pesawat, gitu doang,” tulis Rius.
Tidak lama berselang, kemarin vloger ini kembali meng-update perkembangan kasusnya dengan pihak Garuda. Kali ini lebih serius. Ada dua amplop coklat dari pihak kepolisian Resort Bandara Soekarno-Hatta. Ditujukan untuk dia dan kekasihnya, yang juga ikut dalam penerbangan saat itu.
"Guys, gue sama elwi dapat panggilan dari polisi mengenai masalah ini. Kami di laporkan atas dugaan melakukan tindak pidana pencemaran nama baik. Gue yakin kalian tau kalau gue TIDAK ADA maksud sama sekali untuk mencemarkan nama baik siapapun," bunyi paragraf pembuka dari tiga paragraf caption foto yang diunggah ke Instagram.
Kasus terus menggelinding di berbagai platform medsos. Tak terkecuali Twitter. Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep juga mengaku was-was dengan sikap Garuda. Ia lalu membagikan foto keluarga di dalam pesawat Garuda Indonesia yang pernah diunggah ke medsos.
Dalam foto tersebut, tampak dirinya dan Kahiyang Ayu di sebelah kirinya. Sementara di kursi sebelah kanannya, duduk Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi. Namun tidak tampak kakak pertamanya Gibrang Rakabuming.
"Apakah sebentar lagi foto lama kami akan dicekal karena tidak diperbolehkan?," cuit @kaesangp tadi malam.
Cuitan itu langsung di-retweet oleh akun Twitter catering milik Gibran, @Chilli_Pari. "Tolong cekal @IndonesiaGaruda," kicaunya dengan me-mention akun Twitter Garuda Indonesia.
"Ini sih @IndonesiaGaruda udah kebangetan. Mentang-mentang yakin penumpangnya ga punya pilihan untum ganti maskapai?," kritik Ernest.
"Yang dilarang sama Garuda itu harusnya mengambil nyawa orang di dalam pesawat," sindir @masaosimanjuntk dengan melampirkan foto Munir, pendiri Imparsial dan aktivis Kontras yang tewas di pesawat terbang ketika bertolak ke Amsterdam, Belanda menggunakan racun arsenik.
Reviewer otomotif Ridwan Hanif yang karib dengan sapaan sultan di akun Twitter @ridwanhr meminta netizen tidak membenci Garuda.
"Semakin meyakinkan masyarakat, bahwa Garuda saat ini berada di manajemen yang salah. Jangan sampai kita membenci Garuda Indonesia karena orang-orang di dalam manajemennya yang bermasalah," imbaunya. "Maklum Sultan, Garuda Lagi Sensi...," timpal @buagoes_co.
Sementara akun @Irenecutemom malah santai menanggapi larangan foto-foto di Garuda. Menurutnya larangan itu bagus, biar tak ada lagi yang bisa pamer naik Garuda.
"Nahlo, pada ga bisa pamer naik Garuda," kelakarnya.
|
Surat pertama, diteken Pjs SM FA Standarization & Development Garuda Indonesia, Evi Oktaviana pada 14 Juli 2019. Pengumuman dengan nomor JKTCCS/PE/60145/19 tentang Larangan Mendokumentasikan Kegiatan di Pesawat, berisi tiga poin.
Pertama, tidak diperbolehkan mendokumentasikan segala kegiatan di pesawat, baik berupa foto atau video oleh awak kabin maupun penumpang.
Kedua, meminta awak kabin seperti pramugari untuk menyampaikan larangan mengambil gambar dan video kepada penumpang dengan bahasa yang tegas. Aturan tersebut tidak berlaku apabila penumpang telah memperoleh surat izin dari Garuda.
Ketiga, maskapai akan memberikan sanksi terhadap pelanggaran dua poin tersebut. Namun, tidak ditulis lebih lanjut sanksi yang dimaksud.
Belakangan surat itu direvisi. Kali ini disahkan oleh Direktur Operasi Garuda Indonesia, Capt. Bambang Adisurya Angkasa. Dalam surat bertanggal 16 Juli 2019 itu, Garuda merevisi keputusannya dari "melarang" jadi "mengimbau" penumpang untuk tidak mengambil gambar di dalam pesawat.
Menurut V.P. Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Tbk., M Ikhsan Rosan, surat yang ramai digunjingkan warganet itu adalah edaran internal perusahaan yang belum final. Alias masih setengah matang. Seharusnya belum dikeluarkan ke publik.
“Garuda Indonesia telah menyempurnakan surat edaran dimaksud, yang berisi imbauan agar penumpang menghormati privasi penumpang lain dan awak pesawat yang sedang bertugas,” kata Ikhsan kemarin.
Dia beralasan, imbauan itu untuk memastikan seluruh operasi penerbangan Garuda Indonesia memenuhi aturan dan perundangan – undangan yang berlaku termasuk Undang-Undang (UU) Penerbangan dan UU ITE, dan UU terkait lainnya.
Selain itu, kata Ikhsan, maskapainya ingin menjaga privasi seluruh penumpang dan awak pesawat. Imbauan itu terbit karena laporan, saran dan masukan penumpang yang merasa tidak nyaman dan terganggu dengan adanya pengambilan gambar dan kegiatan dokumentasi tanpa izin sebelumnya dari yang bersangkutan.
“Penumpang tetap dapat melakukan pengambilan gambar untuk kepentingan pribadi misalnya melakukan swaphoto selama tidak mengganggu kenyamanan atau merugikan penumpang lain,” terangnya.
Di sisi lain, pengamat penerbangan Gatot Raharjo mengatakan, himbauan untuk tidak berfoto di dalam pesawat bukanlah hal urgent yang harus dilakukan perusahaan sebesar Garuda.
"Harusnya malah bisa dipakai sebagai promosi dan instrospeksi kalau ada kekurangan pelayanan. Semacam kritik yang membangun," kata Gatot kemarin.
Gatot menilai, sebagai maskapai terbaik di dunia versi Skytrax, harusnya membiarkan saja pelayanan mereka diketahui publik. Karena sebagai maskapai full service sejatinya mengedepankan layanan setelah keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Kalau ada yang kritik, ya tinggal diperbaiki saja, toh setiap hari mereka harus melayani penumpang. Dengan perbaikan itu penumpang malah bisa jadi tertarik," jelasnya.
Garuda Indonesia kembali menjadi buah bibir setelah Rius Vernandes, pemilik akun instagram @rius.vernandes mengunggah foto menu kelas bisnis maskapai penerbangan Garuda Indonesia rute Sydney-Denpasar yang hanya berupa tulisan tangan di atas selembar kertas di Insta Story-nya.
"Menu yang dibagiin tadi di Business Class @garuda.indonesia tadi dari Sydney-Denpasar. Menunya masih dalam percetakan Pak," bunyi keterangan foto yang diakhiri emoji tepok jidat, pada Sabtu (16/7) lalu.
Tak hanya itu, Rius juga menjelaskan menu tulis tangan itu di video berdurasi 21 menit 7 detik, yang diunggah ke YouTube. Selain dirinya, selebgram dengan follower 103 ribu lebih itu mengaku juga melihat penumpang lain yang duduk di depannya mendapatkan menu tulisan tangan serupa.
“Jelek tulisannya, kak,” sebut pramugari dalam video ketika Rius hendak mengabadikan kartu menu tersebut.
Dari Insta Story-nya, reviewer pesawat terbang ini sempat berada di ruangan customer service. Dia bilang, pihak Garuda Indonesia meminta maaf.
“Intinya Garuda Indonesia minta maaf soal ini. Aduh asli gue juga enggak marah atau gimana. Gue cuma sedang menjalankan job gue sebagai reviewer pesawat. Share apapun yang terjadi di pesawat, gitu doang,” tulis Rius.
Tidak lama berselang, kemarin vloger ini kembali meng-update perkembangan kasusnya dengan pihak Garuda. Kali ini lebih serius. Ada dua amplop coklat dari pihak kepolisian Resort Bandara Soekarno-Hatta. Ditujukan untuk dia dan kekasihnya, yang juga ikut dalam penerbangan saat itu.
"Guys, gue sama elwi dapat panggilan dari polisi mengenai masalah ini. Kami di laporkan atas dugaan melakukan tindak pidana pencemaran nama baik. Gue yakin kalian tau kalau gue TIDAK ADA maksud sama sekali untuk mencemarkan nama baik siapapun," bunyi paragraf pembuka dari tiga paragraf caption foto yang diunggah ke Instagram.
Kasus terus menggelinding di berbagai platform medsos. Tak terkecuali Twitter. Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep juga mengaku was-was dengan sikap Garuda. Ia lalu membagikan foto keluarga di dalam pesawat Garuda Indonesia yang pernah diunggah ke medsos.
Dalam foto tersebut, tampak dirinya dan Kahiyang Ayu di sebelah kirinya. Sementara di kursi sebelah kanannya, duduk Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi. Namun tidak tampak kakak pertamanya Gibrang Rakabuming.
"Apakah sebentar lagi foto lama kami akan dicekal karena tidak diperbolehkan?," cuit @kaesangp tadi malam.
Cuitan itu langsung di-retweet oleh akun Twitter catering milik Gibran, @Chilli_Pari. "Tolong cekal @IndonesiaGaruda," kicaunya dengan me-mention akun Twitter Garuda Indonesia.
Selain Kaesang, aktor dan produser Ernest Prakasa juga turut berkicau. Kepada 600 ribu followernya, Ernest mengatakan sikap Garuda sudah keterlaluan karena melaporkan dua penumpangnya sendiri ke polisi.Tolong cekal @IndonesiaGaruda https://t.co/BzDPqkNL1g— CHILLI PARI CATERING (@Chilli_Pari) July 16, 2019
"Ini sih @IndonesiaGaruda udah kebangetan. Mentang-mentang yakin penumpangnya ga punya pilihan untum ganti maskapai?," kritik Ernest.
"Yang dilarang sama Garuda itu harusnya mengambil nyawa orang di dalam pesawat," sindir @masaosimanjuntk dengan melampirkan foto Munir, pendiri Imparsial dan aktivis Kontras yang tewas di pesawat terbang ketika bertolak ke Amsterdam, Belanda menggunakan racun arsenik.
Reviewer otomotif Ridwan Hanif yang karib dengan sapaan sultan di akun Twitter @ridwanhr meminta netizen tidak membenci Garuda.
"Semakin meyakinkan masyarakat, bahwa Garuda saat ini berada di manajemen yang salah. Jangan sampai kita membenci Garuda Indonesia karena orang-orang di dalam manajemennya yang bermasalah," imbaunya. "Maklum Sultan, Garuda Lagi Sensi...," timpal @buagoes_co.
Sementara akun @Irenecutemom malah santai menanggapi larangan foto-foto di Garuda. Menurutnya larangan itu bagus, biar tak ada lagi yang bisa pamer naik Garuda.
"Nahlo, pada ga bisa pamer naik Garuda," kelakarnya.