Wamena Fokus Pembenahan di Masa Transisi Darurat
Pemkab Jayawijaya akan menitikberatkan perhatian pada penanganan pengungsi yang sudah kembali ke Wamena, yang sementara ini berada di penampungan Gedung Tongkonan.
Pemkab Jayawijaya akan menitikberatkan perhatian pada penanganan pengungsi yang sudah kembali ke Wamena, yang sementara ini berada di penampungan Gedung Tongkonan.
WAMENA- Ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Wamena memasuki periode transisi darurat setelah 14 hari berstatus tanggap darurat paska kerusuhan akhir 23 September lalu. Periode transisi darurat berlaku selama satu bulan, terhitung 7 Oktober hingga 7 November 2019.
Menurut Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua di Wamena, Jayawijaya, Kamis (10/10) selama masa transisi darurat, pemerintah daerah akan memfokuskan pada pembenahan, seperti rehabilitasi bagian bangunan yang terbakar, baik rumah warga, ruko, serta fasilitas pemerintahan yang rusak.
“Termasuk dapur umum pengungsi di Gedung Ukumiarek Asso yang saat ini sudah tutup untuk status tanggap darurat. Kemudian pokso rersebut akan difokuskan satu bulan ke depan untuk masa transisi darurat,” jelasnya di Posko Dapur Umum Pengungsi yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Wamena
Selain itu, Pemkab Jayawijaya akan menitikberatkan perhatian pada penanganan pengungsi yang sudah kembali ke Wamena, yang sementara ini berada di penampungan Gedung Tongkonan. Data dari resmi Pemkab sebanyak 787 bangunan mengalami rusak dan terbakar terdampak kerusuhan. Untuk mempercepat pemulihan ini, Pemkab akan membangun 100 rumah warga.
“Sisanya akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Sosial dan Pemerintah Provinsi Papua,” ujarnya.
Sementara itu, pemulihan trauma terus dilakukan kepada pelajar di Wamena yang memulai kembali bersekolah. Salah satunya kegiatan pemulihan digelar di SD Yapis Wamena yang terletak di Jalan SD Percobaan Wamena, yang diikuti 165 siswa.
Kegiatan yang dikoordinator oleh para polisi wanita Polda Papua dan relawan diisi berbagai aktivitas permainan dan bernyanyi bersama. Dalam kesempatan itu, para Polwan dan relawan membagikan perlengkapan alat tulis kepada siswa di sekolah itu.
"Pendidikan merupakan sektor penting untuk menyiapkan anak-anak Papua dalam membangun daerahnya. OLeh karennya, saya berterima kasih kepada Polda Papua dan relawan yang membimbing mental siswa-siswi kami agak dapat pulih dati trauma dan tidak merasa takut," ujar Kepala Sekolah SD Yapis Wamena, Samsul Muarif.
Foto: Istimewa |
WAMENA- Ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Wamena memasuki periode transisi darurat setelah 14 hari berstatus tanggap darurat paska kerusuhan akhir 23 September lalu. Periode transisi darurat berlaku selama satu bulan, terhitung 7 Oktober hingga 7 November 2019.
Menurut Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua di Wamena, Jayawijaya, Kamis (10/10) selama masa transisi darurat, pemerintah daerah akan memfokuskan pada pembenahan, seperti rehabilitasi bagian bangunan yang terbakar, baik rumah warga, ruko, serta fasilitas pemerintahan yang rusak.
“Termasuk dapur umum pengungsi di Gedung Ukumiarek Asso yang saat ini sudah tutup untuk status tanggap darurat. Kemudian pokso rersebut akan difokuskan satu bulan ke depan untuk masa transisi darurat,” jelasnya di Posko Dapur Umum Pengungsi yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Wamena
Selain itu, Pemkab Jayawijaya akan menitikberatkan perhatian pada penanganan pengungsi yang sudah kembali ke Wamena, yang sementara ini berada di penampungan Gedung Tongkonan. Data dari resmi Pemkab sebanyak 787 bangunan mengalami rusak dan terbakar terdampak kerusuhan. Untuk mempercepat pemulihan ini, Pemkab akan membangun 100 rumah warga.
“Sisanya akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Sosial dan Pemerintah Provinsi Papua,” ujarnya.
Sementara itu, pemulihan trauma terus dilakukan kepada pelajar di Wamena yang memulai kembali bersekolah. Salah satunya kegiatan pemulihan digelar di SD Yapis Wamena yang terletak di Jalan SD Percobaan Wamena, yang diikuti 165 siswa.
Kegiatan yang dikoordinator oleh para polisi wanita Polda Papua dan relawan diisi berbagai aktivitas permainan dan bernyanyi bersama. Dalam kesempatan itu, para Polwan dan relawan membagikan perlengkapan alat tulis kepada siswa di sekolah itu.
"Pendidikan merupakan sektor penting untuk menyiapkan anak-anak Papua dalam membangun daerahnya. OLeh karennya, saya berterima kasih kepada Polda Papua dan relawan yang membimbing mental siswa-siswi kami agak dapat pulih dati trauma dan tidak merasa takut," ujar Kepala Sekolah SD Yapis Wamena, Samsul Muarif.