Ketemu 4 Mata, Anwar Terus Kejar Mahathir Soal Alih Kekuasaan

Pemimpin PKR itu mengaku diberitahu bahwa masalah transfer kekuasaan harus dilakukan dengan cara yang aman dan tertib. Namun, ia tidak tegas menyebutkan kapan dan akan berapa lama lagi Mahathir berkuasa?
Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim membeberkan pertemuan empat matanya dengan Perdana Menteri, Tun Dr Mahathir Mohamad di Twitter kemarin. Ia masih mengejar kepastian komitmen Mahathir terkait peralihan kekuasan.

  • Presiden PKR Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Foto: Twitter @anwaribrahim.

PUTRAJAYA - Pertemuan itu berlangsung di Yayasan Perdana Menteri, Putrajaya. Anwar datang dengan setelah kemeja putih lengan panjang. Sementara, Mahathir yang menyambutnya tampil dengan baju safari hitam lengan panjang kerah shanghai.

Keduanya duduk saling berhadapan di meja kerjanya sang Perdana Menteri. Dari foto yang beredar, tidak tampak adanya sajian makanan dan minuman dalam pertemuan itu. Hanya buku catatan kecil milik Anwar yang tergeletak dalam posisi terbuka di meja Mahathir.

Pertemuan itu, kata Anwar berlangsung selama 30 menit. Ia menjabarkan pertemuan itu dalam 7 kultwit. Hal yang pertama dibahas adalah tentang masalah suksesi.

"Pertama, pandangan Tun Dr Mahathir dan saya tentang masalah transfer kekuasaan tidak pernah berubah seperti yang disetujui oleh Pakatan Harapan (PH) dan telah dijanjikan berulang kali oleh Perdana Menteri," tulis Anwar di akun Twitternya @anwaribrahim kemarin.

Pemimpin PKR itu mengaku diberitahu bahwa masalah transfer kekuasaan harus dilakukan dengan cara yang aman dan tertib. Namun, ia tidak tegas menyebutkan kapan dan akan berapa lama lagi Mahathir berkuasa? "Dalam jangka waktu yang wajar dan dengan saling pengertian," sebutnya.

"Kami juga tidak setuju jika ada upaya lain yang melanggar perjanjian ini atau menggunakan nama saya dan Perdana Menteri dalam skema lainnya," sambung Anwar.

Sang Perdana menteri, kata Anwar juga mencatat dugaan yang dilakukan oleh anggota kabinet yang menyalahgunakan kekuasaan atau mendapatkan dukungan politik melalui pemberian proyek.

Di luar isu peralihan kekuasaan, Anwar menyebut juga turut membahas persiapan penyelenggaraan KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). "Kami setuju untuk fokus pada pertumbuhan ekonomi," cuit Anwar.

Mahathir juga membenarkan adanya pertemuan dengan Presiden PKR Anwar. Dia bilang, dalam pertemuan itu, dirinya dan Anwar sepakat bahwa seharusnya tidak ada tekanan dari pihak luar dalam hal transisi kekuasaan.

“Dia (Anwar) mengatakan dia mengerti masalah yang dihadapi sekarang. Tidak ada tekanan dari pihak lain untuk mengajukan proposal termasuk tanggal transfer kekuasaan,” kata PM berusia 94 tahun ini seperti dilansir laman Astro Awani kemarin.

Sebelumnya, dalam sebuah dialog dengan lembaga Dewan Urusan Luar Negeri atau Council on Foreign Relations, salah satu lembaga pemikir di New York, Dr M, panggilan akrabnya juga mengaku hanya akan menjabat sebagai Perdana Menteri maksimal 3 tahun.

“Saya berjanji akan turun sebelum pemilu berikutnya dan memberi kesempatan kepada kandidat lain. Jadi saya mungkin punya waktu paling banyak tiga tahun," kata Mahathir seperti dilansir Channel News Asia pada 27 September 2019 lalu.

Pemimpin koalisi partai politik bernama Pakatan Harapan, yang memenangkan pemilu pada 2018 lalu itu beralasan masih ada beberapa target yang harus diselesaikan sebelumnya menyudahi jabatannya.

Mahathir juga sudah memastikan bahwa pengganti dirinya sebagai Perdana Menteri adalah Anwar. Bukan Datuk Seri Mohamed Azmin Ali yang saat ini menjabat sebagai menteri perekonomian.

Azmin Ali, politisi yang separtai dengan Anwar, yakni PKR juga sempat digadang-gadang bakal menjadi calon kuat pengganti Mahathir.