Bungkus 15 Ribu Boks Dalam 2 Jam, Jambore Relawan Sosial Pecahkan Rekor MURI
Bakti Sosial dan Jambore berlangsung 17--20 Desember diikuti relawan dari unsur Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pelopor Perdamaian, Kampung Siaga Bencana (KSB), dan SDM Program Keluarga Harapan (PKH) dari 13 kabupaten/kota se-Provinsi Kalsel. Hadir pula peserta undangan dari provinsi lain yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menariknya, seluruh menu disajikan dalam wadah yang bisa dipakai ulang yakni besek.
BANJARBARU, Bagus - Sebanyak 1.500 Relawan Sosial dengan latar belakang suku, budaya, dan agama yang berbeda bersatu padu mengolah, memasak, dan menyiapkan menu sarapan sebanyak 15 ribu boks nasi serta lauk pauk. Itu dilakukan dalam rangka Bakti Sosial dan Jambore Relawan Sosial di Kebun Raya Banua, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
"Suasana pagi ini Kebun Raya Banua, sungguh luar biasa. Seluruh relawan bahu-membahu bekerja sama menyiapkan menu makanan. Memasak dan menyiapkan makanan untuk penyintas di lokasi bencana merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki relawan sosial khususnya TAGANA. Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka dalam mengelola dapur umum secara cepat, higienis dan profesional," kata Menteri Sosial Juliari P. Batubara melalui Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat di lokasi Jambore, Jumat (20/12).
Dikatakan Dirjen, Bakti Sosial dan Jambore diselenggarakan untuk menyambut dan memeriahkan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019 yang jatuh pada 20 Desember 2019. Kegiatan memasak 15 ribu boks nasi dan lauk pauk ini dilombakan antar peserta sehingga semakin menambah semarak dan kemeriahan acara.
Teknisnya, peserta Jambore dibagi per kelompok. Satu kelompok adalah satu kabupaten dan mendapat tugas menyiapkan 1.000 nasi boks dengan menu per kelompok berbeda-beda. Misalnya nasi kuning, nasi putih, telur ayam rebus bumbu merah, tumisan sayur dan tahu, ikan cakalang, ayam goreng, dan lainnya Semua menu disiapkan dari start jam 07.00 hingga 09.00 WITA.
Juri lomba adalah dari Kementerian Sosial, MURI, Dinas Sosial Provinsi, dan juga dari mitra kerja bidang kebencanaan. Kriteria pemenang meliputi manajemen dapur umum lapangan, hasil karya menu yang disajikan, kebersihan, kerapihan dapur umum, dan tampilan penyajian.
"Menariknya, dari seluruh menu yang disajikan dalam wadah yang bisa dipakai ulang yakni besek. Ini juga merupakan salah satu tradisi dan kearifan lokal yang harus terus dilestarikan. Bahkan bagian dari gerakan Relawan Sosial Go Green dengan tidak menggunakan bungkus sekali pakai seperti styrofoam yang tidak ramah lingkungan," tutur Dirjen.
Bakti Sosial dan Jambore berlangsung 17--20 Desember diikuti relawan dari unsur Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pelopor Perdamaian, Kampung Siaga Bencana (KSB), dan SDM Program Keluarga Harapan (PKH) dari 13 kabupaten/kota se-Provinsi Kalsel. Hadir pula peserta undangan dari provinsi lain yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selama empat hari mereka melakukan beragam aktivitas sosial seperti Tagana Masuk Sekolah (TMS), Penanaman 15 ribu Bibit Pohon di kawasan Kebun Raya Banua, Prosesi Santiaji untuk mengukuhkan semangat kerelawaan sosial, serta Penguatan Kapasitas Dapur Umum Lapangan melalui Pemecahan Rekor MURI memasak 15 ribu boks nasi dan lauk pauk dalam waktu 120 menit, dll.
TMS memberikan edukasi kepada pelajar SD hingga SMA dan sederajat di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Mereka diajak untuk mengambil sikap tanggap darurat terhadap kebencanaan sejak dini. Total sebanyak 246 sekolah didatangi oleh para relawan.
Sementara penanaman pohon dilakukan bersama Menteri Sosial Juliari Batubara pada Kamis (19/12) bersama seluruh peserta Jambore. Bibit pohon yang ditanam adalah Pohon Kayu Ulin, Pohon Kayu Meranti, Pohon Buah Kasturi, Pohon Kayu Belangiran, Pohon Kayu Sungkai, dll. Seluruh bibit pohon ditanam di area seluas 3 hektare di Kebun Raya Banua.
"Dipilihnya Tanah Banua ini adalah tanah yang penuh toleransi dan nilai-nilai kemanusiaan, dengan mengambil tema “Relawan Sosial Bergerak (Berjuang Gelorakan Rakyat)," kata Dirjen.
Tema tersebut, lanjutnya, memberikan pesan penting bahwa kita lahir untuk saling memberi, menolong dan membantu sesama tanpa ada rasa pamrih, dengan semangat gotong royong dari seluruh masyarakat yang selama ini termakna dalam Dasar Negara Pancasila.
“Relawan Sosial merupakan garda terdepan Kemensos dalam penanganan bencana di Indonesia. Melalui Bakti Sosial dan Jambore Relawan Sosial ini Kementerian Sosial mengajak mereka sebagai mitra kerja untuk pemperkuat sinergi dalam penanggulangan bencana,” ujar Dirjen.
Ia pun menyampaikan pesan Menteri Sosial kepada para relawan untuk menjaga kedisiplinan dan kekompakan agar mampu mewujudkan pelayanan yang cepat dan tepat sasaran.
Dalam kesempatan tersebut Harry juga menyampaikan bahwa Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengapresiasi pengabdian Relawan Sosial dalam tugas kemanusiaan yang telah dilakukan selama ini, serta apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan atas terlaksananya Bakti Sosial dan dan Jambore Relawan Sosial se-Provinsi Kalimantan Selatan yang baru pertama kali dilaksanakan di jajaran Dinas Sosial di Indonesia. (*)
|
BANJARBARU, Bagus - Sebanyak 1.500 Relawan Sosial dengan latar belakang suku, budaya, dan agama yang berbeda bersatu padu mengolah, memasak, dan menyiapkan menu sarapan sebanyak 15 ribu boks nasi serta lauk pauk. Itu dilakukan dalam rangka Bakti Sosial dan Jambore Relawan Sosial di Kebun Raya Banua, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
"Suasana pagi ini Kebun Raya Banua, sungguh luar biasa. Seluruh relawan bahu-membahu bekerja sama menyiapkan menu makanan. Memasak dan menyiapkan makanan untuk penyintas di lokasi bencana merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki relawan sosial khususnya TAGANA. Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka dalam mengelola dapur umum secara cepat, higienis dan profesional," kata Menteri Sosial Juliari P. Batubara melalui Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat di lokasi Jambore, Jumat (20/12).
Dikatakan Dirjen, Bakti Sosial dan Jambore diselenggarakan untuk menyambut dan memeriahkan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019 yang jatuh pada 20 Desember 2019. Kegiatan memasak 15 ribu boks nasi dan lauk pauk ini dilombakan antar peserta sehingga semakin menambah semarak dan kemeriahan acara.
Teknisnya, peserta Jambore dibagi per kelompok. Satu kelompok adalah satu kabupaten dan mendapat tugas menyiapkan 1.000 nasi boks dengan menu per kelompok berbeda-beda. Misalnya nasi kuning, nasi putih, telur ayam rebus bumbu merah, tumisan sayur dan tahu, ikan cakalang, ayam goreng, dan lainnya Semua menu disiapkan dari start jam 07.00 hingga 09.00 WITA.
Rekor MURI |
Juri lomba adalah dari Kementerian Sosial, MURI, Dinas Sosial Provinsi, dan juga dari mitra kerja bidang kebencanaan. Kriteria pemenang meliputi manajemen dapur umum lapangan, hasil karya menu yang disajikan, kebersihan, kerapihan dapur umum, dan tampilan penyajian.
"Menariknya, dari seluruh menu yang disajikan dalam wadah yang bisa dipakai ulang yakni besek. Ini juga merupakan salah satu tradisi dan kearifan lokal yang harus terus dilestarikan. Bahkan bagian dari gerakan Relawan Sosial Go Green dengan tidak menggunakan bungkus sekali pakai seperti styrofoam yang tidak ramah lingkungan," tutur Dirjen.
Bakti Sosial dan Jambore berlangsung 17--20 Desember diikuti relawan dari unsur Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pelopor Perdamaian, Kampung Siaga Bencana (KSB), dan SDM Program Keluarga Harapan (PKH) dari 13 kabupaten/kota se-Provinsi Kalsel. Hadir pula peserta undangan dari provinsi lain yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selama empat hari mereka melakukan beragam aktivitas sosial seperti Tagana Masuk Sekolah (TMS), Penanaman 15 ribu Bibit Pohon di kawasan Kebun Raya Banua, Prosesi Santiaji untuk mengukuhkan semangat kerelawaan sosial, serta Penguatan Kapasitas Dapur Umum Lapangan melalui Pemecahan Rekor MURI memasak 15 ribu boks nasi dan lauk pauk dalam waktu 120 menit, dll.
TMS memberikan edukasi kepada pelajar SD hingga SMA dan sederajat di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Mereka diajak untuk mengambil sikap tanggap darurat terhadap kebencanaan sejak dini. Total sebanyak 246 sekolah didatangi oleh para relawan.
Sementara penanaman pohon dilakukan bersama Menteri Sosial Juliari Batubara pada Kamis (19/12) bersama seluruh peserta Jambore. Bibit pohon yang ditanam adalah Pohon Kayu Ulin, Pohon Kayu Meranti, Pohon Buah Kasturi, Pohon Kayu Belangiran, Pohon Kayu Sungkai, dll. Seluruh bibit pohon ditanam di area seluas 3 hektare di Kebun Raya Banua.
"Dipilihnya Tanah Banua ini adalah tanah yang penuh toleransi dan nilai-nilai kemanusiaan, dengan mengambil tema “Relawan Sosial Bergerak (Berjuang Gelorakan Rakyat)," kata Dirjen.
Tema tersebut, lanjutnya, memberikan pesan penting bahwa kita lahir untuk saling memberi, menolong dan membantu sesama tanpa ada rasa pamrih, dengan semangat gotong royong dari seluruh masyarakat yang selama ini termakna dalam Dasar Negara Pancasila.
“Relawan Sosial merupakan garda terdepan Kemensos dalam penanganan bencana di Indonesia. Melalui Bakti Sosial dan Jambore Relawan Sosial ini Kementerian Sosial mengajak mereka sebagai mitra kerja untuk pemperkuat sinergi dalam penanggulangan bencana,” ujar Dirjen.
Ia pun menyampaikan pesan Menteri Sosial kepada para relawan untuk menjaga kedisiplinan dan kekompakan agar mampu mewujudkan pelayanan yang cepat dan tepat sasaran.
Dalam kesempatan tersebut Harry juga menyampaikan bahwa Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengapresiasi pengabdian Relawan Sosial dalam tugas kemanusiaan yang telah dilakukan selama ini, serta apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan atas terlaksananya Bakti Sosial dan dan Jambore Relawan Sosial se-Provinsi Kalimantan Selatan yang baru pertama kali dilaksanakan di jajaran Dinas Sosial di Indonesia. (*)